Ratusan ternak di daerah rawan erupsi Merapi Sleman belum diungsikan
11 November 2020 14:13 WIB
Petugas BPBD Sleman mengungsikan hewan ternak milik warga di daerah rawan bencana Merapi di Dusun Kalitengah Lor. (Antara/HO-BPBD Sleman)
Sleman (ANTARA) - Ratusan ekor ternak di Dusun Kalitengah Lor, Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini belum diungsikan ke tempat yang lebih aman setelah kenaikan status Gunung Merapi dari waspada menjadi siaga sejak 5 November.
"Total ternak di Dusun Kalitengah Lor 294 ekor, terdiri dari 200 ekor sapi perah dan 94 sapi pedaging. Sampai saat ini baru 56 yang telah diungsikan," kata Panewu (Camat) Cangkringan Suparmono di Sleman, Rabu.
Menurut dia, ternak yang telah dievakuasi tersebut meliputi 49 ekor di kandang komunal Dusun Singlar, tujuh ekor dititipkan di kandang komunal Kemalang, Klaten, Jawa Tengah dan satu ekor di Gading, Glagaharjo.
"Evakuasi ternak baru tiga hari ini berjalan. Sebenarnya masih banyak karena yang di atas belum terevakuasi. Ini akan dilakukan secara bertahap," katanya.
Baca juga: Candi Borobudur ditutup terpal antisipasi erupsi Merapi
Baca juga: Pengungsi erupsi Merapi di Sleman bertambah jadi 203 orang
Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kapanewon Cangkringan drh Felicitas Kristianti mengatakan, dari Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman mengupayakan evakuasi ternak agar sesuai protokol agar ternak bisa turun dalam kondisi sehat dan tidak stres.
"Kondisi ternak sekarang masih sehat. Kemarin penanganan kami beri pengobatan vitamin untuk menjaga kondisi ternak terus sehat," katanya.
Ia mengatakan, untuk sapi yang sakit hingga hari ini belum ada laporan, sehingga penanganan ternak masih sebatas perawatan agar sapi tetap produktif.
"Karena kemungkinan perpindahan ternak dari satu lokasi ke satu ke suatu lokasi yang lain itu pastinya akan beresiko stres. Kemarin sudah kami antisipasi dengan pemberian obat suportif kemudian karena kandang yang yang dipakai untuk shelter itu memenuhi syarat jadi risiko stres bisa diturunkan lagi," katanya.
Menurut dia, saat ini untuk sapi perah yang diungsikan tersebut untuk produksi susunya masih normal.
"Produksinya masih normal, kami terus berikan suplemen agar tidak stres dan produksi susu tetap stabil," katanya.*
Baca juga: Pengungsi erupsi Merapi di Sleman butuh masker medis
Baca juga: Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava sejauh 700 meter
"Total ternak di Dusun Kalitengah Lor 294 ekor, terdiri dari 200 ekor sapi perah dan 94 sapi pedaging. Sampai saat ini baru 56 yang telah diungsikan," kata Panewu (Camat) Cangkringan Suparmono di Sleman, Rabu.
Menurut dia, ternak yang telah dievakuasi tersebut meliputi 49 ekor di kandang komunal Dusun Singlar, tujuh ekor dititipkan di kandang komunal Kemalang, Klaten, Jawa Tengah dan satu ekor di Gading, Glagaharjo.
"Evakuasi ternak baru tiga hari ini berjalan. Sebenarnya masih banyak karena yang di atas belum terevakuasi. Ini akan dilakukan secara bertahap," katanya.
Baca juga: Candi Borobudur ditutup terpal antisipasi erupsi Merapi
Baca juga: Pengungsi erupsi Merapi di Sleman bertambah jadi 203 orang
Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kapanewon Cangkringan drh Felicitas Kristianti mengatakan, dari Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman mengupayakan evakuasi ternak agar sesuai protokol agar ternak bisa turun dalam kondisi sehat dan tidak stres.
"Kondisi ternak sekarang masih sehat. Kemarin penanganan kami beri pengobatan vitamin untuk menjaga kondisi ternak terus sehat," katanya.
Ia mengatakan, untuk sapi yang sakit hingga hari ini belum ada laporan, sehingga penanganan ternak masih sebatas perawatan agar sapi tetap produktif.
"Karena kemungkinan perpindahan ternak dari satu lokasi ke satu ke suatu lokasi yang lain itu pastinya akan beresiko stres. Kemarin sudah kami antisipasi dengan pemberian obat suportif kemudian karena kandang yang yang dipakai untuk shelter itu memenuhi syarat jadi risiko stres bisa diturunkan lagi," katanya.
Menurut dia, saat ini untuk sapi perah yang diungsikan tersebut untuk produksi susunya masih normal.
"Produksinya masih normal, kami terus berikan suplemen agar tidak stres dan produksi susu tetap stabil," katanya.*
Baca juga: Pengungsi erupsi Merapi di Sleman butuh masker medis
Baca juga: Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava sejauh 700 meter
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: