Indonesia ajak negara Asia pulihkan ekonomi lewat sektor pariwisata
11 November 2020 19:02 WIB
Direktur Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan (KSIA) Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI Andre Omer Siregar (kanan) dalam pembukaan acara Dialog Pariwisata Asia Cooperation Dialogue (ACD) yang dilaksanakan pada Selasa (10/11/2020). (ANTARA/HO-Kemlu RI)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mengajak negara-negara Asia untuk memulihkan ekonomi melalui sektor pariwisata yang bersifat inklusif dan berkelanjutan, demikian disampaikan dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Rabu.
"Indonesia mendorong negara-negara di Asia untuk bekerjasama membangun kembali sektor pariwisata yang aman, sehat, kuat dan berkelanjutan melalui forum kerja sama Asia Cooperation Dialogue (ACD)," kata Andre Omer Siregar, Direktur Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan (KSIA) Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI pada pembukaan acara Dialog Pariwisata ACD.
Acara dialog tersebut dilaksanakan pada Selasa (10/11) "Mitigating COVID-19 Pandemic Impacts Towards Inclusive and Sustainable Tourism".
"Komitmen kuat para pemangku kepentingan sektor pariwisata sangat dibutuhkan saat ini guna pemulihan sektor yang menaungi lebih dari 100 juta pekerja di dunia," ujar Andre.
Pertemuan yang merupakan inisiatif Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu bertujuan membangun semangat kerja sama dan solidaritas negara-negara yang tergabung dalam forum ACD dalam rangka pemulihan sektor pariwisata dari dampak pandemi COVID-19.
Pariwisata merupakan salah satu area kerja sama prioritas dalam forum ACD. Sektor pariwisata berkontribusi besar bagi perekonomian negara-negara anggota ACD pada 2019.
Namun, sebagaimana diketahui sektor pariwisata dunia secara umum menjadi sektor yang paling terdampak pandemi, termasuk di negara-negara ACD.
Dalam acara dialog yang dihadiri 25 perwakilan dari sektor pariwisata di negara-negara ACD, para peserta saling berbagi tentang kebijakan, inovasi dan terobosan dalam pengelolaan dan pemulihan pariwisata di era pandemi.
Pejabat pemerintah senior dari Iran, Kamboja, Turki, Indonesia, Nepal, Laos, dan Bhutan menjadi pembicara dalam forum tersebut.
Selain itu, Direktur Regional Asia dan Pasifik World Tourism Organization (UNWTO), Harry Hwang dan ahli dari Asian Development Bank, Mattias Heible juga memberikan masukan dan rekomendasi langkah-langkah pemulihan sektor pariwisata.
Sejumlah kebijakan telah diambil oleh negara-negara AC, termasuk mulai merelaksasi pembatasan perjalanan lintas batas dan memberikan berbagai insentif bagi sektor pariwisata.
Dalam forum itu, pemerintah Indonesia menyoroti perbedaan kapasitas dan sumber daya tiap negara dalam menanggulangi pandemi, termasuk dalam upaya merevitalisasi sektor pariwisata.
Kondisi itulah yang melatarbelakangi inisiatif Indonesia dalam mendorong peningkatan kerja sama pariwisata di ACD.
Lebih lanjut Direktur Hubungan Antarlembaga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, K. Chandra Negara mengatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan oleh Kemenparekraf RI dalam mitigasi pandemi.
Beberapa upaya yang dilakukan itu, antara lain merealokasi anggaran untuk program padat karya seperti Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA) di berbagai destinasi wisata nasional; melaksanakan program perlindungan sosial bagi pekerja yang bekerja di sektor pariwisata; dan memberikan stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Adapun sejumlah rekomendasi untuk pemulihan sektor pariwisata yang disampaikan dalam pertemuan itu, antara lain pengaturan travel bubble antar negara, penerapan standar protokol kesehatan global, penguatan praktik-praktik berkelanjutan, dukungan pemerintah baik fiskal maupun non-fiskal bagi industri pariwisata.
Forum ACD itu sepakat untuk mendalami peluang kerja sama nyata diantaranya dalam mempertajam inovasi dan digitalisasi, penguatan protokol kesehatan, tata kelola dan sumber daya manusia, serta optimalisasi pasar domestik di sektor pariwisata.
Negara-negara anggota ACD mengapresiasi inisiatif Indonesia dalam penyelenggaraan Dialog Pariwisata ACD.
Sekretaris Jenderal ACD, Pornchai Danvivathana, berkomitmen untuk menindaklanjuti hasil pembahasan di forum tersebut dengan mengangkatnya pada pertemuan tingkat menteri pada Januari 2021 yang akan diselenggarakan oleh Turki selaku Ketua ACD saat ini.
Baca juga: Kementerian Pariwisata dorong pelaku wisata terapkan protokol CHSE
Baca juga: Harapan baru pariwisata Indonesia dari model bisnis inklusif
Baca juga: Wamenlu: Bali miliki kontribusi penting dalam politik luar negeri
"Indonesia mendorong negara-negara di Asia untuk bekerjasama membangun kembali sektor pariwisata yang aman, sehat, kuat dan berkelanjutan melalui forum kerja sama Asia Cooperation Dialogue (ACD)," kata Andre Omer Siregar, Direktur Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan (KSIA) Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI pada pembukaan acara Dialog Pariwisata ACD.
Acara dialog tersebut dilaksanakan pada Selasa (10/11) "Mitigating COVID-19 Pandemic Impacts Towards Inclusive and Sustainable Tourism".
"Komitmen kuat para pemangku kepentingan sektor pariwisata sangat dibutuhkan saat ini guna pemulihan sektor yang menaungi lebih dari 100 juta pekerja di dunia," ujar Andre.
Pertemuan yang merupakan inisiatif Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu bertujuan membangun semangat kerja sama dan solidaritas negara-negara yang tergabung dalam forum ACD dalam rangka pemulihan sektor pariwisata dari dampak pandemi COVID-19.
Pariwisata merupakan salah satu area kerja sama prioritas dalam forum ACD. Sektor pariwisata berkontribusi besar bagi perekonomian negara-negara anggota ACD pada 2019.
Namun, sebagaimana diketahui sektor pariwisata dunia secara umum menjadi sektor yang paling terdampak pandemi, termasuk di negara-negara ACD.
Dalam acara dialog yang dihadiri 25 perwakilan dari sektor pariwisata di negara-negara ACD, para peserta saling berbagi tentang kebijakan, inovasi dan terobosan dalam pengelolaan dan pemulihan pariwisata di era pandemi.
Pejabat pemerintah senior dari Iran, Kamboja, Turki, Indonesia, Nepal, Laos, dan Bhutan menjadi pembicara dalam forum tersebut.
Selain itu, Direktur Regional Asia dan Pasifik World Tourism Organization (UNWTO), Harry Hwang dan ahli dari Asian Development Bank, Mattias Heible juga memberikan masukan dan rekomendasi langkah-langkah pemulihan sektor pariwisata.
Sejumlah kebijakan telah diambil oleh negara-negara AC, termasuk mulai merelaksasi pembatasan perjalanan lintas batas dan memberikan berbagai insentif bagi sektor pariwisata.
Dalam forum itu, pemerintah Indonesia menyoroti perbedaan kapasitas dan sumber daya tiap negara dalam menanggulangi pandemi, termasuk dalam upaya merevitalisasi sektor pariwisata.
Kondisi itulah yang melatarbelakangi inisiatif Indonesia dalam mendorong peningkatan kerja sama pariwisata di ACD.
Lebih lanjut Direktur Hubungan Antarlembaga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, K. Chandra Negara mengatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan oleh Kemenparekraf RI dalam mitigasi pandemi.
Beberapa upaya yang dilakukan itu, antara lain merealokasi anggaran untuk program padat karya seperti Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA) di berbagai destinasi wisata nasional; melaksanakan program perlindungan sosial bagi pekerja yang bekerja di sektor pariwisata; dan memberikan stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Adapun sejumlah rekomendasi untuk pemulihan sektor pariwisata yang disampaikan dalam pertemuan itu, antara lain pengaturan travel bubble antar negara, penerapan standar protokol kesehatan global, penguatan praktik-praktik berkelanjutan, dukungan pemerintah baik fiskal maupun non-fiskal bagi industri pariwisata.
Forum ACD itu sepakat untuk mendalami peluang kerja sama nyata diantaranya dalam mempertajam inovasi dan digitalisasi, penguatan protokol kesehatan, tata kelola dan sumber daya manusia, serta optimalisasi pasar domestik di sektor pariwisata.
Negara-negara anggota ACD mengapresiasi inisiatif Indonesia dalam penyelenggaraan Dialog Pariwisata ACD.
Sekretaris Jenderal ACD, Pornchai Danvivathana, berkomitmen untuk menindaklanjuti hasil pembahasan di forum tersebut dengan mengangkatnya pada pertemuan tingkat menteri pada Januari 2021 yang akan diselenggarakan oleh Turki selaku Ketua ACD saat ini.
Baca juga: Kementerian Pariwisata dorong pelaku wisata terapkan protokol CHSE
Baca juga: Harapan baru pariwisata Indonesia dari model bisnis inklusif
Baca juga: Wamenlu: Bali miliki kontribusi penting dalam politik luar negeri
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020
Tags: