Madrid (ANTARA News) -Pelatih Inter Milan, Jose Maurinho mengatakan nafsu Barcelona untuk menjuarai Liga Champions di Stadion Bernabeu, Madrid, merupakan obsesi yang tidak sehat.Barcelona disebutnya "sakit".

Inter sebelumnya mengalahkan Barca 3-1 di leg pertama semi final Liga Champions, Rabu (21/4) minggu lalu, dan Maurinho mengatakan mimpi Inter meraih trofi Champions sejak 1965 akan segeta terwujud.

Lain lagi Barca, juara tahun 1992, 2006, dan 2009, yang melihat kemenangan di Santiago Bernabeu, kandang musuh terbesar mereka, bukan sekedar mimpi tetapi menurut Maurinho telah menjadi obsesi.

"Ketika kami datang ke sini November (di babak kualifikasi grup dan Barca menang 2-0) para pendukung telah bernyanyi 'kami sedang menuju Madrid'," ungkap pelatih asal Portugal itu seperti yang dikutip espnstar.com.

"Yang saya katakan kepada pemain saya adalah ikuti mimpi kalian, jangan membuatnya menjadi obsesi, karena bagi kita ini sebuah mimpi bukan obsesi," ia melanjutkan.

Bagi Mourinho mimpi berbicara tentang kebanggaan. "Dan pemain saya akan sangat, sangat bangga mencapai Final di Madrid, Moscow, London, atau di mana saja, tetapi bagi mereka ini berbeda," katanya.

"Mereka telah meraih mimpi mereka dengan menang di Final di Roma, memenangkan Final di Paris, tetapi sekarang itu adalah obsesi. Obsesi yang disebut Madrid dan Santiago Berabeu," kata mantan pelatih klub Inggris Chelsea itu.

Maurinho yang pernah bekerja sebagai penerjemah dan asisten pelatih di klub Barcelona untuk pelatih Sir Bobby Robson dan Luis van Gaal itu ingat betul bagaimana arti kemenangan di Madrid bagi klub Catalan itu.

"Saya sedang berada di pertandingan Final (Copa del Rey atau Piala Raja) antara Real Betis dan Barcelona tahun 1997 (Barcelona menang 3-2 di babak tambahan waktu), saya di sana sebagai penerjemah tetapi saya mengerti bahwa melihat bendera Catalan berkibar di Bernabeu dan mendengar orang-orang meneriakan Barca merupakan sesuatu yang besar bagi mereka," ia bercerita.

Bagi Inter, menurut Maurinho, sedikit berdeda, Telah lebih dari 40 tahun sejak terakhir kali pemain Inter bermain di Final LigaChampions.

"Jadi ini adalah mimpi bagi pemain dan pendukung Inter," ia menambahkan. Mimpi itu tentu saja bukan milik Maurinho, karena ia pernah meraih juara bersama klub Portugal, FC Porto di tahun 2004.

"Ini mimpi Inter, bukan saya," pungkasnya pasti. (Ber/A024)