Seoul (ANTARA News) - Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik (OANA) terus mengimbangi arus informasi, kata Presiden OANA Ahmad Mukhlis Yusuf dalam pidato pembukaan Pertemuan Puncak OANA di Seoul, Korea Selatan, Kamis.

Ketidakseimbangan dan perbedaan arus informasi antara negara-negara berkembang dan maju tidak dipersempit akibat sengketa-sengketa yang berlangsung selama puluhan tahun, kata presiden OANA.

Mukhlis Yusuf yang juga Direktur Utama Perum LKBN ANTARA menyerukan semua anggota kantor berita organisasi itu untuk bekerja sama menangani masalah-masalah yang mereka hadapi termasuk krisis yang menimpa industri media sekarang.

"OANA memperluas tingkat pertukaran termasuk bahan-bahan berita dalam bentuk klip-klip video dan audio, program TV yang disunting dan grafik interaktif untuk memenuhi beragam kepuasan para pelanggan yang jumlahnya meningkat," katanya.

Selain itu, menurut dia, OANA menandatangani perjanjian-perjanjian kerja sama yang memungkinkan kantor-kantor berita anggota berbagi informasi mengenai layanan baru dan cara-cara untuk mnggunakannya sebaik mungkin.

OANA dan asosiasi-asosiasi kantor berita regional lainnya perlu membangun satu kerja sama yang solid untuk membantu mewujudkan persepsi-persepsi positif terhadap negara-negara di Asia dan Pasifik, Timur Tengah, Balkan, Laut Tengah dan negara-negara Muslim, tambahnya.

OANA kini memiliki 44 anggota kantor berita dari 33 negara di Asia dan Pasifik.

Mukhlis Yusuf mengatakan, media di kawasan itu harus menyampaikan opini-opini sendiri dan berusaha keras untuk mengakhiri ketidakseimbangan dalam media global.

"Kami ingin lebih didengar. Kami perlu memperkuat kerja sama media dan bersama memberikan suara kami pada forum internasional, citra negara-negara Asia Pasifik tergantung pada bagaimana media dunia menggambarkan," katanya.

Ia menambahkan masalah-masalah Asia Pasifik harus diberitakan para wartawan Asia Pasifik.

Masalah-masalah di Korea, misalnya, seharusnya lebih layak diberitakan oleh kantor berita Yonhap. Masalah-masalah di Iran lebih tepat diberitakan oleh IRNA atau kantor berita Mehr. Masalah-masalah di Indonesia harus diberitakan kantor berita ANTARA, katanya.

KTT OANA yang dibuka Perdana Menteri Korea Selatan Chung Un Chan dihadiri antara lain Presiden dan Penerbit Kantor Berita Yonhap Park Jung-Chan dan para anggota Badan Eksekutif OANA.

Juga hadir dalam pertemuan itu wakil-wakil dari asosiasi-asosiasi kantor berita regional termasuk Federasi Kantor Berita Arab (FANA), Aliansi Kantor Berita Eropa (EANA), Asosiasi Kantor Berita Balkan (ABNA), Aliansi Kantor Berita Laut Tengah (ANAN) dan Kantor Berita Islam Internasional (IINA).

Juga hadir Prof. Oliver Boyd-Barret dari Bowling Green State University, Amerika Serikat, dan Prof. Nam Jun-Kang dari Seoul National University, Korsel
(B005/B010)