BFI Finance siap lunasi obligasi yang jatuh tempo akhir tahun
12 November 2020 11:46 WIB
Tangkapan layar - Direksi BFI Finance saat memberikan paparan kinerja perseroan saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (12/11/2020). ANTARA/Citro Atmoko/am.
Jakarta (ANTARA) - Emiten pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk menyatakan siap melunasi obligasi yang jatuh tempo akhir tahun ini yaitu Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2017 Seri C sebesar Rp400 miliar, yang jatuh tempo pada 9 November 2020 lalu.
"Pelunasan ini akan menggunakan kas internal yang diperoleh dari pembayaran angsuran konsumen dengan jumlah lebih dari Rp1 triliun setiap bulannya. Perusahaan akan melakukan penerbitan Obligasi kembali di awal tahun 2021 dan saat ini sedang dalam proses melakukan pendaftaran program Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan V dengan jumlah sampai sebesar Rp6 triliun ke OJK," kata Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono saat jumpa pers secara daring di Jakarta, Kamis.
Sudjono menuturkan, pihaknya telah melakukan manajemen keuangan dan manajemen risiko yang berhati-hati. Hingga saat ini, perusahaan tetap menjaga kecukupan pencadangan piutang yang diragukan di atas kondisi normal.
Nilai cadangan yang ada saat ini mencapai 6,5 persen dari total piutang pembiayaan, atau setara 2,4 kali dari total pembiayaan bermasalah atau Non Performing Finance (NPF) saat ini, meningkat dari 1,6 kali di kuartal sebelumnya.
"Kecukupan pencadangan kerugian yang ada menunjukkan kehati-hatian perusahaan dalam pengelolaan risiko pembiayaan dan risiko keuangan yang prudent di tengah pandemi COVID-19 dan kondisi ekonomi yang belum pulih saat ini," ujar Sudjono.
Seiring dengan berjalannya aktivitas masyarakat yang beradaptasi dengan kondisi kenormalan baru, BFI Finance meningkatkan kembali layanan pembiayaannya untuk semua lini produk mulai kuartal III 2020.
Dengan aktivitas ekonomi yang telah berangsur pulih, lanjut Sudjono, penyaluran pembiayaan mulai merambat naik di beberapa daerah dan rasio pembiayaan bermasalah sudah terkendali dengan berbagai inisiatif yang dijalankan perusahaan dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Menurut Sudjono, "rebound" tersebut tentunya menunjukkan sinyal positif walaupun tantangan masih besar di tengah pandemi yang masih belum terkendali di Indonesia dan ancaman resesi di depan mata.
"Volume pembiayaan menunjukkan tren positif selama kuartal III dan kami berharap kondisi ini dapat terus ditingkatkan di bulan-bulan mendatang selama kondisi eksternal mendukung, seperti tidak adanya lockdown yang membuat kegiatan ekonomi tidak bisa sepenuhnya berjalan,” kata Sudjono.
Hingga September 2020, BFI Finance mampu membukukan pendapatan sebesar Rp3,5 triliun serta laba bersih sebesar Rp520,63 miliar. Rasio NPF perusahaan telah membaik menjadi 2,67 persen per 30 September dari kuartal sebelumnya sebesar 3,73 persen per Juni 2020. Tren rasio NPF BFI Finance masih di bawah rata-rata industri pembiayaan, yang pada Agustus 2020 tercatat sebesar 5,23 persen.
Restrukturisasi pembiayaan pun melandai semenjak masyarakat mulai kembali berkegiatan. BFI Finance telah memberikan relaksasi kredit kepada para konsumen yang keadaan keuangannya terdampak COVID-19 mulai April hingga Agustus 2020. Saat ini nilai piutang yang direlaksasi mencapai 35,5 persen dari total piutang pembiayaan yang dikelola per 30 September 2020.
"Tipe restrukturisasi yang paling banyak adalah perpanjangan tenor sebanyak 68 persen dengan kelonggaran pembayaran pokok di awal. Diharapkan konsumen yang telah memperoleh relaksasi pembiayaan tersebut dapat memperbaiki kondisi keuangannya dan beradaptasi dengan kondisi “new normal” saat ini," ujar Sudjono.
Perusahaan juga telah mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digalakkan oleh pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan dan OJK. Hingga saat ini, perusahaan telah menyalurkan subsidi bunga dari pemerintah kepada lebih dari 69 ribu konsumen dengan nilai sebesar lebih dari Rp67 miliar kepada konsumen BFI Finance yang memenuhi kriteria subsidi dari pemerintah.
Sudjono menambahkan, perusahaan terus mendapatkan dukungan dari para mitra pendanaan, baik perbankan maupun pasar modal. Pada awal September 2020, perusahaan telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap III Tahun 2020 dengan jumlah pokok Obligasi sebesar Rp832 miliar.
Hingga September 2020, emiten berkode BFIN itu membukukan piutang pembiayaan bersih senilai Rp13,52 triliun. Komposisi piutang pembiayaan yang dikelola sebesar 71,2 persen didominasi oleh pembiayaan mobil bekas.
Sementara itu, komposisi piutang pembiayaan lainnya terdiri dari alat berat dan mesin 14,3 persen, motor bekas 9,9 persen, serta diikuti oleh mobil baru, property-backed financing (PBF), dan syariah 4,6 persen.
Baca juga: Penyaluran pembiayaan baru BFI Finance tumbuh 24,2 persen
Baca juga: Era digital BFI Finance sasar generasi millennial
"Pelunasan ini akan menggunakan kas internal yang diperoleh dari pembayaran angsuran konsumen dengan jumlah lebih dari Rp1 triliun setiap bulannya. Perusahaan akan melakukan penerbitan Obligasi kembali di awal tahun 2021 dan saat ini sedang dalam proses melakukan pendaftaran program Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan V dengan jumlah sampai sebesar Rp6 triliun ke OJK," kata Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono saat jumpa pers secara daring di Jakarta, Kamis.
Sudjono menuturkan, pihaknya telah melakukan manajemen keuangan dan manajemen risiko yang berhati-hati. Hingga saat ini, perusahaan tetap menjaga kecukupan pencadangan piutang yang diragukan di atas kondisi normal.
Nilai cadangan yang ada saat ini mencapai 6,5 persen dari total piutang pembiayaan, atau setara 2,4 kali dari total pembiayaan bermasalah atau Non Performing Finance (NPF) saat ini, meningkat dari 1,6 kali di kuartal sebelumnya.
"Kecukupan pencadangan kerugian yang ada menunjukkan kehati-hatian perusahaan dalam pengelolaan risiko pembiayaan dan risiko keuangan yang prudent di tengah pandemi COVID-19 dan kondisi ekonomi yang belum pulih saat ini," ujar Sudjono.
Seiring dengan berjalannya aktivitas masyarakat yang beradaptasi dengan kondisi kenormalan baru, BFI Finance meningkatkan kembali layanan pembiayaannya untuk semua lini produk mulai kuartal III 2020.
Dengan aktivitas ekonomi yang telah berangsur pulih, lanjut Sudjono, penyaluran pembiayaan mulai merambat naik di beberapa daerah dan rasio pembiayaan bermasalah sudah terkendali dengan berbagai inisiatif yang dijalankan perusahaan dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Menurut Sudjono, "rebound" tersebut tentunya menunjukkan sinyal positif walaupun tantangan masih besar di tengah pandemi yang masih belum terkendali di Indonesia dan ancaman resesi di depan mata.
"Volume pembiayaan menunjukkan tren positif selama kuartal III dan kami berharap kondisi ini dapat terus ditingkatkan di bulan-bulan mendatang selama kondisi eksternal mendukung, seperti tidak adanya lockdown yang membuat kegiatan ekonomi tidak bisa sepenuhnya berjalan,” kata Sudjono.
Hingga September 2020, BFI Finance mampu membukukan pendapatan sebesar Rp3,5 triliun serta laba bersih sebesar Rp520,63 miliar. Rasio NPF perusahaan telah membaik menjadi 2,67 persen per 30 September dari kuartal sebelumnya sebesar 3,73 persen per Juni 2020. Tren rasio NPF BFI Finance masih di bawah rata-rata industri pembiayaan, yang pada Agustus 2020 tercatat sebesar 5,23 persen.
Restrukturisasi pembiayaan pun melandai semenjak masyarakat mulai kembali berkegiatan. BFI Finance telah memberikan relaksasi kredit kepada para konsumen yang keadaan keuangannya terdampak COVID-19 mulai April hingga Agustus 2020. Saat ini nilai piutang yang direlaksasi mencapai 35,5 persen dari total piutang pembiayaan yang dikelola per 30 September 2020.
"Tipe restrukturisasi yang paling banyak adalah perpanjangan tenor sebanyak 68 persen dengan kelonggaran pembayaran pokok di awal. Diharapkan konsumen yang telah memperoleh relaksasi pembiayaan tersebut dapat memperbaiki kondisi keuangannya dan beradaptasi dengan kondisi “new normal” saat ini," ujar Sudjono.
Perusahaan juga telah mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digalakkan oleh pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan dan OJK. Hingga saat ini, perusahaan telah menyalurkan subsidi bunga dari pemerintah kepada lebih dari 69 ribu konsumen dengan nilai sebesar lebih dari Rp67 miliar kepada konsumen BFI Finance yang memenuhi kriteria subsidi dari pemerintah.
Sudjono menambahkan, perusahaan terus mendapatkan dukungan dari para mitra pendanaan, baik perbankan maupun pasar modal. Pada awal September 2020, perusahaan telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap III Tahun 2020 dengan jumlah pokok Obligasi sebesar Rp832 miliar.
Hingga September 2020, emiten berkode BFIN itu membukukan piutang pembiayaan bersih senilai Rp13,52 triliun. Komposisi piutang pembiayaan yang dikelola sebesar 71,2 persen didominasi oleh pembiayaan mobil bekas.
Sementara itu, komposisi piutang pembiayaan lainnya terdiri dari alat berat dan mesin 14,3 persen, motor bekas 9,9 persen, serta diikuti oleh mobil baru, property-backed financing (PBF), dan syariah 4,6 persen.
Baca juga: Penyaluran pembiayaan baru BFI Finance tumbuh 24,2 persen
Baca juga: Era digital BFI Finance sasar generasi millennial
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: