DPP Asita harapkan Bali "tancap gas" untuk pemulihan pariwisata
14 November 2020 12:28 WIB
Ketua Umum Dewan Pengurus Pimpinan Pusat Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Association of The Indonesians Tours and Travel Agencies (Asita) Dr N Rusmiati saat membuka Musdalub DPD Asita Bali (Antara/Rhisma/2020)
Denpasar (ANTARA) - Ketua Umum Dewan Pengurus Pimpinan Pusat Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Association of The Indonesians Tours and Travel Agencies (Asita) Dr N Rusmiati mengharapkan jajaran DPD Asita di Bali segera "tancap gas" dalam upaya turut memulihkan pariwisata di Pulau Dewata.
"Dengan adanya ketua dan pengurus yang baru, nanti harus segera tancap gas untuk pariwisata di Bali ini, terutama dalam menerima wisatawan mancanegara," kata Rusmiati saat membuka Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) DPD Asita Bali, di Denpasar, Sabtu.
Diakuinya memang membangkitkan kembali pariwisata bukan tugas yang mudah, namun akan menyenangkan jika dikerjakan dengan tulus ikhlas, apalagi ini juga berpengaruh terhadap kesejahteraan anggota Asita.
Baca juga: DPD Asita siap berjuang untuk pemulihan pariwisata Bali
Menurut dia, untuk mempromosikan Bali yang sangat indah ini tidak sulit karena tanpa promosi pun wisatawan asing sudah tahu. Hanya persoalan saat ini adalah terkait akses penerbangan.
Terlebih Bali tak hanya memiliki destinasi yang sangat menarik, tetapi infrastrukturnya juga sudah benar-benar disiapkan dengan sangat baik.
"Untuk akses, kita bisa fokus penerbangan bagaimana penerbangan langsung. Namun, jika sulit bisa dengan 'charter' pesawat," ucap Rusmiati.
Rusmiati dalam kesempatan bertemu dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio dan pihak Kedutaan Besar Malaysia sudah mengusulkan agar Indonesia bisa membuka "travel bubble" dengan Malaysia.
"Itu karena kita satu rumpun dan banyak yang ingin datang ke Indonesia, khususnya Bali. Usulan ini sudah disambut baik oleh Mas Wishnu (Menparekraf-red), mudah-mudahan suatu awal yang baik. Misalnya dari Bali untuk ke Malaysia, itu utamanya karena memang orang yang sudah rindu untuk berwisata," katanya.
Sementara itu, Plt Ketua DPD Asita Bali Bali I Komang Takuaki Banuartha menyatakan pihaknya siap berjuang bersama dengan pemerintah daerah dan pusat untuk pemulihan pariwisata Bali.
Baca juga: Asita DIY berharap sistem pengganti "rapid test" wisatawan
"Dengan terpilihnya ketua definitif (Asita Bali-red) dan jajaran pengurus yang baru, tentu akan lebih memudahkan bersinergi dengan pemerintah untuk pemulihan pariwisata Bali," katanya.
Pihaknya juga siap menyambut jika benar-benar penerbangan internasional dibuka untuk Bali mulai 1 Desember 2020. "Travel agent sudah pasti siap untuk menyambut kedatangan wisatawan mancanegara. Apalagi negara-negara lain juga sudah menunggu kapan Bali dibuka untuk asing," ujar Banuartha.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Ramia Adnyana mengharapkan Bali benar-benar bisa dibuka untuk wisatawan mancanegara mulai 1 Desember mendatang seperti yang ramai diwacanakan.
"Mudah-mudahan ada 'good news' atau berita baik dari pemerintah terkait rencana dibukanya penerbangan internasional sehingga kami tidak lama-lama menjadi OTG (orang tanpa gaji)," ucapnya.
Pemangku kepentingan pariwisata di Bali, lanjut dia, juga sudah menyiapkan berbagai hal untuk mengembalikan kepercayaan wisman pada Bali, diantaranya melalui sertifikasi penerapan CHSE (cleanliness/kebersihan, health/kesehatan, safety/keamanan, dan environment/ramah lingkungan) pada 11 industri yang bergerak di bidang pariwisata.
"Dengan adanya ketua dan pengurus yang baru, nanti harus segera tancap gas untuk pariwisata di Bali ini, terutama dalam menerima wisatawan mancanegara," kata Rusmiati saat membuka Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) DPD Asita Bali, di Denpasar, Sabtu.
Diakuinya memang membangkitkan kembali pariwisata bukan tugas yang mudah, namun akan menyenangkan jika dikerjakan dengan tulus ikhlas, apalagi ini juga berpengaruh terhadap kesejahteraan anggota Asita.
Baca juga: DPD Asita siap berjuang untuk pemulihan pariwisata Bali
Menurut dia, untuk mempromosikan Bali yang sangat indah ini tidak sulit karena tanpa promosi pun wisatawan asing sudah tahu. Hanya persoalan saat ini adalah terkait akses penerbangan.
Terlebih Bali tak hanya memiliki destinasi yang sangat menarik, tetapi infrastrukturnya juga sudah benar-benar disiapkan dengan sangat baik.
"Untuk akses, kita bisa fokus penerbangan bagaimana penerbangan langsung. Namun, jika sulit bisa dengan 'charter' pesawat," ucap Rusmiati.
Rusmiati dalam kesempatan bertemu dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio dan pihak Kedutaan Besar Malaysia sudah mengusulkan agar Indonesia bisa membuka "travel bubble" dengan Malaysia.
"Itu karena kita satu rumpun dan banyak yang ingin datang ke Indonesia, khususnya Bali. Usulan ini sudah disambut baik oleh Mas Wishnu (Menparekraf-red), mudah-mudahan suatu awal yang baik. Misalnya dari Bali untuk ke Malaysia, itu utamanya karena memang orang yang sudah rindu untuk berwisata," katanya.
Sementara itu, Plt Ketua DPD Asita Bali Bali I Komang Takuaki Banuartha menyatakan pihaknya siap berjuang bersama dengan pemerintah daerah dan pusat untuk pemulihan pariwisata Bali.
Baca juga: Asita DIY berharap sistem pengganti "rapid test" wisatawan
"Dengan terpilihnya ketua definitif (Asita Bali-red) dan jajaran pengurus yang baru, tentu akan lebih memudahkan bersinergi dengan pemerintah untuk pemulihan pariwisata Bali," katanya.
Pihaknya juga siap menyambut jika benar-benar penerbangan internasional dibuka untuk Bali mulai 1 Desember 2020. "Travel agent sudah pasti siap untuk menyambut kedatangan wisatawan mancanegara. Apalagi negara-negara lain juga sudah menunggu kapan Bali dibuka untuk asing," ujar Banuartha.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Ramia Adnyana mengharapkan Bali benar-benar bisa dibuka untuk wisatawan mancanegara mulai 1 Desember mendatang seperti yang ramai diwacanakan.
"Mudah-mudahan ada 'good news' atau berita baik dari pemerintah terkait rencana dibukanya penerbangan internasional sehingga kami tidak lama-lama menjadi OTG (orang tanpa gaji)," ucapnya.
Pemangku kepentingan pariwisata di Bali, lanjut dia, juga sudah menyiapkan berbagai hal untuk mengembalikan kepercayaan wisman pada Bali, diantaranya melalui sertifikasi penerapan CHSE (cleanliness/kebersihan, health/kesehatan, safety/keamanan, dan environment/ramah lingkungan) pada 11 industri yang bergerak di bidang pariwisata.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: