Serang (ANTARA News) - Akses masyarakat untuk memperoleh informasi lowongan pekerjaan masih minim, sehingga menjadi salah satu faktor masih tingginya pengangguran karena rendahnya serapan tenaga kerja.

Direktur Pengembangan Pasar Kerja Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) Yunani Roedah, di Serang, Jumat mengatakan, masih tingginya tingkat pengangguran di Indonesia disebabkan jumlah pencari kerja dengan lowongan tidak sebanding.

Selain itu karena rendahnya serapan pekerja yang disebabkan tidak memenuhi kualifikasi serta kurangnya masyarakat memperoleh informasi lowongan pekerjaan.

"Sebagai contoh rata-rata tiap tahun lowongan tersedia 1,1 juta, sedang yang mencari kerja 1,6 juta. Namun dari jumlah tersebut hanya 753 ribu tenaga kerja yang terserap," kata Yunani usai menghadiri pembukaan Pameran Bursa Tenaga Kerja 2010, di Alun-alun Barat Kota Serang.

Oleh karena itu, kata dia, dalam upaya mengurangi pengangguran dan mempermudah masyarakat untuk memperoleh informasi lowongan pekerjaan, bisa dilakukan dengan cara penyelenggaraan seperti job fair, sebagai salah satu sarana untuk mempertemukan pencari kerja dengan pihak perusahaan secara langsung.

Selain itu, job fair juga bertujuan mengintegrasikan dan efesiensi para pencari kerja serta perusahaan dalam pola perekrutan.

Pada tahun 2010, kata Yunani, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga membuka program pasar kerja on line yang dibuka di 146 kabupaten/kota, tujuh diantaranya di Provinsi Banten. Bursa kerja on line di kabupaten/kota tersebut ditempatkan di Dinas Tenaga Kerja masing-masing kabupaten/kota.

"Kami menargetkan 502 kabupaten/kota memliki bursa kerja on line hingga tahun 2014," katanya.

Yunani mengatakan, keberadaan bursa kerja online ini diharapkan juga dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia yang saat ini mencapai 9,68 juta orang.

Faktor penyebab tingginya angka pengangguran di Indonesia, selain kondisi pasar kerja yang timpang dengan jumlah pencari kerja dan rendahnya tingkat keterampilan yang dimiliki para pencari kerja, juga disebabkan budaya masyarakat yang kurang memiliki jiwa enterpreneurship atau kewirausahaan.

Sementara itu, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengatakan, dalam upaya menjaga sinergisitas antara perusahaan dengan pencari kerja, ia meminta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten untuk selalu menyiapkan data pencari kerja lengkap dengan kualifikasi keahlian dan tingkat pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.

"Para pencari kerja harus terus meningkatkan kemampuan agar mampu meningkatkan daya saing yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan," kata Ratu Atut.

Bursa kerja yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten, diselenggarakan dari Tanggal 23 hingga 25 April 2010 dengan melibatkan 51 perusahaan yang ada di Banten.

(U.M045//R010/R009)