Presiden Jokowi dorong penguatan kolaborasi ASEAN dan RRT
12 November 2020 16:11 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-23 ASEAN-RRT secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (12/11/2020). ANTARA/Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mendorong penguatan kolaborasi antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) jelang tiga dekade kemitraan kedua pihak pada 2021.
"Saya ingin sampaikan tiga hal yang dapat kita lakukan agar segera bisa keluar dari pandemi dan memulihkan ekonomi. Pertama, transformasi kerja sama ekonomi berbasis digital," kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis.
Presiden menyampaikan hal tersebut saat memberikan pidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-23 ASEAN-RRT secara virtual.
Baca juga: Presiden Jokowi sambut baik ASEAN Travel Corridor Agreement
Presiden Jokowi mendorong peningkatan kerja sama kedua pihak untuk meraih lebih banyak kemajuan khususnya agar negara-negara di kawasan dapat segera keluar dari dampak pandemi dan memulihkan ekonomi negara.
Presiden Jokowi berpandangan bahwa transformasi ekonomi dari cara-cara konvensional menuju ekonomi berbasis digital merupakan hal krusial yang saat ini harus dilakukan agar persoalan ekonomi dan kesehatan dapat berjalan secara beriringan dan kegiatan ekonomi dapat beradaptasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Tahun 2020 adalah tahun kerja sama ekonomi digital ASEAN-RRT. Sebagai pemimpin global ekonomi digital dan rumah bagi sepertiga unicorn dunia, antara lain Baidu, Alibaba, dan Tencent, RRT adalah mitra strategis bagi ASEAN," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi meyakini bahwa ASEAN mampu melakukan transformasi ekonomi tersebut melalui kerja sama digital dengan mitranya.
Bersamaan dengan itu, ASEAN dan RRT, Presiden melanjutkan, juga harus segera mereaktivasi kerja sama ekonomi antara lain melalui harmonisasi kebijakan, dan memastikan rantai pasok global dengan menghapus hambatan perdagangan.
Baca juga: Presiden Jokowi hadiri KTT ke-37 ASEAN secara virtual
Hal kedua yang disampaikan Presiden Jokowi adalah mengenai pemenuhan ketersediaan vaksin dan obat-obatan di Asia Tenggara karena kesehatan merupakan aspek penting untuk menggerakkan perekonomian.
Apalagi saat ini pemenuhan kebutuhan terhadap obat-obatan dan vaksin di Asia Tenggara menjadi salah satu faktor penting yang harus dapat dicapai agar masing-masing negara dapat kembali memulihkan perekonomiannya.
"Saya mengapresiasi komitmen RRT untuk berpartisipasi dalam COVID-19 Vaccines Global Access (COVAX) dan menjadikan vaksin sebagai barang publik global. Kita harus bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan obat-obatan dan vaksin Covid-19 di Kawasan," tuturnya.
Lebih jauh, Kepala Negara juga menyinggung soal stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik yang menurut pandangannya belakangan ini diwarnai dengan ketidakpastian, termasuk menajamnya rivalitas dan ketegangan di Laut China Selatan.
Presiden Jokowi mengungkapkan kekhawatirannya apabila hal demikian terus berlanjut, maka pemulihan menyeluruh di kawasan dari pandemi COVID-19 akan semakin sulit.
"Kita semua, tanpa terkecuali, memiliki tanggung jawab menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," tambah Presiden.
Presiden berharap agar kemitraan antara ASEAN dan RRT ke depannya dapat mencapai lebih banyak kemajuan bersama melalui kerja sama yang terjalin kedua belah pihak.
Baca juga: Jelang KTT, ASEAN diharapkan tetap netral di tengah rivalitas AS-China
"Saya ingin sampaikan tiga hal yang dapat kita lakukan agar segera bisa keluar dari pandemi dan memulihkan ekonomi. Pertama, transformasi kerja sama ekonomi berbasis digital," kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis.
Presiden menyampaikan hal tersebut saat memberikan pidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-23 ASEAN-RRT secara virtual.
Baca juga: Presiden Jokowi sambut baik ASEAN Travel Corridor Agreement
Presiden Jokowi mendorong peningkatan kerja sama kedua pihak untuk meraih lebih banyak kemajuan khususnya agar negara-negara di kawasan dapat segera keluar dari dampak pandemi dan memulihkan ekonomi negara.
Presiden Jokowi berpandangan bahwa transformasi ekonomi dari cara-cara konvensional menuju ekonomi berbasis digital merupakan hal krusial yang saat ini harus dilakukan agar persoalan ekonomi dan kesehatan dapat berjalan secara beriringan dan kegiatan ekonomi dapat beradaptasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Tahun 2020 adalah tahun kerja sama ekonomi digital ASEAN-RRT. Sebagai pemimpin global ekonomi digital dan rumah bagi sepertiga unicorn dunia, antara lain Baidu, Alibaba, dan Tencent, RRT adalah mitra strategis bagi ASEAN," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi meyakini bahwa ASEAN mampu melakukan transformasi ekonomi tersebut melalui kerja sama digital dengan mitranya.
Bersamaan dengan itu, ASEAN dan RRT, Presiden melanjutkan, juga harus segera mereaktivasi kerja sama ekonomi antara lain melalui harmonisasi kebijakan, dan memastikan rantai pasok global dengan menghapus hambatan perdagangan.
Baca juga: Presiden Jokowi hadiri KTT ke-37 ASEAN secara virtual
Hal kedua yang disampaikan Presiden Jokowi adalah mengenai pemenuhan ketersediaan vaksin dan obat-obatan di Asia Tenggara karena kesehatan merupakan aspek penting untuk menggerakkan perekonomian.
Apalagi saat ini pemenuhan kebutuhan terhadap obat-obatan dan vaksin di Asia Tenggara menjadi salah satu faktor penting yang harus dapat dicapai agar masing-masing negara dapat kembali memulihkan perekonomiannya.
"Saya mengapresiasi komitmen RRT untuk berpartisipasi dalam COVID-19 Vaccines Global Access (COVAX) dan menjadikan vaksin sebagai barang publik global. Kita harus bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan obat-obatan dan vaksin Covid-19 di Kawasan," tuturnya.
Lebih jauh, Kepala Negara juga menyinggung soal stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik yang menurut pandangannya belakangan ini diwarnai dengan ketidakpastian, termasuk menajamnya rivalitas dan ketegangan di Laut China Selatan.
Presiden Jokowi mengungkapkan kekhawatirannya apabila hal demikian terus berlanjut, maka pemulihan menyeluruh di kawasan dari pandemi COVID-19 akan semakin sulit.
"Kita semua, tanpa terkecuali, memiliki tanggung jawab menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," tambah Presiden.
Presiden berharap agar kemitraan antara ASEAN dan RRT ke depannya dapat mencapai lebih banyak kemajuan bersama melalui kerja sama yang terjalin kedua belah pihak.
Baca juga: Jelang KTT, ASEAN diharapkan tetap netral di tengah rivalitas AS-China
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: