Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat mengklaim perekonomian masyarakat kembali meningkat setelah beberapa bulan terakhir terpuruk akibat dampak dari pandermi COVID-19 sejak Maret 2020.

"Saat memasuki masa normal baru, perlahan perekonomian warga kembali meningkat apalagi setelah status pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dicabut," kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Sukabumi, Senin.

Menurutnya, saat ini sudah masuk fase pemulihan ekonomi di mana pemerintah pusat sudah menginstruksikan seluruh pemerintah dari tingkat provinsi hingga kota maupun kabupaten untuk kembali menggiatkan perekonomian di daerah.

Maka dari itu, Pemkot Sukabumi langsung membuat berbagai program pemulihan salah satunya dalam meningkatkan kualitas pelayanan untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), sehingga terjadi pergerakan perekonomian melalui sektor usaha tersebut.

Selain itu, dengan adanya Bantuan Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) dari pemerintah pusat tentunya sangat membantu dalam menggerakkan perekonomian pelaku usaha untuk meningkatkan modal dan produksi.

Tidak seluruh pelaku UMKM tidak mendapatkan bantuan langsung tunai (BLT) senilai Rp2,4 juta, tetapi Pemkot Sukabumi telah mempunyai program khusus untuk peningkatan ekonomi UMKM.

"Meskipun belum ada data pasti terkait peningkatan ekonomi di masa pandemi ini, namun pantauan langsung di lapangan terjadi geliat ekonomi yang cukup bagus dan saya yakin peningkatannya di atas rata-rata nasional," tambahnya.

Fahmi mengatakan peningkatan ekonomi warga ini pun dinilainya signifikan, seperti berbagai unit usaha sudah kembali bergerak dan daya beli masyarakat meningkat. Seperti usaha kuliner, perhotelan dan pertokoan yang sejak awal pandemi sangat merasakan dampaknya, tapi sekarang sudah kembali tumbuh.

Meskipun aktivitas ekonomi masyarakat beranjak normal, tetapi di masa normal baru ini baik pelaku usaha, masyarakat maupun konsumen harus tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Jangan sampai saat ekonomi mulai meningkatkan, kasus pertambahan pasien COVID-19 di Kota Sukabumi ikut meningkat. Maka dari itu, masyarakat diimbau agar tidak menyepelekan virus ini karena sampai sekarang masih ada dan sangat berbahaya," katanya.
Baca juga: IPB University berdayakan ekonomi korban bencana Sukabumi
Baca juga: Wapres: Bahaya COVID-19 dan ekonomi harus dihadapi sekaligus ​​​​​​​