Karimun, Kepri (ANTARA News) - DPC Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Karimun, Provinsi Kepulauan Riau menyatakan kerusuhan di Drydock World Graha Batam, Kamis (22/4), merupakan pembelajaran untuk mewujudkan iklim investasi yang kondusif di Karimun.

"Kerusuhan berupa amuk pekerja di perusahaan asing tersebut hendaknya menjadi pembelajaran bagi iklim investasi di kawasan perdagangan bebas Karimun," kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Karimun, Hanis Jasni, di Karimun, Minggu.

Menurut Hanis Jasni, penataan ketenagakerjaan hendaknya dilakukan sejak dini oleh pemerintah kabupaten (pemkab) maupun Badan Pengusahaan Kawasan (BPK) kawasan perdagangan bebas (FTZ) Karimun untuk memperkecil kemungkinan timbulnya konflik antarpekerja.

"Pemkab harus menata dari awal mumpung kawasan FTZ Karimun sedang dalam tahap perkembangan," ucapnya.

Dia mengatakan, bentuk penataan meliputi semua aspek, mulai dari kesejahteraan, hak-hak pekerja maupun upaya menciptakan suasana kerja yang kondusif dan harmonis.

"Kerusuhan Batam kami nilai sebagai dampak timpangnya kesejahteraan karyawan yang dipicu pula oleh sikap arogansi pekerja yang berpenghasilan lebih besar," katanya.

Ia juga menuturkan, instansi terkait harus meningkatkan pengawasan bagi perusahaan asing dalam perekrutan tenaga kerja.

"Perusahaan asing harus terbuka soal komposisi karyawannya dan memberikan porsi lebih besar bagi tenaga kerja lokal sesuai komitmen yang dituangkan dalam nota kesepahaman bersama Pemkab," tuturnya.

Dia menilai, manajemen perusahaan hendaknya tidak menilai rendah pekerja lokal yang hanya dianggap sebagai buruh kasar. Jangan anggap sepele tenaga lokal.

Ia menambahkan, pemkab juga harus mulai serius mempersiapkan tenaga lokal untuk ditempatkan pada sejumlah perusahaan asing di kawasan FTZ, karena diperkirakan tahun 2011 mulai membutuhkan ribuan pekerja.

"Jika mereka tidak dipersiapkan sejak sekarang, kami khawatir mereka akan selamanya dianggap buruh kasar," ucapnya.

Di kawasan FTZ Karimun, terdapat 30 perusahaan yang terdiri atas perusahaan pertambangan granit, galangan kapal (shipyard) serta jasa perdagangan dan lainnya.

Dari jumlah tersebut terdapat enam perusahaan asing, tiga telah lama beroperasi yakni PT Trimegah Perkasa Utama, PT Aneka Mining Sukses dan PT Karimun Sembawang Shipyard.

Sedangkan tiga perusahaan lagi sedang dalam tahap pembangunan sarana infrastruktur, yaitu PT Saipem Indonesia, PT Boskalis Internasional Indonesia dan PT Piacentini Turchi Indonesia.

Ketiganya diperkirakan membutuhkan belasan ribu karyawan mulai tahun 2011. (HAM/K004)