LPPM Unhas tetapkan empat pulau di Pangkep menjadi pulau binaan
22 November 2020 19:59 WIB
Dosen dan mahasiswa Unhas melaksanakan Program Bina Pulau yang digagas LP3K LPPM Unhas, yakni melakukan aksi bersih sampah plastik di pulau bersama warga pulau. (FOTO ANTARA/HO-Humas Unhas)
Makassar (ANTARA) - Pusat Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Laut, Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3K - LPPM) Universitas Hassanudin (Unhas) menetapkan empat pulau dalam satu desa di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) Sulawesi Selatan sebagai pulau binaan atau daerah dampingan.
"Empat pulau yang akan menjadi wahana pengabdian LP3K-LPPM Unhas itu yakni Pulau Salebbo, Samatellu Lompo, Samatellu, dan Samatellu Pedda," kata Sekretaris LP3K LPPM Unhas Dr Nurjannah Nurdin di Makassar, Minggu
Ia menjelaskan kunjungan pertama telah dilaksanakan di Pulau Salebbo dengan beberapa kegiatan atas permintaan masyarakat yang disampaikan melalui Kepala Desa setempat Nursyam.
Disebutkan bahwa LP3K secara rutin akan mengadakan pembinaan secara langsung pada masyarakat pulau dalam berbagai aspek.
Kegiatan pertama meliputi aksi bersih sampah plastik di pulau bersama warga pulau.
Kedua, edukasi penggunaan teknologi GPS dan "fish finder bagi" nelayan untuk memudahkan nelayan mencapai target penangkapan, memyimpan, merekam lokasi penangkapan.
“Lalu yang ketiga adalah edukasi teknik penyelaman yang aman. Ini disampaikan dalam bentuk teori dan praktik penyelaman,” ujarnya.
Menurut dia aksi perdana bina pulau ini dikuti oleh beberapa dosen dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan serta Fakultas Sosial dan Politik Unhas, instruktur selam dari POPSA, MSDC, dan mahasiswa.
Rencana berikutnya, kata dia, pihaknya akan menggalang alumni untuk bersama sama secara langsung atau tidak langsung berpartisipasi dalam Program Bina Pulau ini
“Sangat besar peluang untuk bersama masyarakat setempat membangun pulau mereka, sementara kita semua bisa berkontribusi sesuai sumber daya, kompetensi dan jejaring yang ada,” demikian Nurjannah.
Baca juga: Geopark Maros Pangkep diusulkan gabung dengan global geopark UNESCO
Baca juga: Pemerintah diminta turun tangan cegah kerusakan Spermonde
Baca juga: Nikmati listrik EBT, bukti kemerdekaan di Pulau Saugi Pangkep
Baca juga: Gubernur: Geopark Maros Pangkep penuhi standar destinasi wisata UNESCO
"Empat pulau yang akan menjadi wahana pengabdian LP3K-LPPM Unhas itu yakni Pulau Salebbo, Samatellu Lompo, Samatellu, dan Samatellu Pedda," kata Sekretaris LP3K LPPM Unhas Dr Nurjannah Nurdin di Makassar, Minggu
Ia menjelaskan kunjungan pertama telah dilaksanakan di Pulau Salebbo dengan beberapa kegiatan atas permintaan masyarakat yang disampaikan melalui Kepala Desa setempat Nursyam.
Disebutkan bahwa LP3K secara rutin akan mengadakan pembinaan secara langsung pada masyarakat pulau dalam berbagai aspek.
Kegiatan pertama meliputi aksi bersih sampah plastik di pulau bersama warga pulau.
Kedua, edukasi penggunaan teknologi GPS dan "fish finder bagi" nelayan untuk memudahkan nelayan mencapai target penangkapan, memyimpan, merekam lokasi penangkapan.
“Lalu yang ketiga adalah edukasi teknik penyelaman yang aman. Ini disampaikan dalam bentuk teori dan praktik penyelaman,” ujarnya.
Menurut dia aksi perdana bina pulau ini dikuti oleh beberapa dosen dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan serta Fakultas Sosial dan Politik Unhas, instruktur selam dari POPSA, MSDC, dan mahasiswa.
Rencana berikutnya, kata dia, pihaknya akan menggalang alumni untuk bersama sama secara langsung atau tidak langsung berpartisipasi dalam Program Bina Pulau ini
“Sangat besar peluang untuk bersama masyarakat setempat membangun pulau mereka, sementara kita semua bisa berkontribusi sesuai sumber daya, kompetensi dan jejaring yang ada,” demikian Nurjannah.
Baca juga: Geopark Maros Pangkep diusulkan gabung dengan global geopark UNESCO
Baca juga: Pemerintah diminta turun tangan cegah kerusakan Spermonde
Baca juga: Nikmati listrik EBT, bukti kemerdekaan di Pulau Saugi Pangkep
Baca juga: Gubernur: Geopark Maros Pangkep penuhi standar destinasi wisata UNESCO
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: