Wakil Ketua MPR RI Syariefudin Hasan dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Kamis, mengajak para pengusaha, senantiasa meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Jangan membiarkan diri sendiri dan orang-orang sekitar terpapar COVID-19.
Namun di sisi lain, juga jangan membiarkan ekonomi makin lesu karena berkonsentrasi menjaga kesehatan, sehingga melupakan dunia usaha.
"Yang ideal, tetap berkegiatan ekonomi, tapi mengetatkan protokol kesehatan," kata Wakil Ketua MPR yang akrab disapa Syarief Hasan itu.
Baca juga: Premium akan dihapuskan, Syarief: Harus ada alternatif yang murah
Baca juga: MPR puji langkah Gubernur Yogyakarta tangani COVID-19
Kalau hari biasa lanjut dia level menjaga kesehatan-nya, misalnya, pada poin tujuh maka pada kondisi COVID -19 ini level-nya harus dinaikkan jadi 10.Baca juga: Premium akan dihapuskan, Syarief: Harus ada alternatif yang murah
Baca juga: MPR puji langkah Gubernur Yogyakarta tangani COVID-19
"Jadi, tidak perlu mendikotomikan kesehatan atau ekonomi, karena keduanya harus tetap dilaksanakan dengan penyesuaian protokol kesehatan," ujar Syarief Hasan.
Sampai vaksin COVID-19 ditemukan dan disuntikkan kepada seluruh masyarakat, Syarief Hasan mengajak disiplin kesehatan harus tetap menjadi prioritas. Meskipun, tingkat penularan dan kematian akibat COVID-19 semakin berkurang.
Syarief Hasan mengingatkan hal itu saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR dihadapan anggota HIPMI Kota Bogor.
Acara tersebut berlangsung di Rumah Makan Bumi Aki, Jalan Raya Padjajaran No 51, Bantarjati, Bogor Utara, Kota Bogor. Ikut hadir pada acara tersebut Ketua HIPMI Kota Bogor A Zulfikar Priyatna.
Syarief Hasan pada kesempatan itu juga mengatakan bangsa Indonesia harus optimistis menghadapi usia ulang tahun ke seratus kemerdekaan pada 2045.
Karena ketika itu, sekitar 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif. Hanya 30 persen saja yang tidak produktif.
Hal ini berbeda dengan kebanyakan negara-negara lain yang memiliki penduduk tidak produktif lebih banyak dibanding penduduk berusia produktif.
Itu artinya, potensi Indonesia untuk menyusul bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju terbuka lebar. Tinggal bagaimana para pemuda pandai-pandai memanfaatkan segala potensi yang dimiliki.
"Melihat semangat dan kerja keras yang ditunjukkan teman-teman HIPMI, saya sangat optimis pada saat bonus demografi terjadi, kita akan mampu bersaing untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju," katanya.
Ia mengajak agar tidak lupa untuk terus belajar dan berjuang untuk dapat memanfaatkan bonus demografi tersebut nantinya
"Terus belajar dan berjuang, jangan mudah putus asa, sebar serta tular-kan virus semangat kerja kerasmu kepada pemuda-pemuda Indonesia lainnya," ujar Syarief Hasan.
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Saatnya pemuda membangun usaha berbasis digital
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Saatnya pemuda membangun usaha berbasis digital