Jakarta (ANTARA) - Direktur Field Epidemiology Training Program (FETP) dr I Nyoman Kandun MPH mengatakan feses atau kotoran pengidap polio yang dibuang sembarangan di sungai bisa mencemari lingkungan secara luas.

"Jika pengidap polio buang air besar sembarangan di sungai, maka kemanapun air itu mengalir sudah pasti tercemar," kata dia pada diskusi daring dengan tema Belajar Dari Sukses PIN Polio yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Oleh karena itu, lanjut eks Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan tersebut imunisasi polio penting untuk dilakukan agar melindungi diri dan orang lain.

Ia mengatakan masih adanya sekelompok orang yang enggan untuk divaksinasi bisa jadi dikarenakan komunikasi risiko antara petugas kesehatan dengan masyarakat kurang bagus.

Apalagi, jika vaksin polio yang akan diberikan kepada masyarakat tersebut dengan cara injeksi atau disuntik maka menimbulkan kecemasan.

"Vaksin polio yang dilakukan sebelum ini diteteskan, jadi anak-anak pun senang, beda kalau disuntik pasti ada rasa sakitnya," ujar dia.

Baca juga: Epidemiologi: Polio penyakit menular yang bisa dieradikasi

Baca juga: WHO setujui vaksin polio buatan Bio Farma untuk penggunaan darurat


Oleh karena itu, PIN Polio yang pernah dilaksanakan pemerintah pada 2016 lalu tidak menimbulkan rasa khawatir dari masyarakat sebab hanya diteteskan ke dalam mulut.

"Untuk itu perlu adanya komunikasi risiko yang dikemas secara khusus agar penggantian vaksin tetes menjadi suntik tidak menakutkan bagi warga," katanya.

Menurut dia, peran para pemangku kepentingan terutama tokoh masyarakat kuat sekali dalam mengedukasi masyarakat terkait pemberian vaksin polio tersebut.

Tugas para pemangku kepentingan cukup memberitahukan pentingnya vaksinasi agar anak-anak mereka terhindar dari virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan.

Dengan melibatkan peran serta tokoh-tokoh masyarakat maka target Indonesia eradikasi polio bisa tercapai. Pemerintah, katanya, perlu terus meningkatkan kewaspadaan. Sebab, hingga saat ini masih terdapat dua negara yang ditemukan virus polio yakni Pakistan dan Afganistan.

Baca juga: Menristek: Permintaan vaksin polio tertinggi di Bio Farma

Baca juga: Indonesia pantau perkembangan isu virus polio di Filipina