New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak dunia bervariasi pada Kamis, karena pedagang terfokus padamelemahnya data permintaan dari Amerika Serikat, konsumen energi terbesar di dunia.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni, naik dua sen menjadi 83,70 dolar per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni menyusut tiga sen menjadi 83,70 dolar di perdagangan New York.

"Data mingguan AS berada di sisi lemah, dengan membangun seluruh barel persediaan minyak mentah dan semua produk, seiring dengan angka permintaan yang relatif lunak," kata analis Barclays Capital Sen Amrita.

Departemen Energi AS (DoE) mengumumkan pada Rabu, bahwa cadangan minyak mentah AS meningkat 1,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 16 April. Ini terhadap ekspektasi pasar turun 200.000 barel.

"Peningkatan persediaan minyak mentah sebagian besar tak terduga karena fundamental permintaan yang membebani pikiran orang," kata Serene Lim, seorang analis ANZ Bank yang berbasis di Singapura.

Permintaan di Amerika Serikat diawasi secara ketat oleh pasar minyak karena negara itu adalah ekonomi terbesar dan konsumen energi terbesar di dunia.

Raksasa ekonomi AS sedang berjuang untuk pulih dari penurunan terburuk sejak 1930-an.

Di tempat lain, sebuah bom ditanam oleh kelompok perlawanan di Irak utara pada Kamis, menimbulkan lubang di sebuah pipa minyak yang membawa minyak mentah ke Turki, menyebabkan nyala api yang membuat pemadam kebakaran berjuang untuk mengendalikannya, kata polisi.

Insiden ini terjadi di wilayah gurun Al-Hadhar, 120 kilometer (75 mil) selatan kota Mosul, kata polisi provinsi Kolonel Hossam Aldeen Mohammed.

Pipa, yang terpukul terakhir pada 20 Desember tahun lalu, mengangkut sekitar 420.000 hingga 450.000 barel minyak mentah per hari, meskipun memiliki potensi mengapalkan 600.000 bph, menurut kementerian minyak.

Sementara di Kuwait, cadangan minyak di ladang minyak terbesar negara itu, Burgan, lebih tinggi dari yang telah dipublikasikan dan angka baru untuk semua lubuk penyimpanan akan diumumkan segera, seorang menteri mengatakan pada Kamis.

"Cadangan di ladang minyak Burgan lebih tinggi daripada apa yang sedang beredar," kata deputi perdana menteri urusan ekonomi Sheikh Ahmad Fahad al-Sabah seperti dikutip kantor berita resmi Kuna.

Ladang minyak Greater Burgan adalah lapangan terbesar kedua di dunia setelah Ghawar di Arab Saudi, dengan cadangan yang sebelumnya diperkirakan sekitar 70 miliar barel.

Ladang ini telah memproduksi sekitar tiga-perempat dari produksi Kuwait sebesar 2,2 juta barel per hari.

Harga minyak telah jatuh pada Senin di tengah kekhawatiran terhadap tuduhan penipuan terhadap ikon Wall Street Goldman Sachs dan penutupan bandar udara Eropa karena abu dari sebuah letusan gunung berapi di Islandia. (A026/K004)