Kopenhagen (ANTARA) - Calon vaksin buatan Denmark pada uji coba hewan terbukti efektif melawan virus corona baru yang bermutasi dari cerpelai (sejenis musang), yang ditemukan di negara tersebut, menurut ilmuwan terkemuka pada Kamis.
Otoritas pekan lalu memulai rencana pemusnahan 17 juta cerpelai milik Denmark, salah satu populasi terbesar di dunia. Pihaknya mengatakan temuan virus baru-baru ini di peternakan cerpelai dan manusia dapat memperlambat vaksin COVID-19 masa depan.
Riset awal dari jenis virus yang bermutasi, yang dikenal Cluster 5, menunjukkan virus memiliki sensitivitas yang menurun terhadap antibodi, sehingga berpotensi membahayakan keampuhan vaksin masa depan, menurut otoritas pekan lalu.
Namun antibodi dari kelinci yang diobati dengan calon vaksin tahap awal milik Institut Serum Negara Denmark (SSI) berhasil melawan varian Cluster 5, menurut ilmuwan terkemuka SSI, Anders Fomsgaard.
"Kami tidak dapat mengelak untuk tidak menguji antibodi kelinci yang kami miliki terhadap Cluster 5, dan itu efektif," kata Fomsgaard kepada lembaga penyiar Denmark DR, Kamis.
Calon vaksin tersebut, yang pada tahap awal pengembangan, akan segera digunakan pada uji coba manusia, yang belum pasti akan memiliki efek yang sama.
"Apakah ini juga berlaku untuk vaksin lainnya dan apakah itu berlaku untuk antibodi manusia, kami tidak tahu," katanya.
Reuters tak bisa menghubungi Fomsgaard untuk dimintai keterangan.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa mengatakan penilaian risiko pada Kamis memunculkan "ketidakpastian yang besar" mengenai ancaman potensial yang ditimbulkan dari penyebaran virus ke cerpelai, mutasinya, serta konsekuensi penyebaran ke manusia.
Sumber: Reuters
Baca juga: WHO: Rentan COVID, Denmark bertekad musnahkan 17 juta cerpelai
Baca juga: Klub Denmark karantina 13 orang akibat virus corona
Baca juga: Slovenia, Denmark laporkan kematian pertama akibat corona
Vaksin Denmark efektif lawan COVID-19 cerpelai pada uji coba hewan
13 November 2020 15:20 WIB
Cerpelai
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: