New York (ANTARA) - Sekolah umum distrik New York City, yang terbesar di Amerika Serikat, akan menghentikan pembelajaran tatap muka mulai Kamis, demikian diumumkan Wali Kota Bill de Blasio.

Pembatasan besar terbaru itu diterapkan pada saat infeksi COVID-19 di Amerika Serikat memburuk.

Keputusan wali kota diumumkan pada Rabu (18/11) di Twitter ketika jumlah kematian di AS akibat COVID-19 mendekati rekor dunia dengan 250 ribu jiwa.

Pejabat pemerintah puluhan negara bagian AS dalam beberapa hari terakhir ini telah mempertimbangkan atau menerapkan langkah-langkah pembatasan sosial.

Langkah itu diambil untuk membendung tingkat kematian yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara gelombang infeksi baru COVID-19 akan memasuki musim dingin.

New York City menambah deretan distrik besar sekolah umum di kota-kota lainnya, seperti Boston dan Detroit, yang baru-baru ini membatalkan pembelajaran tatap muka.

Dalam seminggu terakhir, Clark County School District, yang mencakup Las Vegas dan merupakan yang kelima terbesar di Amerika Serikat, menunda rencana untuk kembali ke pembelajaran tatap muka. Demikian juga dengan juga sistem sekolah umum Philadelphia.

New York City, yang selama musim semi merupakan pusat epidemi COVID-19 di AS, pada musim panas mengalami penurunan drastis tingkat kasus positif virus corona.

Namun, angka infeksi corona kota itu secara bertahap meningkat lagi dalam beberapa minggu terakhir.

Di wilayah lain, jumlah baru kasus positif dan rawat inap telah meroket dalam beberapa minggu terakhir.

Secara nasional, pada Selasa (17/11) jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 mencapai 75.000, yang merupakan rekor baru.

Midwest telah menjadi pusat infeksi baru COVID-19. Kawasan itu hingga Senin (16/11) melaporkan hampir setengah juta kasus dalam seminggu.

Pada Selasa, pandemi virus corona merenggut 1.596 nyawa di Amerika Serikat. Jumlah harian itu merupakan yang tertinggi sejak 27 Juli.

Dengan tambahan korban jiwa tersebut, sejak pandemi muncul di AS jumlah keseluruhan korban jiwa COVID-19 mencapai 249.155 orang, menurut hitungan Reuters.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kematian COVID-19 di AS lampaui angka 250.000 saat infeksi melonjak

Baca juga: WHO berencana vaksinasi sedikitnya 20 persen populasi Afrika