Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi kembali berada di atas angka Rp9.000 per dolar setelah sebelumnya menguat hingga mencapai Rp8.998, karena Bank Indonesia (BI) tetap menjaga pergerakan mata uang itu.

BI tetap mempertahankan rupiah berada di atas angka Rp9.000 per dolar, karena kalau mata uang Indonesia berada di bawah angka Rp9.000 per dolar, maka para eksportir akan mengeluh akibat produk ekspornya kurang kompetitif, kata pengamat pasar uang Krisna Dwi Setiawan di Jakarta, Selasa.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah menjadi Rp9.005-Rp9.015 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.998-Rp9.008 atau turun tujuh poin.

Krisna Dwi Setiawan mengatakan, rupiah sudah beberapa kali sempat berada di bawah angka Rp9.000 per dolar, namun di posisi itu tidak bertahan lama, karena BI melakukan intervensi pasar.

Meski demikian peluang rupiah untuk kembali menguat masih tetap tinggi, ujarnya.

Menurut dia, apabila dorongan pasar terhadap rupiah makin kuat, maka BI kemungkinan akan melepasnya, sehingga rupiah akan berada jauh di bawah angka Rp9.000 per dolar.

BI untuk saat ini memang sengaja menjaga rupiah agar tidak terlalu cepat menguat, namun apabila saatnya untuk diserahkan ke pasar , maka kenaikan itu akan terus terjadi, katanya.

Faktor utama, lanjut dia meningkatnya aliran dana asing ke pasar domestik, karena krisis politik yang terjadi di Thailand masih terjadi, maka pelaku asing yang menempatkan dananya di sana segera mengalihkan ke pasar domestik yang dinilai lebih aman.

"Kami optimis rupiah pada saatnya nanti akan dapat berada jauh di bawah angka Rp9.000 per dolar, " ucapnya.(h-CS/A024)