Kuala Lumpur (ANTARA) - Asrama pekerja pabrik sarung tangan karet terbesar di dunia, Top Glove di Klang, Negara Bagian Selangor, Malaysia, di-isolasi atas perintah kawalan pergerakan yang ditingkatkan (PKPD) karena banyak pekerja yang positif COVID-19.

"Terdapat 215 kasus positif COVID-19 di sana pada 15 November, karena itu rapat khusus Majelis Keamanan Nasional menyepakati pemberlakuan PKPD mulai 17 hingga 30 November," kata Menteri Senior (Keamanan) Ismail Sabri Yaakob di Kuala Lumpur, Senin.

Pelaksanaan PKPD dilakukan di kawasan Asrama Pekerja Laki-Laki serta Jalan Abadi 1A/ KU8 dan Asrama Pekerja Wanita serta Jalan Abadi 1A dan Jalan Abadi 10A/KU8 yang melibatkan sebanyak 13.190 orang pekerja dan hampir 1.200 penduduk.

"Pelaksanaan PKPD ini bagi mempersilahkan Kementrian Kesehatan Malaysia (KKM) terus melaksanakan penyaringan tersasar kepada pekerja dan penduduk di kawasan tersebut," katanya.

Dia mengatakan pihak Top Glove juga perlu membuat saringan sepenuhnya kepada semua pekerja di pabrik dan juga di asrama-asrama yang ditempati tenaga kerja kilang tersebut.

Top Glove Corporation Bhd adalah produsen sarung tangan terbesar di dunia dengan operasi manufaktur yang tersebar di Malaysia, Thailand, dan Cina.

Top Glove juga memiliki kantor pemasaran di negara-negara Amerika Serikat, Jerman, dan Brasil.


Baca juga: Langgar pembatasan sosial, 502 orang ditahan di Malaysia

Baca juga: Mahathir diminta jangan gagalkan upaya mengembalikan mandat rakyat