IBIMA: SDM berdaya saing percepat pemulihan ekonomi nasional
12 November 2020 14:11 WIB
ILustrasi - Pekerja menyelesaikan pengerjaan konstruksi tiang pancang untuk jalur kereta pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Derwati, Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/11/2020). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Jakarta (ANTARA) - Lembaga manajemen bisnis dan industri IBIMA menyatakan keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten dan berdaya saing dapat mendukung percepatan pemulihan ekonomi dan industri nasional.
Founder & CEO IBIMA Made Dana Tangkas menyatakan, diperlukan kerja sama antara pihak terkait guna mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih kompeten dan berdaya saing.
"Bagi bisnis dan industri dalam membantu percepatan pemulihan kondisi perekonomian dari krisis yang terjadi saat ini perlu didukung pengembangan SDM nasional yang lebih kompeten dan berdaya saing," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Terkait hal itu, lanjutnya, pihaknya terus melakukan dan menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan kompeten melalui connected technology & systeem sehingga Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah.
"Hal itu dalam rangka membantu pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berpendapatan tinggi," katanya dalam webinar Integrated and Launching Kick off 7 Program IBIMA.
Made Dana menyatakan, pihaknya bekerjasama dengan pelaku usaha/industri, Kementerian dan Lembaga serta institusi terkait menyediakan berbagai jenis bentuk kerjasama, services, platform, fasilitas/infrastruktur dan pelayanan/akses multisectoral bagi bisnis & industri dalam membantu percepatan pemulihan kondisi perekonomian dari krisis saat ini serta pengembangan SDM nasional yang lebih kompeten dan berdaya saing.
Kemudian, tambahnya, mendorong kolaborasi melalui jaringan dan proyek rintisan di beberapa bidang & sentra industri (IKM, UKM, Koperasi & Kube) sebagai upaya mendukung pengembangan SDM dan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional,
Selain itu konsolidasi pelaksanaan pilot project connected ecosystem untuk mengintegrasikan dari riset, inovasi sampai komersialisasi dan pembentukan unit usaha & industri baru di Indonesia berbasis multisectoral stakeholders (academics, business, government, community, financing & media).
IBAMA, lanjutnya, juga mendorong peningkatan penggunaan produk/jasa dan karya anak bangsa dan TKDN termasuk aksesibilitas dengan berbagai stakeholders.
Untuk itu, menurut Made Dana, perlu ada upaya membangun industri berdikari dan sejahtera serta kontribusi industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di 2030 lebih besar dari 30 persen.
Menteri Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Bambang Brodjonegoro mengungkapkan beberapa fase agar dapat keluar dari middle income trap atau negara berpenghasilan menengah.
Fase pertama Indonesia harus memperkuat struktur ekonomi sekaligus menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.
"Untuk memperkuat struktur ekonomi salah satunya adalah dengan lebih meningkatkan daya saing manufaktur sehingga ekonomi Indonesia harus beralih yang tadinya mengandalkan sumber daya alam menjadi yang berbasis efisiensi atau pengolahan.
" Fase kedua adalah fase yang sangat menentukan karena di fase ini 2026-2035 dalam 10 tahun kita ingin ekonomi kita mulai berubah menjadi ekonomi yang berbasis inovasi tidak hanya sekedar bisa mengolah atau membuat tetapi kita mulai menjadi bangsa yang lebih Inovatif," kata Bambang.
Masuk fase ketiga di 10 tahun terakhir, tambahnya, diharapkan ekonomi Indonesia sudah menjadi ekonomi moderen yang berbasis kualitas dan yang lebih penting berkelanjutan.
"Ekonomi berbasis inovasi harus dikembangkan dari sekarang kemudian menjadi ciri khas pertumbuhan ekonomi kita sampai seterusnya," katanya.
Baca juga: SMF-Kemenpar dorong pemulihan ekonomi di sektor wisata
Baca juga: Airlangga: Industri tumbuh, tanda pemulihan ekonomi sedang berjalan
Founder & CEO IBIMA Made Dana Tangkas menyatakan, diperlukan kerja sama antara pihak terkait guna mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih kompeten dan berdaya saing.
"Bagi bisnis dan industri dalam membantu percepatan pemulihan kondisi perekonomian dari krisis yang terjadi saat ini perlu didukung pengembangan SDM nasional yang lebih kompeten dan berdaya saing," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Terkait hal itu, lanjutnya, pihaknya terus melakukan dan menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan kompeten melalui connected technology & systeem sehingga Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah.
"Hal itu dalam rangka membantu pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berpendapatan tinggi," katanya dalam webinar Integrated and Launching Kick off 7 Program IBIMA.
Made Dana menyatakan, pihaknya bekerjasama dengan pelaku usaha/industri, Kementerian dan Lembaga serta institusi terkait menyediakan berbagai jenis bentuk kerjasama, services, platform, fasilitas/infrastruktur dan pelayanan/akses multisectoral bagi bisnis & industri dalam membantu percepatan pemulihan kondisi perekonomian dari krisis saat ini serta pengembangan SDM nasional yang lebih kompeten dan berdaya saing.
Kemudian, tambahnya, mendorong kolaborasi melalui jaringan dan proyek rintisan di beberapa bidang & sentra industri (IKM, UKM, Koperasi & Kube) sebagai upaya mendukung pengembangan SDM dan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional,
Selain itu konsolidasi pelaksanaan pilot project connected ecosystem untuk mengintegrasikan dari riset, inovasi sampai komersialisasi dan pembentukan unit usaha & industri baru di Indonesia berbasis multisectoral stakeholders (academics, business, government, community, financing & media).
IBAMA, lanjutnya, juga mendorong peningkatan penggunaan produk/jasa dan karya anak bangsa dan TKDN termasuk aksesibilitas dengan berbagai stakeholders.
Untuk itu, menurut Made Dana, perlu ada upaya membangun industri berdikari dan sejahtera serta kontribusi industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di 2030 lebih besar dari 30 persen.
Menteri Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Bambang Brodjonegoro mengungkapkan beberapa fase agar dapat keluar dari middle income trap atau negara berpenghasilan menengah.
Fase pertama Indonesia harus memperkuat struktur ekonomi sekaligus menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.
"Untuk memperkuat struktur ekonomi salah satunya adalah dengan lebih meningkatkan daya saing manufaktur sehingga ekonomi Indonesia harus beralih yang tadinya mengandalkan sumber daya alam menjadi yang berbasis efisiensi atau pengolahan.
" Fase kedua adalah fase yang sangat menentukan karena di fase ini 2026-2035 dalam 10 tahun kita ingin ekonomi kita mulai berubah menjadi ekonomi yang berbasis inovasi tidak hanya sekedar bisa mengolah atau membuat tetapi kita mulai menjadi bangsa yang lebih Inovatif," kata Bambang.
Masuk fase ketiga di 10 tahun terakhir, tambahnya, diharapkan ekonomi Indonesia sudah menjadi ekonomi moderen yang berbasis kualitas dan yang lebih penting berkelanjutan.
"Ekonomi berbasis inovasi harus dikembangkan dari sekarang kemudian menjadi ciri khas pertumbuhan ekonomi kita sampai seterusnya," katanya.
Baca juga: SMF-Kemenpar dorong pemulihan ekonomi di sektor wisata
Baca juga: Airlangga: Industri tumbuh, tanda pemulihan ekonomi sedang berjalan
Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: