Jakarta (ANTARA) - Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menilai bahwa BUMN karya relatif masih bisa bertahan di tengah pandemi ditopang arus kas yang sehat.

"Kalau mereka tidak sehat, mereka tidak melanjutkan proyeknya, sementara beberapa perusahaan masih eksis dan mengerjakan proyek. Artinya kondisi keuangan mereka relatif masih baik," ujar Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah ketika dihubungi di Jakarta, Senin.

Ia menilai BUMN Karya seperti Wijaya Karya (Persero) dan lainnya memiliki kemampuan arus kas yang masih sehat sehingga dapat melaksanakan proyek konstruksi dengan baik.

"Tekanan memang ada pada arus kas perusahaan konstruksi, namun mereka masih bisa laksanakan proyek, yang penting pembayaran tepat waktu agar tidak ganggu cashflow," katanya.

Dalam rangka menjaga keberlangsungan pengerjaan proyek, ia mengatakan, ketepatan waktu dan kelancaran pembayaran proyek menjadi penting karena itu akan mempengaruhi arus kas perusahaan konstruksi.

Sementara itu tercatat, pada kuartal III 2020 kas setara kas WIKA berada pada posisi Rp7,69 triliun, sementara gross gearing ratio berada pada level 1,41 kali dengan net gearing ratio pada level 0,94 kali dibandingkan dengan covenant bank berada pada level 2,5 kali.

Piter juga mengatakan proyek konstruksi akan lebih bergeliat lagi saat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah tidak diberlakukan.

"Intinya begini, PSBB sudah dihapuskan banyak proyek yang akan bergerak kembali," ucapnya.

Tercatat hingga kuartal III tahun ini, terdapat 11 proyek strategis nasional yang tengah dilaksanakan pembangunannya oleh WIKA. Dari proyek-proyek itu, sembilan diantaranya memiliki progres pekerjaan di atas 50 persen, antara lain Jalan Tol Kunciran - Cengkareng, Jalan Tol Serang Panimbang.

Selain itu, Jalan Tol Cisumdawu, Pelabuhan Patimban, Terminal Kijing, Bendungan Cipanas, Pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin, hingga PLTU Sulsel Barru 1x100 MW.

Baca juga: Core: Begitu ekonomi pulih, sektor konstruksi bangkit
Baca juga: WIKA: Progres 9 Proyek Strategis Nasional capai lebih dari 50 persen