PNJ komitmen tingkatkan keselarasan PTV dan IDUKA
18 November 2020 17:47 WIB
Ketua Pelaksana Program Asesmen Keselarasan Kurikulum dengan industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA) Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) Amalia (ANTARA/HO- Dok pri)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Pelaksana Program Asesmen Keselarasan Kurikulum dengan industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA) Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) Amalia mengatakan pihaknya bersama Direktorat Mitras Dudi Kemendikbud berkomitmen meningkatkan keselarasan dengan IDUKA.
"Selama ini, kami memiliki keterbatasan berkomunikasi secara intensif dengan IDUKA yang menjadi salah satu kendala dalam proses asesmen kurikulum. Padahal, langkah ini merupakan cara untuk mengetahui kesenjangan (gap) antara proses pembelajaran dengan kebutuhan IDUKA," ujar Amalia dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan bidang konstruksi menjadi fokus utama PNJ pada pelaksanaan program yang baru tahun pertama diluncurkan tersebut.
Baca juga: Kemendikbud sebut PTV harus libatkan IDUKA rancang skema sertifikasi
Baca juga: Kemendikbud: Dukungan pemda bikin pendidikan vokasi naik kelas
"Melalui program ini, PNJ melakukan langkah analisis harapan dan persepsi publik terhadap kinerja Politeknik. Tahap analisis diawali dengan melakukan pemetaan kualitas dosen, kualitas lulusan, kualitas mahasiswa tingkat akhir, keterkaitan mata kuliah yang ada di PNJ dengan kebutuhan IDUKA. Kami melakukan survei internal kepada mahasiswa tingkat akhir, melalui analisis deskriptif terhadap capaian pembelajaran inti," tambah dia.
Pada tahap ini, imbuh dia, mencakup tujuh kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa. Namun, berdasarkan hasil survei, dapat diidentifikasi bahwa terdapat kompetensi-kompetensi baru yang belum secara penuh dikuasai oleh para mahasiswa, yaitu teknologi Building Infrastructure Modelling (BIM).
Salah satu penyebabnya adalah ketersediaan alat dan kebutuhan infrastruktur masa depan yang belum mampu disediakan oleh PNJ.
Sementara terkait dengan survei eksternal, PNJ melalui Program Asesmen Keselarasan Kurikulum mampu menggandeng 38 industri, termasuk juga UMKM.
Upaya ini juga dilakukan dengan menggelar kegiatan diskusi kelompok terpumpun bersama industri untuk membahas kurikulum yang cocok untuk digunakan industri. Masukan-masukan ini kemudian akan dituangkan dalam penyusunan kurikulum.
"Nah, dengan adanya bantuan hibah Program Asesmen Kurikulum dari Mitras Dudi kami bisa bermitra dengan PT Waskita Karya (WK) dalam penggunaan dan penguasaan Teknologi BIM tersebut, PT WK sangat senang dengan adanya upaya ini," tambah dia.
Baca juga: Kemendikbud luncurkan tujuh program kemitraan vokasi dan industri
Sebagai pelaksana program, Amalia tak menampik bahwa selama ini terbatasnya sumber dana membuat proses analisis kesenjangan kurikulum tidak dilakukan secara maksimal. Padahal, terdapat dua mata kuliah, yakni Konstruksi Baja dan Ukur Tanah, Survei dengan GIS dengan Drown, serta Laser membutuhkan biaya tinggi.
"Hadirnya program ini pun menjadi angin segar, sehingga PNJ dapat melakukan asesmen penyelarasan kurikulum secara komprehensif dari sisi teori dan praktik, termasuk membaca gambar," ujarnya.
Upaya yang telah dilaksanakan PNJ itu telah selaras dengan program yang bertujuan untuk menganalisis kesenjangan yang objektif antara target kompetensi kurikulum yang sudah berjalan dengan kebutuhan kompetensi IDUKA. Bahkan, hasil asesmen itu digunakan untuk mengidentifikasi defisiensi kurikulum dan sarana-prasarana terkait dengan kesenjangan kompetensi kurikulum yang sudah berjalan dengan kebutuhan kompetensi IDUKA.
"Sehingga hasil asesmen kurikulum bisa dibuat untuk pengembangan ke Prodi lainnya yang sesuai kebutuhan industri. Alhasil masa tunggu lulusan semakin singkat dan kesiapan masuk kerja semakin mantap," terang Amalia.
Pendidikan tinggi vokasi harus melibatkan sektor IDUKA agar mampu memberikan terobosan dan pembaruan untuk proses pengembangan SDM, termasuk di PNJ.
Sementara Program Asesmen Keselarasan kurikulum dengan IDUKA diberikan oleh Direktorat Mitras Dudi guna mendukung program Presiden Joko Widodo dalam memenuhi penyediaan SDM kompeten, khususnya bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia.
PNJ yang memiliki keunggulan konektivitas serta potensi di bidang konstruksi diharapkan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur, sehingga dari barat hingga timur Indonesia dapat memperoleh kesejahteraan yang merata.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi di suatu negara tergantung pada perkembangan sektor industri. Tentunya IDUKA membutuhkan tenaga kerja SDM terampil dan profesional. Tidak bisa dipungkiri bahwa SDM siap kerja yang diinginkan oleh pihak IDUKA bertumpu dari pendidikan vokasi atau kejuruan.
Baca juga: Politeknik dan industri rancang standar kompetensi vokasi bersama
Baca juga: Politeknik Akamigas selaraskan pendidikan dengan kebutuhan industri
“Kehadiran program Mitras Dudi di PNJ menjadi langkah awal dalam peningkatan mutu pembelajaran dengan kesesuaian kebutuhan IDUKA. Kini PNJ telah mampu menjadikan kebutuhan IDUKA sebagai acuan standar pembelajaran dalam perkuliahan. PNJ juga lebih erat hubungan emosional dengan IDUKA, seperti dengan PT Waskita Karya, PT, Jasa Marga dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," kata Amalia.
"Selama ini, kami memiliki keterbatasan berkomunikasi secara intensif dengan IDUKA yang menjadi salah satu kendala dalam proses asesmen kurikulum. Padahal, langkah ini merupakan cara untuk mengetahui kesenjangan (gap) antara proses pembelajaran dengan kebutuhan IDUKA," ujar Amalia dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan bidang konstruksi menjadi fokus utama PNJ pada pelaksanaan program yang baru tahun pertama diluncurkan tersebut.
Baca juga: Kemendikbud sebut PTV harus libatkan IDUKA rancang skema sertifikasi
Baca juga: Kemendikbud: Dukungan pemda bikin pendidikan vokasi naik kelas
"Melalui program ini, PNJ melakukan langkah analisis harapan dan persepsi publik terhadap kinerja Politeknik. Tahap analisis diawali dengan melakukan pemetaan kualitas dosen, kualitas lulusan, kualitas mahasiswa tingkat akhir, keterkaitan mata kuliah yang ada di PNJ dengan kebutuhan IDUKA. Kami melakukan survei internal kepada mahasiswa tingkat akhir, melalui analisis deskriptif terhadap capaian pembelajaran inti," tambah dia.
Pada tahap ini, imbuh dia, mencakup tujuh kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa. Namun, berdasarkan hasil survei, dapat diidentifikasi bahwa terdapat kompetensi-kompetensi baru yang belum secara penuh dikuasai oleh para mahasiswa, yaitu teknologi Building Infrastructure Modelling (BIM).
Salah satu penyebabnya adalah ketersediaan alat dan kebutuhan infrastruktur masa depan yang belum mampu disediakan oleh PNJ.
Sementara terkait dengan survei eksternal, PNJ melalui Program Asesmen Keselarasan Kurikulum mampu menggandeng 38 industri, termasuk juga UMKM.
Upaya ini juga dilakukan dengan menggelar kegiatan diskusi kelompok terpumpun bersama industri untuk membahas kurikulum yang cocok untuk digunakan industri. Masukan-masukan ini kemudian akan dituangkan dalam penyusunan kurikulum.
"Nah, dengan adanya bantuan hibah Program Asesmen Kurikulum dari Mitras Dudi kami bisa bermitra dengan PT Waskita Karya (WK) dalam penggunaan dan penguasaan Teknologi BIM tersebut, PT WK sangat senang dengan adanya upaya ini," tambah dia.
Baca juga: Kemendikbud luncurkan tujuh program kemitraan vokasi dan industri
Sebagai pelaksana program, Amalia tak menampik bahwa selama ini terbatasnya sumber dana membuat proses analisis kesenjangan kurikulum tidak dilakukan secara maksimal. Padahal, terdapat dua mata kuliah, yakni Konstruksi Baja dan Ukur Tanah, Survei dengan GIS dengan Drown, serta Laser membutuhkan biaya tinggi.
"Hadirnya program ini pun menjadi angin segar, sehingga PNJ dapat melakukan asesmen penyelarasan kurikulum secara komprehensif dari sisi teori dan praktik, termasuk membaca gambar," ujarnya.
Upaya yang telah dilaksanakan PNJ itu telah selaras dengan program yang bertujuan untuk menganalisis kesenjangan yang objektif antara target kompetensi kurikulum yang sudah berjalan dengan kebutuhan kompetensi IDUKA. Bahkan, hasil asesmen itu digunakan untuk mengidentifikasi defisiensi kurikulum dan sarana-prasarana terkait dengan kesenjangan kompetensi kurikulum yang sudah berjalan dengan kebutuhan kompetensi IDUKA.
"Sehingga hasil asesmen kurikulum bisa dibuat untuk pengembangan ke Prodi lainnya yang sesuai kebutuhan industri. Alhasil masa tunggu lulusan semakin singkat dan kesiapan masuk kerja semakin mantap," terang Amalia.
Pendidikan tinggi vokasi harus melibatkan sektor IDUKA agar mampu memberikan terobosan dan pembaruan untuk proses pengembangan SDM, termasuk di PNJ.
Sementara Program Asesmen Keselarasan kurikulum dengan IDUKA diberikan oleh Direktorat Mitras Dudi guna mendukung program Presiden Joko Widodo dalam memenuhi penyediaan SDM kompeten, khususnya bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia.
PNJ yang memiliki keunggulan konektivitas serta potensi di bidang konstruksi diharapkan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur, sehingga dari barat hingga timur Indonesia dapat memperoleh kesejahteraan yang merata.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi di suatu negara tergantung pada perkembangan sektor industri. Tentunya IDUKA membutuhkan tenaga kerja SDM terampil dan profesional. Tidak bisa dipungkiri bahwa SDM siap kerja yang diinginkan oleh pihak IDUKA bertumpu dari pendidikan vokasi atau kejuruan.
Baca juga: Politeknik dan industri rancang standar kompetensi vokasi bersama
Baca juga: Politeknik Akamigas selaraskan pendidikan dengan kebutuhan industri
“Kehadiran program Mitras Dudi di PNJ menjadi langkah awal dalam peningkatan mutu pembelajaran dengan kesesuaian kebutuhan IDUKA. Kini PNJ telah mampu menjadikan kebutuhan IDUKA sebagai acuan standar pembelajaran dalam perkuliahan. PNJ juga lebih erat hubungan emosional dengan IDUKA, seperti dengan PT Waskita Karya, PT, Jasa Marga dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," kata Amalia.
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: