Menparekraf: Pariwisata maju bukan hanya karena keindahan alam
12 November 2020 16:38 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio. ANTARA/Bernadus Tokan/aa.
Labuan Bajo (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan rasa aman menjadi hal yang sangat penting menuju kemajuan pariwisata.
"Jadi memang untuk membuat pariwisata itu maju, bukan hanya keindahan alam, infrastruktur, budaya, dan masalah pemasaran, tetapi juga kita harus menciptakan rasa aman dan rasa aman bagi setiap wisatawan yang berkunjung. Apalagi di tengah pandemi COVID-19 ini, rasa aman menjadi hal yang sangat penting menuju kemajuan pariwisata," kata Menparekraf Wishnutama Kusubandio, di Labuan Bajo, Kamis.
Menparekraf mengemukakan hal itu berkaitan dengan kegiatan simulasi Protokol Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan (Protokol 3K) dan pilihan menjadikan Labuan Bajo sebagai lokasi pertama kegiatan.
Baca juga: Simulasi Protokol 3K, Menparekraf: RI siap sambut wisatawan
Menurut Menparekraf, Labuan Bajo dipilih sebagai lokasi simulasi karena memiliki nilai strategis, di antaranya pada 2023 Labuan Bajo akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asean Summit dan G20. Karena itu, kata dia, perlu ada penyamaan perspektif media terhadap bentuk keselamatan dan keamanan bagi wisatawan yang hadir.
"Maka untuk pertama kalinya, kita melakukan persiapan atau SOP Protokol 3K secara terintegrasi bersama kementerian dan lembaga terkait," kata Menparekraf yang juga Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu.
"Kegiatan simulasi ini tidak mungkin terwujud tanpa dukungan dari semua pihak. Dan saya rasa ini merupakan hal yang penting untuk menuju pariwisata Indonesia yang jauh berkualitas," kata Menparekraf.
Baca juga: Simulasi protokol kesehatan-keamanan digelar di Labuhan Bajo-NTT
Menparekraf Wishnutama menegaskan pariwisata tidak akan berkualitas kalau tidak memberikan rasa aman bagi pengunjung atau wisatawan.
"Ini adalah upaya kita yang pertama dan awal mula yang sudah kita saksikan bersama. Kita akan melakukan hal serupa di destinasi wisata lain di Tanah Air," kata Menparekraf.
Baca juga: Pelaku parekraf diajak gunakan platform digital saat komunikasi krisis
"Jadi memang untuk membuat pariwisata itu maju, bukan hanya keindahan alam, infrastruktur, budaya, dan masalah pemasaran, tetapi juga kita harus menciptakan rasa aman dan rasa aman bagi setiap wisatawan yang berkunjung. Apalagi di tengah pandemi COVID-19 ini, rasa aman menjadi hal yang sangat penting menuju kemajuan pariwisata," kata Menparekraf Wishnutama Kusubandio, di Labuan Bajo, Kamis.
Menparekraf mengemukakan hal itu berkaitan dengan kegiatan simulasi Protokol Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan (Protokol 3K) dan pilihan menjadikan Labuan Bajo sebagai lokasi pertama kegiatan.
Baca juga: Simulasi Protokol 3K, Menparekraf: RI siap sambut wisatawan
Menurut Menparekraf, Labuan Bajo dipilih sebagai lokasi simulasi karena memiliki nilai strategis, di antaranya pada 2023 Labuan Bajo akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asean Summit dan G20. Karena itu, kata dia, perlu ada penyamaan perspektif media terhadap bentuk keselamatan dan keamanan bagi wisatawan yang hadir.
"Maka untuk pertama kalinya, kita melakukan persiapan atau SOP Protokol 3K secara terintegrasi bersama kementerian dan lembaga terkait," kata Menparekraf yang juga Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu.
"Kegiatan simulasi ini tidak mungkin terwujud tanpa dukungan dari semua pihak. Dan saya rasa ini merupakan hal yang penting untuk menuju pariwisata Indonesia yang jauh berkualitas," kata Menparekraf.
Baca juga: Simulasi protokol kesehatan-keamanan digelar di Labuhan Bajo-NTT
Menparekraf Wishnutama menegaskan pariwisata tidak akan berkualitas kalau tidak memberikan rasa aman bagi pengunjung atau wisatawan.
"Ini adalah upaya kita yang pertama dan awal mula yang sudah kita saksikan bersama. Kita akan melakukan hal serupa di destinasi wisata lain di Tanah Air," kata Menparekraf.
Baca juga: Pelaku parekraf diajak gunakan platform digital saat komunikasi krisis
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: