Jakarta (ANTARA) - Produsen pipa plastik asal Belanda, Wavin BV akan membangun pabrik senilai 125 juta dolar AS atau Rp1,7 triliun di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.

Komitmen tersebut disampaikan dalam pertemuan Wavin dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di Den Haag, Kamis (19/11).

"Kami menawarkan Wavin bisa membangun pabriknya di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang. KIT Batang menawarkan harga tanah yang sangat kompetitif, fasilitas dan infrastruktur juga sangat memadai," kata Bahlil kepada Presiden APAC Wavin Group Freek Crump dan penanggung jawab Wavin wilayah Asia Pasifik Johanes Dress.

Bahlil dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, menyebutkan rencananya Wavin akan berinvestasi di Indonesia sampai 125 juta dolar AS atau Rp1,7 triliun di Indonesia dengan target produksi pada tahun 2022. Pabrik baru tersebut diharapkan dapat menyerap sebanyak 400-500 tenaga kerja secara langsung.

Menurut Bahlil, dengan masifnya pembangunan infrastruktur di Indonesia, Wavin dapat berperan sebagai pemasok kebutuhan pipa dan dapat memenuhi kebutuhan pipa nasional.

Di sisi lain, dengan adanya kebijakan pemerintah memperketat impor untuk kebutuhan material pembangunan infrastruktur, Wavin telah mengambil langkah yang tepat dengan rencana pembangunan pabriknya di Indonesia.

Produsen pipa itu berencana untuk membangun pabriknya di salah satu lokasi di Pulau Jawa. Namun, berdasarkan kalkulasi logistik dan transportasi, wilayah tersebut kurang efisien. Sementara itu KIT Batang dinilai siap menyediakan lahan seluas 20 hektare untuk dijadikan lokasi investasi.

"Bila anda memasok bahan baku dari Cilegon, Banten, maka Batang bisa dijangkau dengan transportasi kereta api, karena di Batang sudah tersedia jalur stasiun kereta sehingga akan menunjang biaya logistik yang lebih murah," imbuh Bahlil.

Wavin merupakan produsen pipa plastik dunia berbasis di Zwolle, Belanda, dan telah berdiri sejak 1955. Perusahaan tersebut mampu mengembangkan berbagai produk pipa yang ramah lingkungan untuk kepentingan fasilitas drainase dan suplai air.

Kendati telah beroperasi di 25 negara di Asia, Australia, Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Amerika Utara, perusahaan itu terus berupaya memperkuat kehadirannya di pasar Asia Pasifik. Indonesia jadi pilihan Wavin untuk dijadikan hub di Asia Pasifik.

Sebelumnya, Wavin sudah bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk memproduksi pipa plastik dengan merek Wavin, namun kerja sama itu telah berakhir dua tahun lalu.

"Namun Wavin ingin hadir secara independen dengan entitas baru, yaitu proyek diversifikasi pertama Wavin di Indonesia," jelas Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman.

Baca juga: Perusahaan rempah Belanda akan kembangkan industri pala di Papua Barat
Baca juga: Produsen Susu Bendera akan tambah investasi Rp4 triliun mulai 2021
Baca juga: Sosialisasikan UU Cipta Kerja, Bahlil temui investor global Belanda