Liwa, Lampung Barat (ANTARA News) - Dinas Perkebunan Provinsi Lampung akan mengembangkan budidaya kopi luwak (musang) yakni biji kopi hasil permentasi dari perut binatang tersebut.

"Lokasi untuk budidaya kopi itu direncanakan di Lampung Barat," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Edi Yanto, saat mendampingi anggota Komisi II DPRD Lampung, mengunjungi Pusat Penyuluhan dan Pengembangan Kopi (P3K) AEKI Lampung, di Liwa, Rabu.

Ia menyebutkan, kopi luwak selain memiliki citarasa yang unik juga harga di pasaran cukup mahal. Kopi hasil permentasi itu sangat istimewa karena kekhasan proses, kelangkaan dan citarasa yang unik yang tidak ditemui dalam kopi jenis lainnya.

Kopi luwak menurut dia, memiliki rasa seimbang, antara manis, pahit dan asam, terasa lebih lama (after taste).

Selain itu kandungan protein yang rendah pada kopi luwak menghasilkan citarasa yang superior. Itu terjadi karena saat proses pencernaan di perut luwak, protein tercerna dan keluar dari biji kopi.

"Jenis kopi robusta yang ada di daerah itu akan dijadikan makanan luwak," katanya.

Menurut dia, pihaknya akan menyiapkan sebanyak 40 ekor luwak untuk dipelihara di perkebunan kopi di Lampung Barat.

Pemeliharaan musang (luwak) juga memerlukan perhatian yang cukup ekstra yakni dengan memberikan makanan berupa ayam dan buah pepaya setiap hari.

Menurut Edi, dana yang dibutuhkan untuk budidaya kopi luwak sebanyak Rp307 juta yang berasal dari APBD Lampung 2010.

Sebelum melakukan pengembangan budidaya kopi luwak kata dia pihaknya akan melakukan studi banding ke tempat budidaya kopi luwak yang ada seperti di PTPN XII.

"Harga kopi luwak di pasaran mencapai di atas Rp3 juta/kilogram, bahkan di Singapura harga secangkir kopi luwak Rp500 ribu," kata Edi.

Sementara itu, rombongan Komisi II DPRD Lampung, Junaidi Auli (ketua Komisi II/PKS), Sekretaris Komisi II Wardiati (PKPB), Riswansyah Djahri (Hanura), Palgunadi (PDIP), Nursalim (PKS), Nurzaini (PKB), Doni Irawan (PAN), Tulus Purnomo (PDIP), dan Sugiyarto (Demokrat).

Mereka juga mengunjungi budidya kopi luwak jenis robusta di Lampung Barat.

Provinsi Lampung sendiri merupakan penghasil terbesar kopi robusta di Tanah Air dengan rata-rata produksi sekitar 150.000 ton/tahun, dengan luas areal sekitar 163.000 hektare dan petani yang bekerja di sektor itu sebanyak 230 ribu kepala kelauarga. (A054/K004)