Jakarta (ANTARA) - Sebanyak lima dari paten Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian menerima Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Produktif dari Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).

Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry mengatakan lima paten yang diusulkan Balitbangtan yaitu Mesin Pemanen Multi Komoditas; Transplanter JARWO Lahan Sawah Kedalaman 60 cm; Formulasi Feromon dan Proses Pembuatannya; Proses Pembuatan Minuman Kesehatan Dari Sari Kulit Buah Manggis; dan Vaksin Bivalen Avian Influenza (AI) H5N1 Subtipe H5N1 dari Strain Virus A/chicken/wesjava/pwt-Wij/2006.

Baca juga: Balitbangtan lepas benih kedelai berbiji besar dan produksi tinggi

Dalam keikutsertaan penghargaan kekayaan intelektual produktif ini, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu mengatakan, Balitbangtan secara khusus mengusulkan paten yang telah berhasil dalam proses komersialisasi.

"Paten-paten tersebut telah diproduksi secara masal oleh industri dan telah tersebar serta digunakan oleh masyarakat," ujarnya saat penerimaan Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Produktif.

Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Produktif diikuti oleh lebih kurang 290 usulan paten, selanjutnya, ditetapkan 59 peserta sebagai nominator, sembilan di antaranya adalah paten yang diusulkan Balitbangtan. Setelah melalui proses seleksi, ada total 26 paten produktif yang menerima Anugerah Hak Kekayaan Intelektual.

"Keberhasilan yang diraih tentu akan menjadi motivasi bagi peneliti Balitbangtan untuk terus menghasilkan invensi-invensi bernilai kekayaan intelektual yang potensial untuk dikembangkan secara luas, sehingga berkontribusi dalam kejayaan industri pertanian di Indonesia," tutur Fadjry.

Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan penghargaan tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendorong hilirisasi dari hasil riset.

"Di samping itu, kita ingin mempromosikan adanya riset unggulan yang kita harapkan tidak hanya menjadi kebanggaan bangsa dan negara, tetapi bisa menjadi solusi dari berbagai permasalahan yang terus kita hadapi selama ini," ujar Menristek seusai menyerahkan anugerah.

Melihat perkembangan riset di Indonesia, lanjutnya, masih panjang perjalanan Indonesia untuk menjadi negara atau ekonomi berbasis inovasi.

Inovasi lahir dari suatu proses panjang research and development (R&D) yang terkadang buntu, terkadang tidak mendapatkan hasil, dan terkadang mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi para peneliti atau dosen yang merancang sejak penelitiannya bahwa paten atau hak intelektual yang akan diajukan adalah sesuatu yang punya prospek di market.

Artinya, para peneliti dan dosen harus lebih mendengarkan masukan dari industri.

Baca juga: Balitbangtan terapkan Teknologi RAISA di food estate Kalimantan Tengah
Baca juga: Balitbangtan bantu teknologi irigasi hemat air petani bawang Bantul