SKK Migas canangkan program eksplorasi migas secara masif
16 November 2020 21:48 WIB
Ilustrasi: Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan (kanan) berbincang dengan Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas Shinta Damayanti (kiri) disela-sela acara kunjungan lapangan ke Blok Pangkah di Gresik, Jawa Timur. Antara Jatim/Moch Asim/18.
Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mencanangkan program eksplorasi yang masif untuk mencapai produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Jakarta, Senin, mengatakan eksplorasi masih dapat ditingkatkan karena potensi cekungan minyak dan gas di Indonesia yang belum dibor masih sangat besar.
Di Indonesia terdapat 128 cekungan. Sebanyak 20 cekungan statusnya telah berproduksi, 27 cekungan statusnya penemuan belum produksi, 13 cekungan statusnya belum ada penemuan dan 68 cekungan belum dibor.
Baca juga: Menteri ESDM: RI butuh giant discovery migas, ada 68 potensi cekungan
“Sebagian besar cekungan yang belum dibor tersebut berada di kawasan Timur Indonesia,” kata Dwi Soetjipto.
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, terdapat 38 wilayah kerja migas yang direkomendasikan untuk dieksplorasi lebih lanjut. Dari 38 rekomendasi tersebut, terdapat 12 wilayah kerja migas konvensional yang memiliki potensi sumber daya migas, di antaranya Teluk Bone Utara, Misol Timur, Atsy, Mamberamo, Boka, Buru, Aru-Tanimbar Offshore, Biak, Wamena, Sahul, Selaru, dan Arafuru Selatan.
Pemerintah juga telah melaksanakan survei di beberapa blok tersebut dengan menggunakan data-data seismik 2D, Passive Seismic Tomography (PST), rembesan mikro, penelitian geologi dan geofisika, serta metode lainnya. Hal tersebut diperlukan untuk mengetahui potensi migas di wilayah kerja tersebut.
Baca juga: Menteri ESDM: Biaya eksplorasi energi RI masih rendah
Sementara itu Kepala Divisi Perencanaan Eksplorasi Shinta Damayanti menjelaskan sebanyak 16 sumur eksplorasi dengan potensi cadangan migas besar akan dibor selama periode 2021-2022. Dari ke-16 sumur tersebut, 12 sumur akan dibor pada tahun 2021 dan sisanya pada periode 2022.
Rincian 16 sumur eksplorasi dengan potensi besar yang dibor dua tahun mendatang sebagai berikut, tiga sumur berlokasi di Aceh-Sumatera Utara (Parang-Parang, Timpan, Rencong), satu sumur di Sumatera Tengah (Secanggang), dua di Sumatera Selatan (Jangga, NEB), lima di Kalimantan Timur (Hiu Merah, Maha, SSD, Yuki, Konta) dan lima di Indonesia bagian timur (Kaleyo, Lofin, Opior, Omah, Takdir).
Baca juga: Arcandra: Eksplorasi migas butuh aspek teknologi dan komersial
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Jakarta, Senin, mengatakan eksplorasi masih dapat ditingkatkan karena potensi cekungan minyak dan gas di Indonesia yang belum dibor masih sangat besar.
Di Indonesia terdapat 128 cekungan. Sebanyak 20 cekungan statusnya telah berproduksi, 27 cekungan statusnya penemuan belum produksi, 13 cekungan statusnya belum ada penemuan dan 68 cekungan belum dibor.
Baca juga: Menteri ESDM: RI butuh giant discovery migas, ada 68 potensi cekungan
“Sebagian besar cekungan yang belum dibor tersebut berada di kawasan Timur Indonesia,” kata Dwi Soetjipto.
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, terdapat 38 wilayah kerja migas yang direkomendasikan untuk dieksplorasi lebih lanjut. Dari 38 rekomendasi tersebut, terdapat 12 wilayah kerja migas konvensional yang memiliki potensi sumber daya migas, di antaranya Teluk Bone Utara, Misol Timur, Atsy, Mamberamo, Boka, Buru, Aru-Tanimbar Offshore, Biak, Wamena, Sahul, Selaru, dan Arafuru Selatan.
Pemerintah juga telah melaksanakan survei di beberapa blok tersebut dengan menggunakan data-data seismik 2D, Passive Seismic Tomography (PST), rembesan mikro, penelitian geologi dan geofisika, serta metode lainnya. Hal tersebut diperlukan untuk mengetahui potensi migas di wilayah kerja tersebut.
Baca juga: Menteri ESDM: Biaya eksplorasi energi RI masih rendah
Sementara itu Kepala Divisi Perencanaan Eksplorasi Shinta Damayanti menjelaskan sebanyak 16 sumur eksplorasi dengan potensi cadangan migas besar akan dibor selama periode 2021-2022. Dari ke-16 sumur tersebut, 12 sumur akan dibor pada tahun 2021 dan sisanya pada periode 2022.
Rincian 16 sumur eksplorasi dengan potensi besar yang dibor dua tahun mendatang sebagai berikut, tiga sumur berlokasi di Aceh-Sumatera Utara (Parang-Parang, Timpan, Rencong), satu sumur di Sumatera Tengah (Secanggang), dua di Sumatera Selatan (Jangga, NEB), lima di Kalimantan Timur (Hiu Merah, Maha, SSD, Yuki, Konta) dan lima di Indonesia bagian timur (Kaleyo, Lofin, Opior, Omah, Takdir).
Baca juga: Arcandra: Eksplorasi migas butuh aspek teknologi dan komersial
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: