Jepang amati kondisi hak asasi manusia di Xinjiang China
18 November 2020 13:27 WIB
Para peserta didik di kamp pendidikan vokasi di Hotan, Daerah Otonomi Xinjiang, mengikuti kelas menari, Sabtu (5/1). Di Xinjiang terdapat sedikitnya 19 kamp yang mendapatkan sorotan PBB karena deradikalisasi etnis Uighur melalui pola pendidikan tersebut melanggar HAM, namun China menyangkalnya sebagai upaya mencetak tenaga terampil siap kerja. ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/19 (ANTARA/M. Irfan Ilmie)
Tokyo (ANTARA) - Jepang mengamati dengan cermat kondisi hak asasi manusia di wilayah Xinjiang China dengan prihatin, kata juru bicara pemerintah Jepang Katsunobu Kato pada Rabu.
"Jepang meyakini pentingnya bahwa kebebasan, penghormatan terhadap hak asasi manusia dan supremasi hukum, yang universal dalam komunitas internasional, juga dijamin di China," ujar kepala sekretaris kabinet Katsunobu Kato dalam sebuah konferensi pers.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa lebih dari satu juta warga Muslim telah ditahan di Xinjiang, yakni wilayah di China yang disebut para aktivis tempat di mana kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida sedang terjadi.
Baca juga: Sebanyak 39 negara mendesak akses untuk pengamat hak asasi ke Xinjiang
Baca juga: Beijing setujui kunjungan diplomat Uni Eropa ke Xinjiang
China membantah adanya pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Muslim di Xinjiang.
Pemerintah China mengatakan kamp-kamp di Xinjiang berfungsi untuk memberikan pelatihan kejuruan dan membantu memerangi ekstremisme.
Sumber: Reuters
Baca juga: Asosiasi Islam Xinjiang desak AS hentikan politisasi agama
Baca juga: China klarifikasi pernyataan Pompeo soal komunitas Muslim Uighur
"Jepang meyakini pentingnya bahwa kebebasan, penghormatan terhadap hak asasi manusia dan supremasi hukum, yang universal dalam komunitas internasional, juga dijamin di China," ujar kepala sekretaris kabinet Katsunobu Kato dalam sebuah konferensi pers.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa lebih dari satu juta warga Muslim telah ditahan di Xinjiang, yakni wilayah di China yang disebut para aktivis tempat di mana kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida sedang terjadi.
Baca juga: Sebanyak 39 negara mendesak akses untuk pengamat hak asasi ke Xinjiang
Baca juga: Beijing setujui kunjungan diplomat Uni Eropa ke Xinjiang
China membantah adanya pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Muslim di Xinjiang.
Pemerintah China mengatakan kamp-kamp di Xinjiang berfungsi untuk memberikan pelatihan kejuruan dan membantu memerangi ekstremisme.
Sumber: Reuters
Baca juga: Asosiasi Islam Xinjiang desak AS hentikan politisasi agama
Baca juga: China klarifikasi pernyataan Pompeo soal komunitas Muslim Uighur
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: