Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Asosiasi Aren Indonesia (AAI) merumuskan langkah strategis untuk membangkitkan budi daya tanaman aren baik untuk peningkatan produksi maupun kualitas ekspor.

Saat menemui Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Ketua AAI Djoko Widardjo mengungkapkan saat ini budi daya aren di dalam negeri sangat mengkhawatirkan. Padahal, tanaman aren memiliki nilai tambah untuk masyarakat, terlebih bagi para petani.

"Pak Mentan sudah memberi arahan dan siap merumuskan program-program ke depannya supaya aren kita bisa bangkit dan berkembang," kata Djoko di Kantor Pusat Kementan Jakarta, Kamis.

Baca juga: Desa ini bikin website jualan online gula aren, kopi, hingga rebung

Menurut Djoko, permintaan ekspor dari tanaman aren sangat besar dan cukup diminati dari berbagai negara di antaranya Korea Selatan dan China. Namun begitu, kebutuhan ekspor tersebut belum bisa terpenuhi karena terbatasnya produktivitas.

Oleh karena itu Asosiasi Aren Indonesia selanjutnya akan berkoordinasi dengan Dirjen Perkebunan mengingat ekspor komoditas ini memerlukan standardisasi dan sertifikasi yang dipersyaratkan negara tujuan.

Seperti diketahui, tanaman aren memiliki fungsi produksi yang menghasilkan berbagai komoditas agribisnis produk pangan dan nonpangan serta untuk keperluan konsumen dalam negeri dan ekspor.

Baca juga: Banten jajaki ekspor gula aren dan manggis via platform digital

Hasil dari olahan nira menjadi gula aren dapat dijadikan bahan makanan dan minuman yang sehat.

Selain itu tanaman aren juga berfungsi sebagai konservasi hutan dan lahan yang dapat digunakan untuk pengendalian tata air tanah dan mencegah terjadinya erosi.

"Kami yakin dengan kapasitas dan kemampuan Menteri Pertanian, dapat menjadikan pertanian menjadi andalan ekonomi masyarakat," kata Djoko.

Baca juga: Tingkatkan kualitas, Kemenperin dorong modernisasi produksi gula aren