Laga Persik-Persebaya Batal Digelar di Yogya
28 April 2010 21:13 WIB
Suporter kesebelasan Persik Kediri atau yang biasa disebut Persikmania meneriakkan yel-yel dan melambai-lambaikan syal saat pertandingan Persik Kediri melawan Persiwa Wamena dalam kompetisi Liga Super Indonesia 2009 di Stadion Brawijaya Kediri, Jawa Timur (ANTARA/Arief Priyono)
Kediri (ANTARA News) - Laga lanjutan Liga Super Indonesia yang mempertemukan Persik Kediri dengan Persebaya Surabaya di Stadion Mandala Krida Yogyakarta pada Kamis (29/4), batal digelar karena tidak mendapat izin polisi.
"Kepolisian Daerah Yogyakarta belum memberikan izin pertandingan kepada kami," kata Ketua Panpel Persik Bambang Sumarjono yang dihubungi ANTARA dari Kediri, Rabu malam.
Persik Kediri tidak bisa menjamu Persebaya di kandangnya Stadion Brawijaya Kediri, setelah Polresta Kediri tidak mengeluarkan izin pertandingan.
Panpel Persik sudah mengupayakan beberapa alternatif stadion untuk laga itu seperti Stadion Manahan Solo, Maguwoharjo Sleman dan Brawijaya Malang, namun tidak membuahkan hasil.
Bambang menjelaskan, polisi menyampaikan empat poin yang menjadi alasan tidak keluarnya izin tersebut, antara lain waktu pertandingan yang terlalu mepet sehingga intelijen kepolisian tidak bisa maksimal memantau rencana pertandingan itu.
Selain itu, konsentrasi Polda Yogyakarta sedang difokuskan pada dua agenda penting yang berlangsung dalam waktu dekat ini, yakni kedatangan Wakil Presiden Boediono di Yogyakarta awal Mei dan peringatan Hari Buruh 1 Mei.
"Mereka (polisi) juga ragu-ragu dengan para suporter untuk bisa bersikap santun, terutama setelah insiden kerusuhan yang melibatkan Bonekmania (suporter Persebaya) beberapa waktu lalu," ujar Bambang.
Ia mengaku sudah berupaya maksimal agar pertandingan bisa digelar dan saat ini terus berkoordinasi dengan Persebaya untuk mencari alternatif terbaik, diantaranya bertanding tanpa kehadiran penonton atau pertandingan ditunda.
"Kami berharap pertandingan bisa ditunda. Namun, jika tidak dapat tunda, kami siap menerima keputusan PT Liga Indonesia, yang berarti Persik kalah," tambahnya.
Pelatih Persik Agus Yuwono mengaku sangat kecewa dengan tidak keluarnya izin polisi tersebut, tapi masih berharap pertandingan lawan Persebaya bisa ditunda sampai ditemukan lokasi yang tepat. (*)
ANT/AR09
"Kepolisian Daerah Yogyakarta belum memberikan izin pertandingan kepada kami," kata Ketua Panpel Persik Bambang Sumarjono yang dihubungi ANTARA dari Kediri, Rabu malam.
Persik Kediri tidak bisa menjamu Persebaya di kandangnya Stadion Brawijaya Kediri, setelah Polresta Kediri tidak mengeluarkan izin pertandingan.
Panpel Persik sudah mengupayakan beberapa alternatif stadion untuk laga itu seperti Stadion Manahan Solo, Maguwoharjo Sleman dan Brawijaya Malang, namun tidak membuahkan hasil.
Bambang menjelaskan, polisi menyampaikan empat poin yang menjadi alasan tidak keluarnya izin tersebut, antara lain waktu pertandingan yang terlalu mepet sehingga intelijen kepolisian tidak bisa maksimal memantau rencana pertandingan itu.
Selain itu, konsentrasi Polda Yogyakarta sedang difokuskan pada dua agenda penting yang berlangsung dalam waktu dekat ini, yakni kedatangan Wakil Presiden Boediono di Yogyakarta awal Mei dan peringatan Hari Buruh 1 Mei.
"Mereka (polisi) juga ragu-ragu dengan para suporter untuk bisa bersikap santun, terutama setelah insiden kerusuhan yang melibatkan Bonekmania (suporter Persebaya) beberapa waktu lalu," ujar Bambang.
Ia mengaku sudah berupaya maksimal agar pertandingan bisa digelar dan saat ini terus berkoordinasi dengan Persebaya untuk mencari alternatif terbaik, diantaranya bertanding tanpa kehadiran penonton atau pertandingan ditunda.
"Kami berharap pertandingan bisa ditunda. Namun, jika tidak dapat tunda, kami siap menerima keputusan PT Liga Indonesia, yang berarti Persik kalah," tambahnya.
Pelatih Persik Agus Yuwono mengaku sangat kecewa dengan tidak keluarnya izin polisi tersebut, tapi masih berharap pertandingan lawan Persebaya bisa ditunda sampai ditemukan lokasi yang tepat. (*)
ANT/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Tags: