Core: Begitu ekonomi pulih, sektor konstruksi bangkit
16 November 2020 18:06 WIB
Ilustrasi: Pembangunan Proyek CBD Surabaya Direktur Utama PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (Wika Gedung) Nariman Prasetyo (kiri) berbincang dengan Direktur Operasional 2 Widhi Pujiono (kedua kiri), Direktur HC dan Pengembangan Investasi Nur Al Fata (kanan), Manager Proyek Central Business District (CBD) Yusuf (tengah) dan Manager MEP Divisi Konstruksi 2 Sunaryadi Agus Hernowo (kedua kanan) saat meninjau pembangunan proyek CBD di Surabaya, Jawa Timur. Antara Jatim/Moch Asim/zk/17
Jakarta (ANTARA) - Center of Reform on Economics (Core) Indonesia optimistis industri konstruksi akan bangkit seiring dengan perkiraan keberadaan vaksin pada 2021.
"Tahun depan perekonomian akan pulih, banyak berita baik tentang keberadaan vaksin, baik dari luar negeri maupun Indonesia," ujar Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah
Menurut dia, keberadaan vaksin COVID-19 merupakan senjata penting untuk menangani pandemi serta mendukung pemulihan ekonomi nasional.
"Ketika ekonomi pulih, sektor konstruksi akan mulai bangkit," ucapnya.
Baca juga: Menteri PUPR: Pembangunan infrastruktur bangkitkan ekonomi nasional
Ia menambahkan sektor konstruksi dan pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan karena konstruksi menimbulkan ekspansi ekonomi melalui efek berantai.
Sejumlah BUMN, lanjut Piter, dapat dijadikan sebagai motor penggerak untuk melaksanakan proyek konstruksi nasional.
Ia menilai BUMN Karya seperti Wijaya Karya (WIKA) dan lainnya memiliki kemampuan keuangan yang cukup baik sehingga dapat melaksanakan proyek konstruksi dengan baik.
"Tekanan memang ada pada cashflow perusahaan konstruksi, namun mereka masih bisa laksanakan proyek, yang penting pembayaran tepat waktu agar tidak ganggu cashflow," katanya.
Baca juga: Pengamat: BUMN Karya ujung tombak pembangunan infrastruktur Indonesia
Secara terpisah Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai pengelolaan keuangan WIKA masih terjaga dengan optimal di tengah pandemi COVID-19.
Menurut dia, komitmen perseroan menerapkan prinsip kehati-hatian menjadi salah satu faktor terjaganya keuangan WIKA, salah satunya tercermin dari rasio utang perseroan.
"Rasio utang WIKA masih terjaga, itu bagus dan menjadi perhatian di tengah pandemi ini," ujarnya.
Baca juga: Analis optimis kinerja WIKA membaik seiring geliat infrastruktur 2021
Tercatat pada kuartal II 2020, rasio utang berbunga (gearing ratio) berada pada posisi 1,26 kali (dari maksimal level covenant 2,5 kali), menunjukkan bahwa WIKA akan tetap beroperasi dengan baik dan siap untuk menangkap peluang di masa mendatang.
Hingga kuartal III ini terdapat 11 proyek strategis nasional yang tengah dilaksanakan pembangunannya oleh perseroan. Dari proyek-proyek itu, sembilan diantaranya memiliki progres pekerjaan di atas 50 persen, antara lain Jalan Tol Kunciran - Cengkareng, Jalan Tol Serang Panimbang.
Selain itu, Jalan Tol Cisumdawu, Pelabuhan Patimban, Terminal Kijing, Bendungan Cipanas, Pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin, hingga PLTU Sulsel Barru 1x100 MW.
Baca juga: Pengamat: Kehadiran vaksin COVID buka peluang positif bagi WIKA
"Tahun depan perekonomian akan pulih, banyak berita baik tentang keberadaan vaksin, baik dari luar negeri maupun Indonesia," ujar Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah
Menurut dia, keberadaan vaksin COVID-19 merupakan senjata penting untuk menangani pandemi serta mendukung pemulihan ekonomi nasional.
"Ketika ekonomi pulih, sektor konstruksi akan mulai bangkit," ucapnya.
Baca juga: Menteri PUPR: Pembangunan infrastruktur bangkitkan ekonomi nasional
Ia menambahkan sektor konstruksi dan pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan karena konstruksi menimbulkan ekspansi ekonomi melalui efek berantai.
Sejumlah BUMN, lanjut Piter, dapat dijadikan sebagai motor penggerak untuk melaksanakan proyek konstruksi nasional.
Ia menilai BUMN Karya seperti Wijaya Karya (WIKA) dan lainnya memiliki kemampuan keuangan yang cukup baik sehingga dapat melaksanakan proyek konstruksi dengan baik.
"Tekanan memang ada pada cashflow perusahaan konstruksi, namun mereka masih bisa laksanakan proyek, yang penting pembayaran tepat waktu agar tidak ganggu cashflow," katanya.
Baca juga: Pengamat: BUMN Karya ujung tombak pembangunan infrastruktur Indonesia
Secara terpisah Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai pengelolaan keuangan WIKA masih terjaga dengan optimal di tengah pandemi COVID-19.
Menurut dia, komitmen perseroan menerapkan prinsip kehati-hatian menjadi salah satu faktor terjaganya keuangan WIKA, salah satunya tercermin dari rasio utang perseroan.
"Rasio utang WIKA masih terjaga, itu bagus dan menjadi perhatian di tengah pandemi ini," ujarnya.
Baca juga: Analis optimis kinerja WIKA membaik seiring geliat infrastruktur 2021
Tercatat pada kuartal II 2020, rasio utang berbunga (gearing ratio) berada pada posisi 1,26 kali (dari maksimal level covenant 2,5 kali), menunjukkan bahwa WIKA akan tetap beroperasi dengan baik dan siap untuk menangkap peluang di masa mendatang.
Hingga kuartal III ini terdapat 11 proyek strategis nasional yang tengah dilaksanakan pembangunannya oleh perseroan. Dari proyek-proyek itu, sembilan diantaranya memiliki progres pekerjaan di atas 50 persen, antara lain Jalan Tol Kunciran - Cengkareng, Jalan Tol Serang Panimbang.
Selain itu, Jalan Tol Cisumdawu, Pelabuhan Patimban, Terminal Kijing, Bendungan Cipanas, Pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin, hingga PLTU Sulsel Barru 1x100 MW.
Baca juga: Pengamat: Kehadiran vaksin COVID buka peluang positif bagi WIKA
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: