Pemprov Jabar siap pertahankan status UNESCO untuk Geopark Ciletuh
22 November 2020 15:36 WIB
Wisatawan melintas di Puncak Darma kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (9/5). Badan Kebudayaan PBB Unesco mengesahkan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu sebagai satu dari 12 geopark di dunia atau Unesco Global Geopark mulai 12 April 2018 dan sertifikatnya akan diserahkan pada September 2018. ANTARA JABAR/Aditya Pradana Putra.
Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menyatakan siap mempertahankan status UNESCO Global Geopark (UGGp) untuk Geopark Ciletuh-Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi karena status yang diberikan oleh Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) tersebut akan divalidasi kembali.
"Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh pihak pengelola untuk mempertahankan status tersebut. Dan kami siap mempertahankan status dari UNESCO untuk Geopark Ciletuh," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik, Ahad.
Ia mengatakan Ciletuh-Palabuhanratu sudah menyandang (UGGp) hampir lima tahun dam berdasarkan aturan, status itu pada tahun 2021 UNESCO akan melakukan asesmen revalidasi terhadap Geopark Ciletuh.
"Jadi revalidasi ini memang rutin. Lalu tujuannya untuk menilai kelayakan Ciletuh-Palabuhanratu tetap menyandang status sebagai UGGp,” kata dia.
Baca juga: Upaya tarik wisatawan, Sukabumi kembangkan destinasi wisata Paralayang
Baca juga: Petugas cegah ribuan wisatawan masuk objek wisata Geopark Ciletuh
Menuru Dedi, ada 13 rekomendasi yang harus dikerjakan oleh pengelola Geopark Ciletuh-Palabuhanratu sebagai penambah nilai agar status UGGp tersebut tetap bisa dipertahankan (green card).
"Dan salah satunya adalah penyelenggaraan berbagai even untuk meningkatkan kunjungan di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu," kata dia.
Hal ini yang menjadi alasan pada Sabtu, 21 November 2020 dilaksanakan Exhibition Ciletuh Geopark Run yang terselenggara atas kerjasama Kemenparekraf, Disparbud Jabar, Dispar Sukabumi, dan Badan Pengelola CPUGGp.
Kegiatan tersebut merupakan pre-even Geopark Run Series yang rencana akan dilaksanakan Juli tahun depan.
Agenda eksibisi kali ini diikuti 9 pelari ultra (ultra runner) dan komunitas pelari Sukabumi yang bergabung berlari sepanjang 50 kilometer. Rute yang akan mereka lalui antara lain Simpang Loji-Puncak Dini-Puncak Darma-dan Curug Cimarinjung.
Selain itu, pihaknya pun berencana menggelar kompetisi berselancar bertajuk Surf Fest Pro yang berlokasi di Pantai Cimaja Palabuhanratu. Ada 64 peselancar dari dalam dan luar negeri.
“Acara ini digelar untuk mempromosikan Cimaja sebagai destinasi wisata selancar pilihan untuk peselancar pemula hingga profesional, sekaligus destinasi yang cocok untuk penyelenggaraan lomba selancar tingkat nasional maupun internasional,” ujar dia.
Kegiatan, kata dia, diharapkan bisa menciptakan berefek domino dalam perkembangan destinasi wisata dan ekonomi masyarakat sekitar, termasuk mengenalkan olahraga selancar secara profesional.
“Dan tentu dalam acara kami menyesuaikan dengan kondisi pandemi. Semua protokol kesehatan akan menjadi fokus dan akan dijalankan dengan maksimal,” kata Dedi.*
Baca juga: Akses ke Geopark Ciletuh Palabuhan Ratu dikepung banjir dan longsor
Baca juga: Cepat dongkrak ekonomi warga, pariwisata jadi andalan Sukabumi
"Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh pihak pengelola untuk mempertahankan status tersebut. Dan kami siap mempertahankan status dari UNESCO untuk Geopark Ciletuh," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik, Ahad.
Ia mengatakan Ciletuh-Palabuhanratu sudah menyandang (UGGp) hampir lima tahun dam berdasarkan aturan, status itu pada tahun 2021 UNESCO akan melakukan asesmen revalidasi terhadap Geopark Ciletuh.
"Jadi revalidasi ini memang rutin. Lalu tujuannya untuk menilai kelayakan Ciletuh-Palabuhanratu tetap menyandang status sebagai UGGp,” kata dia.
Baca juga: Upaya tarik wisatawan, Sukabumi kembangkan destinasi wisata Paralayang
Baca juga: Petugas cegah ribuan wisatawan masuk objek wisata Geopark Ciletuh
Menuru Dedi, ada 13 rekomendasi yang harus dikerjakan oleh pengelola Geopark Ciletuh-Palabuhanratu sebagai penambah nilai agar status UGGp tersebut tetap bisa dipertahankan (green card).
"Dan salah satunya adalah penyelenggaraan berbagai even untuk meningkatkan kunjungan di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu," kata dia.
Hal ini yang menjadi alasan pada Sabtu, 21 November 2020 dilaksanakan Exhibition Ciletuh Geopark Run yang terselenggara atas kerjasama Kemenparekraf, Disparbud Jabar, Dispar Sukabumi, dan Badan Pengelola CPUGGp.
Kegiatan tersebut merupakan pre-even Geopark Run Series yang rencana akan dilaksanakan Juli tahun depan.
Agenda eksibisi kali ini diikuti 9 pelari ultra (ultra runner) dan komunitas pelari Sukabumi yang bergabung berlari sepanjang 50 kilometer. Rute yang akan mereka lalui antara lain Simpang Loji-Puncak Dini-Puncak Darma-dan Curug Cimarinjung.
Selain itu, pihaknya pun berencana menggelar kompetisi berselancar bertajuk Surf Fest Pro yang berlokasi di Pantai Cimaja Palabuhanratu. Ada 64 peselancar dari dalam dan luar negeri.
“Acara ini digelar untuk mempromosikan Cimaja sebagai destinasi wisata selancar pilihan untuk peselancar pemula hingga profesional, sekaligus destinasi yang cocok untuk penyelenggaraan lomba selancar tingkat nasional maupun internasional,” ujar dia.
Kegiatan, kata dia, diharapkan bisa menciptakan berefek domino dalam perkembangan destinasi wisata dan ekonomi masyarakat sekitar, termasuk mengenalkan olahraga selancar secara profesional.
“Dan tentu dalam acara kami menyesuaikan dengan kondisi pandemi. Semua protokol kesehatan akan menjadi fokus dan akan dijalankan dengan maksimal,” kata Dedi.*
Baca juga: Akses ke Geopark Ciletuh Palabuhan Ratu dikepung banjir dan longsor
Baca juga: Cepat dongkrak ekonomi warga, pariwisata jadi andalan Sukabumi
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: