Belanja negara hingga Oktober 2020 tumbuh 13,6 persen
23 November 2020 18:24 WIB
Tangkapan layar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ketika memaparkan realisasi APBN edisi November 2020 secara virtual di Jakarta, Senin (23/11/2020). ANTARA/Dewa Wiguna.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan belanja negara hingga 31 Oktober 2020 tumbuh 13,6 persen (yoy) yaitu sebesar Rp2.041,8 triliun dari Rp1.797,7 triliun pada periode sama tahun lalu.
Sri Mulyani mengatakan realisasi Rp2.041,8 triliun tersebut merupakan 74,5 persen dari target perubahan APBN dalam Perpres 72/2020 yaitu Rp2.739,2 triliun.
“Peranan APBN untuk melakukan countercyclical sudah terjadi terutama di kuartal ketiga,” katanya dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Senin.
Realisasi belanja Rp2.041,8 triliun berasal dari belanja pemerintah pusat Rp1.343,8 triliun atau 68 persen dari target sebesar Rp1.975,2 triliun dengan rincian belanja K/L Rp725,7 triliun dan belanja non K/L terealisasi Rp618,2 triliun.
Belanja K/L itu telah mencapai 86,8 persen dari target dalam Perpres 72/2020 sebesar Rp836,4 triliun, sedangkan realisasi belanja non K/L merupakan 54,3 persen dari target yaitu Rp1.138,9 triliun.
Untuk belanja K/L meliputi belanja pegawai Rp201,1 triliun atau 78,4 persen dari target dalam Perpres 72/2020 Rp256,6 triliun dan terkontraksi 1,7 persen (yoy).
Kemudian belanja barang Rp264 triliun atau 97,2 persen dari target dalam Perpres 72/2020 Rp271,7 triliun dan mampu tumbuh hingga 11,7 persen (yoy) yang dipengaruhi oleh pelaksanaan program PEN dalam rangka penanganan COVID-19.
Kemudian untuk belanja modal terealisasi Rp89,7 triliun atau terkontraksi 11 persen karena adanya kebijakan refocusing dan restrukturisasi proyek dalam rangka penanganan COVID-19 serta pembatasan sosial.
Untuk belanja bantuan sosial terealisasi Rp170,9 triliun atau 100,1 persen dari target dalam Perpres 72/2020 Rp170,7 triliun dan mampu tumbuh hingga 86,3 persen karena didorong oleh realisasi PEN yaitu bidang kesehatan, perlindungan sosial, subsidi upah, dan bantuan mikro.
Sementara untuk belanja non K/L terealisasi Rp618,2 triliun atau meningkat 26,8 persen dibanding periode sama tahun lalu yang Rp487,5 triliun.
Selanjutnya, belanja negara juga ditunjang oleh realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yaitu Rp698 triliun atau 91,4 persen dari target dalam Perpres 72/2020 mencapai Rp763,9 triliun.
Realisasi TKDD tersebut terdiri dari transfer ke daerah yang mencapai Rp637,5 triliun dan Dana Desa sebesar Rp60,5 triliun.
Baca juga: Sri Mulyani sebut target penerimaan perpajakan berpotensi tak tercapai
Baca juga: Belanja negara hingga September 2020 tumbuh 15,5 persen
Baca juga: Sri Mulyani sebut peningkatan belanja negara momentum dongkrak ekonomi
Sri Mulyani mengatakan realisasi Rp2.041,8 triliun tersebut merupakan 74,5 persen dari target perubahan APBN dalam Perpres 72/2020 yaitu Rp2.739,2 triliun.
“Peranan APBN untuk melakukan countercyclical sudah terjadi terutama di kuartal ketiga,” katanya dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Senin.
Realisasi belanja Rp2.041,8 triliun berasal dari belanja pemerintah pusat Rp1.343,8 triliun atau 68 persen dari target sebesar Rp1.975,2 triliun dengan rincian belanja K/L Rp725,7 triliun dan belanja non K/L terealisasi Rp618,2 triliun.
Belanja K/L itu telah mencapai 86,8 persen dari target dalam Perpres 72/2020 sebesar Rp836,4 triliun, sedangkan realisasi belanja non K/L merupakan 54,3 persen dari target yaitu Rp1.138,9 triliun.
Untuk belanja K/L meliputi belanja pegawai Rp201,1 triliun atau 78,4 persen dari target dalam Perpres 72/2020 Rp256,6 triliun dan terkontraksi 1,7 persen (yoy).
Kemudian belanja barang Rp264 triliun atau 97,2 persen dari target dalam Perpres 72/2020 Rp271,7 triliun dan mampu tumbuh hingga 11,7 persen (yoy) yang dipengaruhi oleh pelaksanaan program PEN dalam rangka penanganan COVID-19.
Kemudian untuk belanja modal terealisasi Rp89,7 triliun atau terkontraksi 11 persen karena adanya kebijakan refocusing dan restrukturisasi proyek dalam rangka penanganan COVID-19 serta pembatasan sosial.
Untuk belanja bantuan sosial terealisasi Rp170,9 triliun atau 100,1 persen dari target dalam Perpres 72/2020 Rp170,7 triliun dan mampu tumbuh hingga 86,3 persen karena didorong oleh realisasi PEN yaitu bidang kesehatan, perlindungan sosial, subsidi upah, dan bantuan mikro.
Sementara untuk belanja non K/L terealisasi Rp618,2 triliun atau meningkat 26,8 persen dibanding periode sama tahun lalu yang Rp487,5 triliun.
Selanjutnya, belanja negara juga ditunjang oleh realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yaitu Rp698 triliun atau 91,4 persen dari target dalam Perpres 72/2020 mencapai Rp763,9 triliun.
Realisasi TKDD tersebut terdiri dari transfer ke daerah yang mencapai Rp637,5 triliun dan Dana Desa sebesar Rp60,5 triliun.
Baca juga: Sri Mulyani sebut target penerimaan perpajakan berpotensi tak tercapai
Baca juga: Belanja negara hingga September 2020 tumbuh 15,5 persen
Baca juga: Sri Mulyani sebut peningkatan belanja negara momentum dongkrak ekonomi
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: