Tingkatkan daya saing industri, Kemenperin perkuat kerja sama UNIDO
11 November 2020 18:02 WIB
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Dody Widodo di Jakarta, Rabu (11/11/2020). ANTARA/HO-Kemenperin/pri.
Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkuat kerja sama dengan UNIDO untuk meningkatkan daya saing industri nasional, terutama terhadap produk impor.
“Strategi dan kebijakan Kementerian Perindustrian dalam meningkatkan daya saing sektor manufaktur nasional, di antaranya adalah melalui akselerasi pada penerapan industri 4.0,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Dody Widodo di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan pemanfaatan teknologi modern di sektor industri diyakini dapat menurunkan biaya faktor produksi, mendorong penggunaan produksi dalam negeri, meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM industri, serta memperbaiki standar kualitas produk-produk industri kecil menengah (IKM).
“Hal ini yang membawa dampak terdongkraknya daya saing industri di Indonesia,” ujar Dody.
Dody mengemukakan berdasarkan Industrial Development Report 2020 yang dirilis UNIDO, Indonesia berada di urutan ke-38 dari total 150 negara dalam peringkat Competitive Industrial Performance (CIP) Index pada 2019. Artinya, posisi Indonesia berhasil naik dibanding 2018 yang menempati peringkat ke-39.
“Terkait hal tersebut, Indonesia masuk ke dalam kategori Upper Middle Quintile dan memiliki peringkat lebih tinggi daripada India (peringkat ke-39), Filipina (peringkat ke-41), dan Vietnam (peringkat ke-43),” ungkap Dody.
Oleh karena itu pihaknya aktif memfasilitasi perluasan pasar industri nasional di kancah internasional melalui kerangka kerja sama yang komprehensif dengan negara-negara potensial.
“Upaya peningkatan daya saing industri kita salah satunya dapat dilakukan melalui pemanfaatan kerja sama internasional baik bilateral maupun multilateral, termasuk juga kerja sama Indonesia dengan UNIDO,” tandasnya.
Saat ini kerja sama Indonesia-UNIDO yang diterapkan melalui dokumen Indonesia-UNIDO Country Programme 2016-2020 telah membantu Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional serta perkembangan industri dalam negeri.
“Proyek-proyek kerja sama baik itu yang telah selesai maupun sedang berjalan, mampu memberikan dampak positif bagi industri di tanah air untuk mencapai kegiatan produksi yang lebih efisien dan berkelanjutan,” kata Dody.
Selanjutnya, proyek-proyek kerja sama yang mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan industri dalam negeri tersebut membantu peningkatan kualitas dan kapasitas sehingga daya saingnya semakin meningkat.
“Salah satu proyek kerja sama Indonesia-UNIDO yang kami nilai cukup berhasil adalah program SMART Fish yang saat ini sedang dilanjutkan kepada tahap kedua,” sebutnya.
Program SMART Fish 2 tersebut fokus pada penguatan standarisasi produk perikanan serta rumput laut. Seperti yang diketahui, produk perikanan dan rumput laut merupakan basis bahan baku bagi industri makanan, minuman, kosmetik dan farmasi.
“Melalui program SMART Fish, kekhawatiran akan kurangnya suplai dan kekhawatiran terhadap kualitas bahan baku dapat diatasi di masa yang akan datang,” katanya.
Dirjen KPAII berharap keberhasilan program kerja sama Indonesia-UNIDO dapat segera diikuti oleh basis input industri lain seperti sektor kehutanan, tambang, dan peternakan, termasuk basis sektor jasa yang dapat mendukung proses industrialisasi dan penguatan ekspor.
“Dokumen Indonesia - UNIDO Country Programme 2016-2020 akan berakhir bulan Desember ini. Hal ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk menyusun proyek-proyek yang lebih strategis, tepat sasaran, dan bermanfaat bagi industri dan perekonomian Indonesia,” tutur Dody.
Ia menyebut kerja sama Indonesia-UNIDO bisa menjadi sarana industri dalam negeri untuk dapat mengakselerasi implementasi Industri 4.0.
"Oleh karena itu, sangat penting untuk kita, pemerintah, asosiasi, akademisi serta kalangan industri merumuskan bersama kebutuhan dan kepentingan industri untuk kemudian dapat diterapkan melalui proyek kerja sama Indonesia-UNIDO yang nantinya dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri,” katanya.
Baca juga: RI-UNIDO Kembangkan kawasan industri berwawasan lingkungan
Baca juga: RI dorong kerja sama UNIDO bidang industri 4.0 dan UMKM
Baca juga: Indonesia-UNIDO tandatangani kemitraan wujudkan Industri 4.0
“Strategi dan kebijakan Kementerian Perindustrian dalam meningkatkan daya saing sektor manufaktur nasional, di antaranya adalah melalui akselerasi pada penerapan industri 4.0,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Dody Widodo di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan pemanfaatan teknologi modern di sektor industri diyakini dapat menurunkan biaya faktor produksi, mendorong penggunaan produksi dalam negeri, meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM industri, serta memperbaiki standar kualitas produk-produk industri kecil menengah (IKM).
“Hal ini yang membawa dampak terdongkraknya daya saing industri di Indonesia,” ujar Dody.
Dody mengemukakan berdasarkan Industrial Development Report 2020 yang dirilis UNIDO, Indonesia berada di urutan ke-38 dari total 150 negara dalam peringkat Competitive Industrial Performance (CIP) Index pada 2019. Artinya, posisi Indonesia berhasil naik dibanding 2018 yang menempati peringkat ke-39.
“Terkait hal tersebut, Indonesia masuk ke dalam kategori Upper Middle Quintile dan memiliki peringkat lebih tinggi daripada India (peringkat ke-39), Filipina (peringkat ke-41), dan Vietnam (peringkat ke-43),” ungkap Dody.
Oleh karena itu pihaknya aktif memfasilitasi perluasan pasar industri nasional di kancah internasional melalui kerangka kerja sama yang komprehensif dengan negara-negara potensial.
“Upaya peningkatan daya saing industri kita salah satunya dapat dilakukan melalui pemanfaatan kerja sama internasional baik bilateral maupun multilateral, termasuk juga kerja sama Indonesia dengan UNIDO,” tandasnya.
Saat ini kerja sama Indonesia-UNIDO yang diterapkan melalui dokumen Indonesia-UNIDO Country Programme 2016-2020 telah membantu Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional serta perkembangan industri dalam negeri.
“Proyek-proyek kerja sama baik itu yang telah selesai maupun sedang berjalan, mampu memberikan dampak positif bagi industri di tanah air untuk mencapai kegiatan produksi yang lebih efisien dan berkelanjutan,” kata Dody.
Selanjutnya, proyek-proyek kerja sama yang mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan industri dalam negeri tersebut membantu peningkatan kualitas dan kapasitas sehingga daya saingnya semakin meningkat.
“Salah satu proyek kerja sama Indonesia-UNIDO yang kami nilai cukup berhasil adalah program SMART Fish yang saat ini sedang dilanjutkan kepada tahap kedua,” sebutnya.
Program SMART Fish 2 tersebut fokus pada penguatan standarisasi produk perikanan serta rumput laut. Seperti yang diketahui, produk perikanan dan rumput laut merupakan basis bahan baku bagi industri makanan, minuman, kosmetik dan farmasi.
“Melalui program SMART Fish, kekhawatiran akan kurangnya suplai dan kekhawatiran terhadap kualitas bahan baku dapat diatasi di masa yang akan datang,” katanya.
Dirjen KPAII berharap keberhasilan program kerja sama Indonesia-UNIDO dapat segera diikuti oleh basis input industri lain seperti sektor kehutanan, tambang, dan peternakan, termasuk basis sektor jasa yang dapat mendukung proses industrialisasi dan penguatan ekspor.
“Dokumen Indonesia - UNIDO Country Programme 2016-2020 akan berakhir bulan Desember ini. Hal ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk menyusun proyek-proyek yang lebih strategis, tepat sasaran, dan bermanfaat bagi industri dan perekonomian Indonesia,” tutur Dody.
Ia menyebut kerja sama Indonesia-UNIDO bisa menjadi sarana industri dalam negeri untuk dapat mengakselerasi implementasi Industri 4.0.
"Oleh karena itu, sangat penting untuk kita, pemerintah, asosiasi, akademisi serta kalangan industri merumuskan bersama kebutuhan dan kepentingan industri untuk kemudian dapat diterapkan melalui proyek kerja sama Indonesia-UNIDO yang nantinya dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri,” katanya.
Baca juga: RI-UNIDO Kembangkan kawasan industri berwawasan lingkungan
Baca juga: RI dorong kerja sama UNIDO bidang industri 4.0 dan UMKM
Baca juga: Indonesia-UNIDO tandatangani kemitraan wujudkan Industri 4.0
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: