Jakrta (ANTARA) - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian Eko S Cahyanto menyampaikan kemajuan industri dalam negeri tidak hanya bergantung pada investasi dan teknologi, namun juga Sumber Daya Manusia.
“Industri tidak hanya bergantung pada investasi dan teknologi, tapi kita perlu yang lebih penting daripada itu, yaitu SDM,” kata Eko dalam seminar web bertajuk ‘Membantu Mempercepat Pemulihan Ekonomi dan Industri Nasional’, Jumat.
Untuk itu, Eko menyampaikan bahwa dengan Undang-undang Cipta Kerja, Indonesia diharapkan bisa menciptakan lebih banyak tenaga kerja dengan reskilling dan upskilling yang lebih masif sesuai perkembangan industri.
Dengan demikian, Indonesia bisa memanfaatkan pos-pos pekerjaan yang akan tergantikan dengan pos-pos baru yang dibutuhkan.
“BPSDMI juga fokus bagaimana kita bisa memanfatkan kesempatan ini dengan menyiapkan kebijakan-kebijakan, program-program, agar upaya kita untuk menjadi negara industri yang tangguh itu bisa didukung SDM yang betul-betul siap,” ujar Eko.
Untuk itu, satu dari sekian banyak program yang disiapkan Kemenperin adalah bagaimana Industri 4.0 dapat dimanfaatkan untuk diimplementasikan lebih cepat.
“Kami melalui Industri 4.0, bisa menjadi salah satu instrumen dalam mendukung upaya kita menjadi 10 besar ekonomi terbesar dunia,” ungkap Eko.
Eko mengharapkan, upaya tersebut akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional dan naiknya produktivitas hingga dua kali lipat.
Selain itu, Kemenperin juga mengharapkan mampu menciptakan 20 juta pos pekerjaan baru yang tentunya memerlukan upaya dalam hal reskilling dan upskilling.
“Dan yang lebih besar yang kami harapkan adalah kesejahteraan masyarakat,” pungkas Eko.
Kemenperin: kemajuan industri bergantung pada pengembangan SDM
20 November 2020 18:34 WIB
Ilustrasi - Sejumlah buruh berjalan keluar dari pabrik di Karawang, Jawa Barat, ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/foc/aa.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: