Bandung (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyatakan sebanyak 103 total kasus orang yang meninggal terkonfirmasi COVID-19 mayoritas disertai oleh penyakit penyerta.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinkes Kota Bandung dr Rosye Arosdiani mengatakan seratusan orang yang meninggal itu juga mayoritasnya adalah lanjut usia.

"Kalau yang meninggal itu kebanyakan dengan penyakit komorbid, Itu umur lansia dan di kisaran antara 60 tahun, 70 tahun sampai lebih 80 tahun," kata Rosye di Bandung, Jawa Barat, Selasa.

Baca juga: Orang dengan komorbid harus tingkatkan 3W cegah tertular COVID-19

Meski begitu, Rosye menyebut tingkat kesembuhan COVID-19 di Kota Bandung juga cukup baik. Dari 2.490 orang yang terkonfirmasi COVID-19 kumulatif, 2.089 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19.

"Kasus positif data kemarin sembuh sudah dua ribu sekian. Jadi ini kurang 10 persenan, ini kan data total," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M Danial menyampaikan mayoritas penyakit penyerta itu, di antaranya yakni diabetes mellitus dan penyakit jantung. Dari total keseluruhan kasus yang meninggal, menurutnya sekitar 63 persen mengalami penyakit penyerta.

"Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penyebaran yang masuk ke tingkat rumah tangga akibat salah satu anggotanya berkegiatan diluar," kata Oded.

Kasus kematian itu juga kini memang meningkat cukup drastis. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Bandung, ada 33 orang yang meninggal dunia dalam satu bulan sejak 17 Oktober 2020 lalu.

Kasus kematian yang paling banyak terjadi dalam satu hari, yakni terjadi pada tanggal 12 November dan 15 November 2020. Pada tanggal tersebut, tiga orang dinyatakan meninggal dengan terkonfirmasi COVID-19.

Baca juga: Pasien dengan komorbid penyebab terbanyak kematian COVID-19
Baca juga: Satgas: 80-85 persen kematian akibat COVID-19 pada lansia dan komorbid
Baca juga: Satgas: Penanganan sedini mungkin bagi pasien COVID-19 dengan komorbid