Jakarta (ANTARA) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) akan menyelenggarakan konferensi minyak sawit terbesar Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) untuk pertama kalinya secara virtual pada 2--3 Desember 2020.

Ketua Umum Gapki Joko Supriyono menjelaskan bahwa 16th Indonesian Palm Oil Conference and 2021 Price Outlook yang bertajuk "Palm Oil Industry in the New Normal Economy" ini akan membahas perkembangan industri sawit Indonesia dan global terkini serta menganalisis tren harga minyak sawit ke depan.

Joko menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 yang telah melanda dunia menjadi faktor yang harus dianalisa untuk membuat ramalan (forecasting) tren industri sawit ke depan, mengingat tidak semua negara saat ini mengalami kondisi perekonomian yang sama.

"Beberapa negara telah mengalami 'recovery', tapi negara lain ada juga yang mengalami gelombang ketiga. Artinya tidak mudah untuk membuat 'forecasting' di saat transisi," kata Joko dalam konferensi pers 16th Indonesian Palm Oil Conference and 2021 Price Outlook secara virtual, Jumat.



Baca juga: Gapki: Ekspor CPO dan turunannya naik tiga persen, capai 2,76 juta ton


Ketua Panitia Penyelenggara IPOC Mona Surya menjelaskan bahwa konferensi selama dua hari ini akan membahas rencana pemulihan ekonomi Indonesia secara makro dengan berbagai kebijakan moneter, fiskal, dan kebijakan pengembangan energi terbarukan.

Menurut Mona, dunia industri tentunya sangat terpengaruh oleh setiap kebijakan yang dibuat pemerintah, sehingga pemahaman akan kebijakan-kebijakan baru akan membantu dalam menentukan strategi bisnis perusahaan ke depan.

"Selain itu juga dibahas peluang pasar minyak sawit dunia di beberapa negara tujuan utama ekspor, supply and demand minyak nabati dunia, tren pasar global, dan proyeksi harga minyak sawit untuk tahun berikutnya," kata Mona.

IPOC tahun ini rencananya akan dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI yang sekaligus memberikan pidato kunci. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI juga dijadwalkan memberikan sambutan terkait iklim investasi Indonesia pasca pandemi Covid-19.


Baca juga: Gapki dorong petani terapkan praktek kelapa sawit berkelanjutan


Sudah menjadi tradisi bagi IPOC menghadirkan pembicara-pembicara ahli senior dunia untuk menguak trend harga, seperti Dorab Mistry (Godrej International Ltd), James Fry (LMC International) dan Thomas Mielke (Oil World).

Sebagai informasi, IPOC merupakan wadah para pelaku bisnis dan pemangku kepentingan (stakeholders), pemilik, CEO dan eksekutif, dan para pengambil kebijakan baik tingkat nasional maupun internasional, untuk bersama-sama membahas isu-isu strategis di seputar industri kelapa sawit dari hulu sampai ke hilir.

IPOC juga merupakan media bagi para pelaku usaha untuk memperluas jaringan usahanya baik melalui program sponsorship maupun jaringan komunikasi virtual yang disediakan panitia.

Animo masyarakat baik dari Indonesia maupun luar negeri akan konferensi ini selalu meningkat setiap tahunnya. Tahun lalu, penyelenggaraan konferensi ini dihadiri lebih dari 1.500 peserta dari 25 negara (di luar tamu undangan khusus dan pengunjung).

Tahun ini yang merupakan kali pertama penyelenggaraan secara daring, akan dibatasi maksimum 1.000 peserta yang berasal dari lebih dari 25 negara di dunia. Saat ini kuota tempat duduk telah mencapai hampir 850 peserta, di mana menunjukkan animo masyarakat tetap tinggi.



Baca juga: Gapki paparkan pentingnya kemitraan dongkrak daya saing sawit

Baca juga: Dampak corona, Gapki catat ekspor oleokimia sawit tumbuh signifikan