Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melatih Industri kecil menengah (IKM) alat angkut teknik pengelasan guna memenuhi permintaan komponen sepeda sebagai substitusi kebutuhan impor, sekaligus menangkap peluang dari tren penjualan sepeda yang kian meningkat.

“Pertengahan tahun 2020, penjualan sepeda mengalami peningkatan hingga empat kali lipat bila dibandingkan dengan penjualan tahun lalu. Ini merupakan peluang besar bagi IKM kita, termasuk sektor alat angkut untuk bisa ikut berkontribusi,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Minggu.

Pihaknya mendorong IKM alat angkut memproduksi frame sepeda sebagai salah satu komponen utama. Namun demikian, dalam membuat rangka sepeda tersebut, kata dia, diperlukan teknik pengelasan yang benar untuk menjamin keselamatan pengendaranya.

“Untuk itu, melalui program pembinaan terhadap IKM alat angkut, kami memberikan pendampingan bimbingan teknis tentang pengelasan. Kegiatan ini sudah kami laksanakan bagi IKM alat angkut di Kabupaten Tasikmalaya beberapa waktu lalu,” kata Gati.

Menurut dia, teknik pengelasan merupakan teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa logam penambah sehingga menghasilkan sambungan yang kontinyu.

“Welder atau SDM yang melakukan pengelasan perlu didukung pengetahuan dasar pengelasan dan juga perlu memiliki keterampilan teknis dalam hal penggunaan alat dan mesin las, persiapan mengelas, cara pengelasan, serta pencegahan dan perbaikan kesalahan las agar dapat memberikan hasil pengelasan yang berkualitas,” kata Gati.

Ditjen IKMA Kemenperin itu bertekad untuk terus mendorong penguatan daya saing IKM alat angkut melalui peningkatan di sisi Quality, Cost, dan Delivery (QCD).

“Salah satunya melalui bimbingan teknis untuk penguatan kompetensi SDM di sektor IKM,” ujar Gati.

Selain itu pihaknya juga melaksanakan program yang diyakini mampu mendorong peningkatan permintaan produk IKM di Indonesia dan pemberian fasilitasi mesin dan peralatan, pendampingan tenaga ahli, serta fasilitasi sertifikasi produk maupun kompetensi SDM.

“Industri alat angkutan merupakan sektor yang memiliki peran besar terhadap perekonomian nasional,” sebut Gati.

Hal ini, kata dia, terlihat dari nilai investasi di sektor tersebut yang mencapai Rp8,39 triliun pada tahun 2019 atau masuk dalam lima besar sektor industri dengan nilai investasi terbesar setelah industri makanan, industri logam, serta industri kimia dan farmasi.

Baca juga: Kemenperin beri pelayanan sertifikasi SNI industri sepeda nasional
Baca juga: Kebanjiran permintaan, industri sepeda genjot produksi