Jakarta (ANTARA) - Penasihat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) untuk peningkatan testing dan tracing Monica Nirmala berharap semua pihak tidak menciptakan kerumunan saat proses pemilihan kepala daerah (pilkada) karena berisiko untuk penularan COVID-19.

"Imbauan juga bagi para kontestan pilkada agar memperhatikan elemen ini bahwa kalau kita mengadakan kerumunan justru kita membahayakan masyarakat yang sebetulnya kita harus layani," kata Monica dalam diskusi virtual Optimisme Masyarakat Terhadap 3T (Tracing, Testing, Treatment), Jakarta, Kamis.

Monica menuturkan kampanye-kampanye sangat memungkinkan masyarakat berkumpul dan menciptakan kerumunan sehingga dapat membahayakan masyarakat jika dikaitkan dengan potensi penularan COVID-19.

"Saya pikir baik kepala daerah yang saat ini menjabat maupun yang calon harus memikirkan warganya, jadi jangan karena ingin dipilih begitu jadi kemudian mengadakan kampanye- kampanye yang sangat memungkinkan terjadinya banyak orang berkerumun," ujarnya.

Baca juga: Pakar: Gencarkan kampanye 3T tingkatkan partisipasi masyarakat

Dia mengatakan cara-cara kampanye harus dialihkan ke cara yang lebih baik untuk menghindari terjadinya kerumunan.

Sementara itu, Managing Director di Ipsos Indonesia Soeprapto Tan mengatakan perlu kesadaran penuh dari para kontestan pilkada untuk mencegah terjadinya kerumunan termasuk mengedukasi para pendukungnya.

"Jadi mereka harus memberikan panutan memberikan imbauan bahkan melakukan sendiri bahwa sebenarnya tidak ada kerumunan massa kalaupun ada kerumunan massa kerumunan terbatas, menjaga jarak, memakai masker," ujarnya.

Para kontestan pilkada seharusnya menjadi teladan dalam pelaksanaan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir) dan mendukung implementasi 3T (tracing, testing, treatment).

Baca juga: 3M dan 3T tetap dilakukan meski sudah ada vaksin, sebut pakar
Baca juga: Mendagri minta Pemda Kepri perkuat anggaran kesehatan untuk 3T