IDAI beberkan tips 3M dan 3K untuk cegah anak terpapar COVID-19
20 November 2020 15:52 WIB
Dokter Spesialis Anak dr. Yogi Prawira dari IDAI berbicara dalam konferensi pers virtual Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Jakarta, Jumat (20/11/2020). (ANTARA/Katriana)
Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan tips mengenai penerapan 3M dan menghindari 3K untuk mencegah anak terpapar COVID-19.
"Ingat 3M, hindari 3K. Ini harus diulang-ulang setiap hari," kata Dokter Spesialis Anak dr. Yogi Prawira dari IDAI dalam konferensi pers virtual Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa anak adalah peniru ulung. Oleh karena itu, para orang tua dan anggota keluarga lain di rumah harus memberikan contoh melalui praktik penerapan protokol kesehatan sehingga anak dapat mengikutinya.
Penerapan protokol kesehatan yang dimaksud, kata dia, harus disesuaikan caranya sehingga anak tidak enggan untuk melakukannya. Contohnya, orang tua memberikan contoh kepada anak tentang cara mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik.
Praktik mencuci tangan dengan sabun, kata dia, tampaknya sudah mulai jarang dilakukan oleh masyarakat, terlebih oleh anak-anak. Oleh karena itu, Yogi menyarankan kepada para orang tua agar mengajari anak cara mencuci tangan dengan sabun sambil bernyanyi.
Tujuannya mengajari anak mencuci tangan sambil bernyanyi adalah agar anak tidak bosan ketika harus mencuci tangan selama 20 detik.
"Jadi 20 detik itu kira-kira nyanyi panjang umurnya dua kali, diulang. Itu sudah 20 detik," katanya.
Kemudian, selain mencuci tangan dengan sabun, anak-anak juga harus diajari cara menggunakan masker dengan cara yang benar, yaitu dengan menutup bagian hidung dan mulut, dan tidak menyentuh bagian depan masker karena sisi depan adalah sisi yang kotor. Melepasnya pun harus dari bagian samping.
Selanjutnya, protokol yang terakhir adalah dengan menjaga jarak sekitar 1,8 meter. Ketiga protokol tersebut harus dicontohkan secara berulang-ulang, sehingga anak bisa terbiasa dengan praktik tersebut.
Baca juga: Kasus COVID Lampung bertambah 21 diantaranya pasien anak
Sementara itu, selain menerapkan protokol 3M, anak juga perlu diberi pemahaman tentang perlunya menghindari 3K, yaitu untuk tidak menutup ruangan kamar karena virus SARS-CoV-2 akan bertahan lama di dalam ruangan tertutup.
Baca juga: Komnas PA Riau antisipasi kenaikan kasus kekerasaan anak saat pandemi
Berikutnya adalah dengan menghindari kerumunan dan K terakhir adalah dengan menghindari kontak erat.
"Kalau kita berhadap-hadapan dengan jarak kurang dari 1 meter selama lebih dari 15 menit, artinya ada komunikasi intens. Kalau seperti itu, upayakan daring. Kalau mau ketemu hadap-hadapan jangan lama-lama. Usahakan kurang dari 15 menit," demikian kata dr. Yogi Prawira.
#satgascovid19
"Ingat 3M, hindari 3K. Ini harus diulang-ulang setiap hari," kata Dokter Spesialis Anak dr. Yogi Prawira dari IDAI dalam konferensi pers virtual Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa anak adalah peniru ulung. Oleh karena itu, para orang tua dan anggota keluarga lain di rumah harus memberikan contoh melalui praktik penerapan protokol kesehatan sehingga anak dapat mengikutinya.
Penerapan protokol kesehatan yang dimaksud, kata dia, harus disesuaikan caranya sehingga anak tidak enggan untuk melakukannya. Contohnya, orang tua memberikan contoh kepada anak tentang cara mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik.
Praktik mencuci tangan dengan sabun, kata dia, tampaknya sudah mulai jarang dilakukan oleh masyarakat, terlebih oleh anak-anak. Oleh karena itu, Yogi menyarankan kepada para orang tua agar mengajari anak cara mencuci tangan dengan sabun sambil bernyanyi.
Tujuannya mengajari anak mencuci tangan sambil bernyanyi adalah agar anak tidak bosan ketika harus mencuci tangan selama 20 detik.
"Jadi 20 detik itu kira-kira nyanyi panjang umurnya dua kali, diulang. Itu sudah 20 detik," katanya.
Kemudian, selain mencuci tangan dengan sabun, anak-anak juga harus diajari cara menggunakan masker dengan cara yang benar, yaitu dengan menutup bagian hidung dan mulut, dan tidak menyentuh bagian depan masker karena sisi depan adalah sisi yang kotor. Melepasnya pun harus dari bagian samping.
Selanjutnya, protokol yang terakhir adalah dengan menjaga jarak sekitar 1,8 meter. Ketiga protokol tersebut harus dicontohkan secara berulang-ulang, sehingga anak bisa terbiasa dengan praktik tersebut.
Baca juga: Kasus COVID Lampung bertambah 21 diantaranya pasien anak
Sementara itu, selain menerapkan protokol 3M, anak juga perlu diberi pemahaman tentang perlunya menghindari 3K, yaitu untuk tidak menutup ruangan kamar karena virus SARS-CoV-2 akan bertahan lama di dalam ruangan tertutup.
Baca juga: Komnas PA Riau antisipasi kenaikan kasus kekerasaan anak saat pandemi
Berikutnya adalah dengan menghindari kerumunan dan K terakhir adalah dengan menghindari kontak erat.
"Kalau kita berhadap-hadapan dengan jarak kurang dari 1 meter selama lebih dari 15 menit, artinya ada komunikasi intens. Kalau seperti itu, upayakan daring. Kalau mau ketemu hadap-hadapan jangan lama-lama. Usahakan kurang dari 15 menit," demikian kata dr. Yogi Prawira.
#satgascovid19
Pewarta: Katriana
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020
Tags: