Tak ada pembangunan "Jurassic Park" di Pulau Rinca
16 November 2020 14:58 WIB
Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Lukita Awang Nistyantara sedang menunjuk lokasi pembangunan Sarpras di Loh Buaya Pulau Rinca di layar monitor. (ANTARA/Bernadus Tokan)
Kupang (ANTARA) - Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Lukita Awang Nistyantara mengatakan, tidak ada proyek pembangunan "Jurassic Park" di Pulau Rinca, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Tidak ada pembangunan "Jurassic Park" di Pulau Rinca. Kalau ada pembangunan, jangan kan masyarakat, saya orang pertama yang akan menentang," kata Lukita Awang Nistyantara kepada ANTARA di Labuan Bajo, Senin.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan banyaknya pemberitaan miring tentang aktivitas pembangunan di Loh Buaya, Pulau Rinca setelah foto seekor Komodo menghadang truk viral di media sosial.
Menurut dia, kegiatan pembangunan yang tengah dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat ini di Loh Buaya adalah penataan sarana dan prasarana wisata alam di Pulau itu.
Kegiatan penataan sarana dan prasarana (Sarpras) wisata alam inipun hanya di lembah Loh Buaya dengan memanfaatkan kawasan seluas 1,3 hektare dari luas areal Pulau Rinca seluas 20 ribu hektare.
Kawasan yang digunakan untuk pembangunan Sarpras ini juga merupakan kawasan yang selama ini dijadikan sebagai area pembangunan berbagai fasilitas milik Taman Nasional Komodo.
"Jadi bangunan lama yang dibongkar kemudian di bangun sarana yang lebih aman, baik untuk wisatawan maupun petugas di pulau itu. Jadi tidak benar, seolah-olah Pulau Rinca itu akan diubah total, sehingga mengganggu biawak Komodo," katanya.
Bahkan tidak ada satu pohonpun yang ditebang dalam proses pembangunan sarana dan prasarana wisata alam di Loh Buaya, Pulau Rinca.
Menurut dia, fasilitas bangunan milik TNK yang ada di kawasan itu, selama ini justru mengganggu biawak raksasa Komodo karena terjadi kontak langsung dengan petugas maupun wisatawan.
"Tetapi dengan adanya sarana prasaran wisata alam yang dibangun secara terintegrasi, maka tidak akan mengganggu Komodo secara langsung karena biawak raksasa itu tidak kontak langsung dengan petugas maupun wisatawan," katanya.
Selain itu, petugas yang ada di lokasi juga akan jauh lebih aman dari serangan biawak Komodo, seperti yang dialami petugas selama ini, katanya menambahkan.
Lembah Loh Buaya seluas 500 hektare ini, saat ini dihuni 66 ekor individu Komodo dengan aktif sering dijumpai di area sekitar pembangunan Sarpras sekitar 16 ekor.
Baca juga: Balai Taman Nasional Komodo tutup sementara pulau Rinca
Baca juga: Pulau Rinca jadi pusat bisnis suvenir
"Tidak ada pembangunan "Jurassic Park" di Pulau Rinca. Kalau ada pembangunan, jangan kan masyarakat, saya orang pertama yang akan menentang," kata Lukita Awang Nistyantara kepada ANTARA di Labuan Bajo, Senin.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan banyaknya pemberitaan miring tentang aktivitas pembangunan di Loh Buaya, Pulau Rinca setelah foto seekor Komodo menghadang truk viral di media sosial.
Menurut dia, kegiatan pembangunan yang tengah dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat ini di Loh Buaya adalah penataan sarana dan prasarana wisata alam di Pulau itu.
Kegiatan penataan sarana dan prasarana (Sarpras) wisata alam inipun hanya di lembah Loh Buaya dengan memanfaatkan kawasan seluas 1,3 hektare dari luas areal Pulau Rinca seluas 20 ribu hektare.
Kawasan yang digunakan untuk pembangunan Sarpras ini juga merupakan kawasan yang selama ini dijadikan sebagai area pembangunan berbagai fasilitas milik Taman Nasional Komodo.
"Jadi bangunan lama yang dibongkar kemudian di bangun sarana yang lebih aman, baik untuk wisatawan maupun petugas di pulau itu. Jadi tidak benar, seolah-olah Pulau Rinca itu akan diubah total, sehingga mengganggu biawak Komodo," katanya.
Bahkan tidak ada satu pohonpun yang ditebang dalam proses pembangunan sarana dan prasarana wisata alam di Loh Buaya, Pulau Rinca.
Menurut dia, fasilitas bangunan milik TNK yang ada di kawasan itu, selama ini justru mengganggu biawak raksasa Komodo karena terjadi kontak langsung dengan petugas maupun wisatawan.
"Tetapi dengan adanya sarana prasaran wisata alam yang dibangun secara terintegrasi, maka tidak akan mengganggu Komodo secara langsung karena biawak raksasa itu tidak kontak langsung dengan petugas maupun wisatawan," katanya.
Selain itu, petugas yang ada di lokasi juga akan jauh lebih aman dari serangan biawak Komodo, seperti yang dialami petugas selama ini, katanya menambahkan.
Lembah Loh Buaya seluas 500 hektare ini, saat ini dihuni 66 ekor individu Komodo dengan aktif sering dijumpai di area sekitar pembangunan Sarpras sekitar 16 ekor.
Baca juga: Balai Taman Nasional Komodo tutup sementara pulau Rinca
Baca juga: Pulau Rinca jadi pusat bisnis suvenir
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: