Milan (ANTARA News) - Pelatih Inter Milan, Jose Mourinho, tetap saja menemukan alasan untuk bertengkar padahal tim asuhannya baru saja mengalahkan Barcelona 3-1 di leg pertama semi final liga Champions yang di gelar di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, Selasa (20/4).

Sebelumnya gelandang Barcelona, Xavi Hernandez mengeluhkan kepemimpinan wasit kemudian terlibat pertengkaran dengan Mourinho di lorong menuju kamar ganti yang dianggapnya menghina Barcelona sebagai pecundang. Maurinho juga terlibat percekcokan dengan pemain mudanya Mario Balotelli.

"Kekalahan memang berat bagi mereka yang tidak terbiasa kalah. Saya juga seperti itu. Itu adalah karakteristik dari tim yang selalu menang," ucap Mourinho dalam jumpa pers ketika ditanyai apa yang terjadi di lorong menuju kamar ganti, seperti yang dikutip Reuters.

"Saya tidak pernah punya masalah dengan Xavi karena saya mengaguminya. Dia adalah salah satu yang terbaik di dunia," pelatih asal Portugal itu menambahkan.

Akan tetapi kebanggaan Mourinho pada timnya yang tampil luar biasa dalam laga itu dicoreng oleh tindakan Mario Balotelli, pemain berusia 19 tahun yang dimasukannya sebagai pengganti Diego Milito di babak kedua.

"Kami berada di laga terpenting kedua bagi sepak bola tingkat klub di mana semua orang akan mati-matian di lapangan dan seseorang seharusnya bisa melakukan sesuatu yang lebih untuk membantu tim," kata Mourinho yang kesal dengan Balotelli tertangkap kamera mengenakan kostum rival sekota mereka AC Milan.

Pelatih yang pernah meraih kesuksesan bersama Porto dan Chelsea itu juga menemukan kesulitan menghadapi kompetisi di Italia dan ia pernah mengatakan tidak bahagia di Seri A Italia.

Alhasil timbul berbagai spekulasi yang mengatakan ia akan berlabuh di Real Madrid atau Machester United.

Diisukan akan hengkang, Mourinho justru membangga-banggakan keberhasilannya meningkatkan penampilan Inter Milan di musim ini setelah berhasil mencapai puncak tertinggi di kejuaraan Eropa yang terakhir kali diraih Inter Milan di tahun 1964 dan 1965.

"Saya tiba di sini dan Inter adalah tim kecil di kancah Liga Champions. Mereka ketakutan ketika bermain. Sekarang kami mempunyai peluang mengalahkan tim terbaik. Inter sekarang adalah tim hebat di Liga Champions," ia menegaskan.

"Kami akan ke Madrid dan tampil di Final atau akhirnya kami harus pulang, tetapi dengan kepala tegak," paparnya.

Pelatih Barcelona Pep Guardiola yang tetap tenang menghadapi kekalahan hanya menyayangkan lapangan yang licin dan berjanji akan menyiram rumput di Stadion Nou Camp, Barcelona Rabu (28/4).

"Lapangannya bukan yang kami idamkan. Di kandang kami bisa memilih, kami punya penyerang yang sangat cepat," jelas Guardiola yang harus menempuh 14 jam perjalanan dengan bus ke Milan akibat gangguan penerbangan di Eropa.

"Saya bukan seorang dokter yang bisa mengatakan sejauh mana perjalanan itu mempengaruhi kami," ia menambahkan ketika ditanyai tentang perjalanan itu. (Ber/A024)