Taylor Swift tolak kerjasama dengan Shamrock Holdings
18 November 2020 10:01 WIB
Penyanyi Taylor Swift menghadiri pemutaran perdana film "Cats" di Manhattan, New York, Senin (16/12/2019) malam waktu setempat. ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Kelly/pras.
Jakarta (ANTARA) - Musisi Taylor Swift menolak tawaran untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan dana investasi bernama Shamrock Holdings, terutama setelah Scooter Braun ketahuan menjual enam album pertama Swift kepada perusahaan tersebut.
Menurut catatan yang diunggah di media sosial oleh Swift, dia diberi kesempatan untuk menjadi "partner" dengan Shamrock. Menurut seseorang yang mengetahui penawaran tersebut, Swift dapat menginvestasikan uang untuk pembelian tersebut dan menjadi mitra ekuitas.
Akan tetapi Swift menolaknya karena dia berpikir bahwa Braun akan terus mendapat keuntungan dari pekerjaannya.
"Segera setelah kami memulai komunikasi dengan Shamrock, saya mengetahui bahwa di bawah istilah mereka, Scooter Braun akan terus mendapatkan keuntungan dari katalog musik lama saya selama bertahun-tahun," kata Swift seperti dikutip dari New York Post, Rabu.
"Saya berharap dan terbuka untuk kemungkinan kemitraan dengan Shamrock, tetapi partisipasi Scooter bukanlah hal yang pertama bagi saya," ujar Swift melanjutkan.
Baca juga: Penguntit Taylor Swift masuk bui
Baca juga: Taylor Swift berdonasi bantu biaya kuliah mahasiswa di Inggris
Faktanya, salah satu isi poin kesepakatan adalah bahwa Ithaca akan menerima pembayaran di masa mendatang jika katalog Swift mencapai target keuangan tertentu.
Penjualan kedua
Untuk kedua kalinya dalam satu setengah tahun, hak rekaman untuk enam album pertama Taylor Swift termasuk megahits-nya "Love Story", "Shake It Off" dan "We Are Never Ever Getting Back Together" dijual kembali oleh Braun.
Musim panas lalu, Braun membuat kesepakatan sekira 300 juta sampai 350 juta dolar untuk membeli Big Machine Label Group, label Nashville yang menandatangani kontrak saat Swift masih remaja.
Hal itu menyebabkan sebuah pertikaian saat Swift menyebut kesepakatan itu sebagai skenario terburuk. Swift mengungkapkan perasaannya kepada para penggemar di sosial media tentang permasalahannya dengan Braun dan Carlyle Group, firma ekuitas swasta yang mendukung Braun, Ithaca Holdings.
Swift juga mengindikasikan bahwa dia berencana untuk merekam ulang versi baru dari musik lamanya, sehingga berpotensi menurunkan nilai aset aslinya.
Dalam beberapa hal, kesepakatan Braun untuk Big Machine adalah transaksi rutin dalam industri musik, di mana katalog populer berpindah tangan secara teratur. Tetapi Swift menyoroti fakta bahwa, seperti kebanyakan artis, dia tidak mengontrol hak atas rekaman, video musik, dan seni albumnya sendiri.
Swift juga menuduh Big Machine dan Braun sengaja memblokirnya agar tidak bisa tampil pada acara penghargaan yang akan datang. Protes Swift dan pemberitaan media menyebabkan kesepakatan yang melibatkan Ithaca dan Carlye berlangsung alot.
Swift juga mengatakan bahwa dia telah berusaha untuk bernegosiasi dengan Braun untuk membeli karyanya secara langsung. Namun hal ini harus dilakukan secara rahasia yang artinya Swift tidak bisa memeriksa katalog Big Machine.
Baca juga: Taylor Swift berang Scooter Braun jual lagi master albumnya
Dugaan eksploitasi
Meskipun syarat pasti dari penjualan Ithaca untuk kesepakatan tersebut ke Shamrock bersifat pribadi, dua orang yang mengetahui transaksi tersebut mengatakan bahwa penjual bersikeras agar Swift diberi kesempatan untuk berinvestasi dalam katalognya bersama Shamrock.
Sikap Swift juga menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Shamrock untuk sepenuhnya mengeksploitasi aset barunya. Karena dia adalah penulis lagunya sendiri, Swift memiliki kemampuan untuk memblokir kesepakatan lisensi untuk film atau televisi.
Shamrock membayar lebih dari 300 juta dolar untuk katalog Swift, menurut seseorang yang diberi penjelasan tentang kesepakatan itu. Itu berarti bahwa Braun dan pendukungnya, termasuk Carlyle, akan mempertahankan sisa Big Machine di mana terdapat Sheryl Crow, Florida Georgia Line, Lady A dan Tim McGraw.
Dalam sebuah pernyataan, Shamrock mengonfirmasi kesepakatan itu, dan menyarankan agar mereka tahu apa yang mungkin akan terjadi.
"Kami melakukan investasi ini karena kami percaya pada nilai dan peluang besar yang datang dengan pekerjaannya. Kami sepenuhnya menghormati dan mendukung keputusannya dan sementara kami berharap untuk bermitra secara resmi, kami juga tahu kemungkinan ini hasil yang kami pertimbangkan," kata Shamrock.
Shamrock sendiri telah berinvestasi dalam beberapa aset musik di masa lalu, termasuk hak penerbitan musik dari tim produksi bintang Stargate, dan pada bulan Juli mengumumkan bahwa mereka telah mengumpulkan dana 400 juta dolar untuk aset hiburan.
Perwakilan Braun dan Big Machine tidak ingin menanggapi masalah ini.
Sementara itu, Carlyle memiliki sekitar sepertiga dari Ithaca Holdings, dan diyakini telah menyumbangkan jumlah yang signifikan untuk kesepakatan Big Machine, yang diumumkan pada Juni 2019.
Dalam pernyataannya pada hari Senin (16/11), Swift mengatakan bahwa dia bergerak maju dengan rencananya untuk merekam ulang musik sebelumnya, menambahkan bahwa "itu telah terbukti menarik dan secara kreatif memuaskan."
Keluhan Swift pada saat akuisisi awal lagu Braun menyoroti masalah kepemilikan rekaman master - hak untuk mengeksploitasi rekaman apa pun, untuk penjualan, streaming, atau pemberian lisensi. Hak-hak ini secara tradisional dimiliki oleh perusahaan rekaman sebagai imbalan atas risiko yang mereka ambil dalam merekrut artis baru, relatif sedikit artis label besar yang berhasil memiliki hak atas rekaman mereka, di antaranya Jay-Z, Metallica, dan Janet Jackson.
Ketika Swift menandatangani kontrak dengan Universal Music Group dua tahun lalu, dia menjadikan kepemilikan hak rekamannya sebagai prasyarat kesepakatan.
Baca juga: Taylor Swift pecahkan rekor terbaru di Billboard Hot 100
Baca juga: Album "Folklore" Taylor Swift terjual 2 juta salinan selama seminggu
Baca juga: Album "Folklore" Taylor Swift terjual 1,3 juta salinan dalam 24 jam
Menurut catatan yang diunggah di media sosial oleh Swift, dia diberi kesempatan untuk menjadi "partner" dengan Shamrock. Menurut seseorang yang mengetahui penawaran tersebut, Swift dapat menginvestasikan uang untuk pembelian tersebut dan menjadi mitra ekuitas.
Akan tetapi Swift menolaknya karena dia berpikir bahwa Braun akan terus mendapat keuntungan dari pekerjaannya.
"Segera setelah kami memulai komunikasi dengan Shamrock, saya mengetahui bahwa di bawah istilah mereka, Scooter Braun akan terus mendapatkan keuntungan dari katalog musik lama saya selama bertahun-tahun," kata Swift seperti dikutip dari New York Post, Rabu.
"Saya berharap dan terbuka untuk kemungkinan kemitraan dengan Shamrock, tetapi partisipasi Scooter bukanlah hal yang pertama bagi saya," ujar Swift melanjutkan.
Baca juga: Penguntit Taylor Swift masuk bui
Baca juga: Taylor Swift berdonasi bantu biaya kuliah mahasiswa di Inggris
Faktanya, salah satu isi poin kesepakatan adalah bahwa Ithaca akan menerima pembayaran di masa mendatang jika katalog Swift mencapai target keuangan tertentu.
Penjualan kedua
Untuk kedua kalinya dalam satu setengah tahun, hak rekaman untuk enam album pertama Taylor Swift termasuk megahits-nya "Love Story", "Shake It Off" dan "We Are Never Ever Getting Back Together" dijual kembali oleh Braun.
Musim panas lalu, Braun membuat kesepakatan sekira 300 juta sampai 350 juta dolar untuk membeli Big Machine Label Group, label Nashville yang menandatangani kontrak saat Swift masih remaja.
Hal itu menyebabkan sebuah pertikaian saat Swift menyebut kesepakatan itu sebagai skenario terburuk. Swift mengungkapkan perasaannya kepada para penggemar di sosial media tentang permasalahannya dengan Braun dan Carlyle Group, firma ekuitas swasta yang mendukung Braun, Ithaca Holdings.
Swift juga mengindikasikan bahwa dia berencana untuk merekam ulang versi baru dari musik lamanya, sehingga berpotensi menurunkan nilai aset aslinya.
Dalam beberapa hal, kesepakatan Braun untuk Big Machine adalah transaksi rutin dalam industri musik, di mana katalog populer berpindah tangan secara teratur. Tetapi Swift menyoroti fakta bahwa, seperti kebanyakan artis, dia tidak mengontrol hak atas rekaman, video musik, dan seni albumnya sendiri.
Swift juga menuduh Big Machine dan Braun sengaja memblokirnya agar tidak bisa tampil pada acara penghargaan yang akan datang. Protes Swift dan pemberitaan media menyebabkan kesepakatan yang melibatkan Ithaca dan Carlye berlangsung alot.
Swift juga mengatakan bahwa dia telah berusaha untuk bernegosiasi dengan Braun untuk membeli karyanya secara langsung. Namun hal ini harus dilakukan secara rahasia yang artinya Swift tidak bisa memeriksa katalog Big Machine.
Baca juga: Taylor Swift berang Scooter Braun jual lagi master albumnya
Dugaan eksploitasi
Meskipun syarat pasti dari penjualan Ithaca untuk kesepakatan tersebut ke Shamrock bersifat pribadi, dua orang yang mengetahui transaksi tersebut mengatakan bahwa penjual bersikeras agar Swift diberi kesempatan untuk berinvestasi dalam katalognya bersama Shamrock.
Sikap Swift juga menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Shamrock untuk sepenuhnya mengeksploitasi aset barunya. Karena dia adalah penulis lagunya sendiri, Swift memiliki kemampuan untuk memblokir kesepakatan lisensi untuk film atau televisi.
Shamrock membayar lebih dari 300 juta dolar untuk katalog Swift, menurut seseorang yang diberi penjelasan tentang kesepakatan itu. Itu berarti bahwa Braun dan pendukungnya, termasuk Carlyle, akan mempertahankan sisa Big Machine di mana terdapat Sheryl Crow, Florida Georgia Line, Lady A dan Tim McGraw.
Dalam sebuah pernyataan, Shamrock mengonfirmasi kesepakatan itu, dan menyarankan agar mereka tahu apa yang mungkin akan terjadi.
"Kami melakukan investasi ini karena kami percaya pada nilai dan peluang besar yang datang dengan pekerjaannya. Kami sepenuhnya menghormati dan mendukung keputusannya dan sementara kami berharap untuk bermitra secara resmi, kami juga tahu kemungkinan ini hasil yang kami pertimbangkan," kata Shamrock.
Shamrock sendiri telah berinvestasi dalam beberapa aset musik di masa lalu, termasuk hak penerbitan musik dari tim produksi bintang Stargate, dan pada bulan Juli mengumumkan bahwa mereka telah mengumpulkan dana 400 juta dolar untuk aset hiburan.
Perwakilan Braun dan Big Machine tidak ingin menanggapi masalah ini.
Sementara itu, Carlyle memiliki sekitar sepertiga dari Ithaca Holdings, dan diyakini telah menyumbangkan jumlah yang signifikan untuk kesepakatan Big Machine, yang diumumkan pada Juni 2019.
Dalam pernyataannya pada hari Senin (16/11), Swift mengatakan bahwa dia bergerak maju dengan rencananya untuk merekam ulang musik sebelumnya, menambahkan bahwa "itu telah terbukti menarik dan secara kreatif memuaskan."
Keluhan Swift pada saat akuisisi awal lagu Braun menyoroti masalah kepemilikan rekaman master - hak untuk mengeksploitasi rekaman apa pun, untuk penjualan, streaming, atau pemberian lisensi. Hak-hak ini secara tradisional dimiliki oleh perusahaan rekaman sebagai imbalan atas risiko yang mereka ambil dalam merekrut artis baru, relatif sedikit artis label besar yang berhasil memiliki hak atas rekaman mereka, di antaranya Jay-Z, Metallica, dan Janet Jackson.
Ketika Swift menandatangani kontrak dengan Universal Music Group dua tahun lalu, dia menjadikan kepemilikan hak rekamannya sebagai prasyarat kesepakatan.
Baca juga: Taylor Swift pecahkan rekor terbaru di Billboard Hot 100
Baca juga: Album "Folklore" Taylor Swift terjual 2 juta salinan selama seminggu
Baca juga: Album "Folklore" Taylor Swift terjual 1,3 juta salinan dalam 24 jam
Penerjemah: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020
Tags: