Kuala Lumpur (ANTARA) - Menteri Wilayah Federal Malaysia Annuar Musa menetapkan wilayah Kuala Lumpur dan Putrajaya menjadi wilayah bebas berdagang mulai 15 November bagi masyarakat kecil terdampak COVID-19 yang ingin mencari penghasilan karena kehilangan pekerjaan.

"Kuala Lumpur akan menjadi wilayah bebas berniaga, siapa yang ingin berdagang satu hari penuh atau setengah hari bisa memilih tempat yang sesuai, misal depan rumah atau tepi jalan wilayah perumahan," ujar Annuar melalui siaran langsung di Facebook, Kamis.

Annuar mengatakan banyak warga yang kehilangan pekerjaan, baik karena diberhentikan dari tempat kerja di perusahaan besar, perusahaan menengah maupun kedai-kedai yang mengurangi karyawannya.

"Bagi yang menerima gaji tetap tidak masalah. Banyak warga kota hidupnya berniaga. Rakyat berpendapatan rendah terdampak, ditambah yang kehilangan pekerjaan seperti pekerja industri dan pilot," katanya.

Dia mengatakan saat ini wilayah federal (Kuala Lumpur dan Putrajaya) menjadi pusat pusat mencari rezeki, salah satunya dengan berniaga kecil (retail) maupun besar, seperti mal.

"Yang saya maksud dibuka untuk berniaga adalah untuk menolong mereka yang kehilangan pekerjaan karena perusahaan mengecilkan staf karena itu perlu dipermudahkan," katanya.

Apalagi jika PKPB (lockdown Malaysia) berlangsung lama, ujar dia, setelah berunding dengan wali kota Kuala Lumpur pihaknya sepakat menjadikan Kuala Lumpur sebagai tempat bebas berniaga namun tetap dengan aturan dan mematuhi SOP.

"Jangan khawatir kota kotor dan sesak. Ini langkah enam bulan pertama untuk memudahkan mencari rezeki. Jangan hanya terlalu memikirkan diri kita. Mereka bisa buka warung, buka nasi lemak. Mereka punya tanggungan membayar rumah sewa, bayar listrik dan lain-lain," katanya.

Baca juga: Malaysia catat 822 kasus baru COVID-19

Baca juga: 17 pegawai perusahaan sarung tangan di Malaysia positif COVID-19

Baca juga: Muhyiddin memaklumi penolakan usulan darurat nasional


Masker cantik asal Batang yang menembus pasar Malaysia