Singapura (ANTARA News) - Harga minyak berada pada kondisi bervariasi di perdagangan Asia Jumat karena meningkatnya permintaan di Amerika Serikat, negara konsumen energi terbesar dunia, membatasi keuntungan pasar, kata para analis.

Kontrak utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Juni naik lima sen ke posisi 83,75 dolar per barel. Sedangkan minyak mentah Brent North Sea juga untuk pengapalan Juni turun dua sen menjadi 85,65 dolar per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

Permintaan di Amerika Serikat diawasi secara ketat oleh pasar minyak karena negara itu adalah ekonomi terbesar dan konsumen energi terbesar di dunia.

Tekanan pasar telah sedikit berkurang dengan laporan mingguan yang terbit Rabu dari Departemen Energi (DoE) Amerika Serikat yang menunjukkan kenaikan tidak terduga dalam cadangan minyak mentah dan produk minyak, kata analis.

Kenaikan tersebut mengindikasikan melemahnya permintaan karena ekonomi terbesar dunia terganggu untuk kembali pulih dari pelemahan ekonomi terburuk sejak 1930-an.

DoE mengumumkan Rabu bahwa cadangan minyak mentah AS meningkat 1,9 juta barel pada pekan yang berakhir 16 April. Ini bertentangan dengan ekspektasi pasar penurunan 200.000 barel.

Cadangan gasoline atau bensin juga meningkat 3,6 juta barel, melampaui prediksi kenaikan tipis 300.000 barel.

Minyak sulingan, yang meliputi bahan bakar pemanas dan juga minyak diesel naik 2,1 juta barel jauh dari prediksi para analis kenaikan 900.000 barel.

Sementara itu secara terpisah, sebuah bom ditanam oleh kelompok perlawanan di Irak utara pada Kamis, menimbulkan lubang di sebuah pipa minyak yang membawa minyak mentah ke Turki, menyebabkan nyala api yang membuat pemadam kebakaran berjuang keras untuk mengendalikannya, kata polisi.

Insiden ini terjadi di wilayah gurun Al-Hadhar, 120 kilometer (75 mil) selatan kota Mosul, kata polisi provinsi Kolonel Hossam Aldeen Mohammed.

Pipa tersebut mengangkut sekitar 420.000 hingga 450.000 barel minyak mentah per hari, meski memiliki potensi mengapalkan 600.000 bph, menurut kementerian minyak.

Sementara di Kuwait, cadangan minyak di ladang minyak terbesar negara itu, Burgan lebih tinggi dari yang dipublikasikan dan angka baru untuk semua lubuk penyimpanan akan diumumkan segera, seorang menteri mengatakan, Kamis.

"Cadangan di ladang minyak Burgan lebih tinggi daripada apa yang sedang beredar," kata deputi Perdana Menteri urusan ekonomi Sheikh Ahmad Fahad al-Sabah seperti dikutip kantor berita resmi Kuna.

Ladang minyak Greater Burgan adalah lapangan terbesar ke dua di dunia setelah Ghawar di Arab Saudi, dengan cadangan yang sebelumnya diperkirakan sekitar 70 miliar barel.

Ladang ini telah memproduksi sekitar tiga-perempat dari produksi Kuwait sebesar 2,2 juta barel per hari. Harga minyak telah jatuh pada Senin di tengah kekhawatiran atas tuduhan penipuan terhadap ikon Wall Street Goldman Sachs dan penutupan bandar udara Eropa karena abu vulkanik dari sebuah letusan gunung berapi di Islandia.(S004/A024)