Emas sedikit menguat, saat gelombang virus membayangi vaksin
17 November 2020 06:53 WIB
ILUSTRASI - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan. ANTARA/REUTERS/am.
Chicago (ANTARA) - Emas kembali menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), saat investor mempertimbangkan kekhawatiran langsung atas meningkatnya kasus virus corona dan spekulasi dukungan ekonomi lebih lanjut bahkan ketika Moderna menjadi produsen obat kedua yang menyatakan hasil pengujian vaksinnya efektif. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, naik 1,6 dolar AS atau 0,08 persen menjadi ditutup pada 1.887,80 dolar AS per ounce.
Emas berjangka terangkat 12,90 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.886,20 dolar AS pada Jumat lalu (13/11/2020), setelah melonjak 11,7 dolar AS atau 0,63 persen menjadi 1.873,30 dolar AS pada Kamis (12/11/2020), dan merosot 14,8 dolar AS atau 0,79 persen menjadi 1.861,6 dolar AS pada Rabu (11/11/2020).
Emas turun sebanyak 1,3 persen setelah Moderna mengatakan vaksin eksperimentalnya 94,5 persen efektif, tetapi ini lebih rendah dari penurunan lebih dari lima persen setelah Pfizer pada Senin lalu (9/11/2020) mengumumkan vaksinnya lebih dari 90 persen efektif.
"Vaksin adalah berita yang sangat bagus, tetapi masalahnya akan memakan waktu cukup lama untuk menerapkannya bahkan di negara maju," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, menambahkan bahwa pasar telah menyesuaikan posisi minggu lalu di berita Pfizer.
"Vaksin atau tanpa vaksin kami akan terus mengalami kesulitan ekonomi hingga kuartal ketiga tahun depan, kami akan membutuhkan stimulus moneter dalam jumlah besar dan kami sangat mungkin mendapatkan stimulus fiskal, yang pada akhirnya akan membantu memindahkan inflasi lebih dekat ke target. "
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah naik lebih dari 24 persen tahun ini, terutama diuntungkan dari langkah-langkah stimulus global untuk meredam efek pandemi.
Kasus virus corona melewati angka 11 juta di Amerika Serikat pada Minggu (15/11/2020). Sementara pasar mengantisipasi kembali normal pada paruh kedua 2021, itu "masih menyisakan kesenjangan besar di beberapa ekonomi global yang perlu diisi oleh pemerintah dan bank sentral", kata analis Saxo Bank Ole Hansen.
Para investor sekarang menunggu pidato Wakil Ketua Federal Reserve AS Richard Clarida pada 19.00 GMT.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 2,7 sen atau 0,11 persen menjadi ditutup pada 24,802 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 31,5 dolar AS atau 3,52 persen menjadi ditutup pada 927,5 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas melonjak 12,9 dolar, naiknya COVID picu kekhawatiran baru
Baca juga: Emas "rebound" dipicu skeptisisme vaksin dan lonjakan kasus COVID-19
Emas berjangka terangkat 12,90 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.886,20 dolar AS pada Jumat lalu (13/11/2020), setelah melonjak 11,7 dolar AS atau 0,63 persen menjadi 1.873,30 dolar AS pada Kamis (12/11/2020), dan merosot 14,8 dolar AS atau 0,79 persen menjadi 1.861,6 dolar AS pada Rabu (11/11/2020).
Emas turun sebanyak 1,3 persen setelah Moderna mengatakan vaksin eksperimentalnya 94,5 persen efektif, tetapi ini lebih rendah dari penurunan lebih dari lima persen setelah Pfizer pada Senin lalu (9/11/2020) mengumumkan vaksinnya lebih dari 90 persen efektif.
"Vaksin adalah berita yang sangat bagus, tetapi masalahnya akan memakan waktu cukup lama untuk menerapkannya bahkan di negara maju," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, menambahkan bahwa pasar telah menyesuaikan posisi minggu lalu di berita Pfizer.
"Vaksin atau tanpa vaksin kami akan terus mengalami kesulitan ekonomi hingga kuartal ketiga tahun depan, kami akan membutuhkan stimulus moneter dalam jumlah besar dan kami sangat mungkin mendapatkan stimulus fiskal, yang pada akhirnya akan membantu memindahkan inflasi lebih dekat ke target. "
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah naik lebih dari 24 persen tahun ini, terutama diuntungkan dari langkah-langkah stimulus global untuk meredam efek pandemi.
Kasus virus corona melewati angka 11 juta di Amerika Serikat pada Minggu (15/11/2020). Sementara pasar mengantisipasi kembali normal pada paruh kedua 2021, itu "masih menyisakan kesenjangan besar di beberapa ekonomi global yang perlu diisi oleh pemerintah dan bank sentral", kata analis Saxo Bank Ole Hansen.
Para investor sekarang menunggu pidato Wakil Ketua Federal Reserve AS Richard Clarida pada 19.00 GMT.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 2,7 sen atau 0,11 persen menjadi ditutup pada 24,802 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 31,5 dolar AS atau 3,52 persen menjadi ditutup pada 927,5 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas melonjak 12,9 dolar, naiknya COVID picu kekhawatiran baru
Baca juga: Emas "rebound" dipicu skeptisisme vaksin dan lonjakan kasus COVID-19
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: