AS mulai distribusikan antIbodi COVID Lilly pekan ini
11 November 2020 14:01 WIB
Peneliti meneliti kandidat vaksin COVID-19, sebuah tambalan seukuran ujung jari dengan jarum mikroskopis yang dapat larut di Universitas Pittsburgh, Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, Sabtu (28/3/2020). ANTARA FOTO/UPMC/Handout via REUTERS/wsj.
Washington (ANTARA) - Amerika Serikat mulai mendistribusikan obat antibodi COVID-19 Eli Lilly and Co ke departemen kesehatan negara bagian pekan ini, menurut Menteri Departemen Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan (HHS) Alex Azar, Selasa.
"Pengobatan awal mungkin membantu masyarakat menghindari penyakit lebih lanjut sekaligus menghindari rawat inap di rumah sakit," kata direktur Pusat Evaluasi dan Riset Obat di bawah Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) saat konferensi bersama Azar.
FDA pada Senin merestui penggunaan darurat antibodi Lilly bagi mereka berusia di atas 65 tahun yang saat ini didiagnosa COVID-19 ringan hingga sedang, dan untuk pasien berusia 12 tahun ke atas yang memiliki riwayat penyakit sehingga berpotensi penyakit serius.
FDA mengatakan obat tersebut tidak diperuntukkan bagi pasien COVID-19 rumah sakit.
HHS akan mendistribusikan obat, bamlanivimab, melalui sistem yang dikembangkan selama musim panas untuk mengalokasikan pasokan remdesivir, obat antivirus buatan Gilead Sciences, yang mengantongi izin penggunaan pada pasien COVID-19 rumah sakit.
Alokasi bamlanivimab ke negara bagian dan wilayah akan berdasarkan pada jumlah pasien COVID-19 rawat inap dan jumlah keseluruhan kasus, kata pejabat pemerintah.
Woodcock menjelaskan bahwa sejumlah negara bagian mungkin memiliki lebih banyak orang dengan faktor risiko riwayat penyakit seperti obesitas dan diabetes. "Mereka adalah orang-orang yang sedang kami targetkan," katanya.
Satu kali infus bamlanivimab mampu mengurangi risiko rawat inap dan ruang gawat darurat.
AS membeli 300.000 dosis obat tahun ini dan mempunyai opsi untuk membeli 650.000 dosis tambahan tahun depan.
Distributor Obat AmerisourceBergen Corp mulanya akan mengirim obat bioteknologi tersebut ke rumah sakit, namun tujuannya untuk memperluas distribusi bagi pasien rawat jalan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Khawatir lonjakan rawat inap COVID-19, AS perketat pembatasan
Baca juga: Jelang musim dingin, korban tewas COVID-19 Eropa capai 300.000
"Pengobatan awal mungkin membantu masyarakat menghindari penyakit lebih lanjut sekaligus menghindari rawat inap di rumah sakit," kata direktur Pusat Evaluasi dan Riset Obat di bawah Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) saat konferensi bersama Azar.
FDA pada Senin merestui penggunaan darurat antibodi Lilly bagi mereka berusia di atas 65 tahun yang saat ini didiagnosa COVID-19 ringan hingga sedang, dan untuk pasien berusia 12 tahun ke atas yang memiliki riwayat penyakit sehingga berpotensi penyakit serius.
FDA mengatakan obat tersebut tidak diperuntukkan bagi pasien COVID-19 rumah sakit.
HHS akan mendistribusikan obat, bamlanivimab, melalui sistem yang dikembangkan selama musim panas untuk mengalokasikan pasokan remdesivir, obat antivirus buatan Gilead Sciences, yang mengantongi izin penggunaan pada pasien COVID-19 rumah sakit.
Alokasi bamlanivimab ke negara bagian dan wilayah akan berdasarkan pada jumlah pasien COVID-19 rawat inap dan jumlah keseluruhan kasus, kata pejabat pemerintah.
Woodcock menjelaskan bahwa sejumlah negara bagian mungkin memiliki lebih banyak orang dengan faktor risiko riwayat penyakit seperti obesitas dan diabetes. "Mereka adalah orang-orang yang sedang kami targetkan," katanya.
Satu kali infus bamlanivimab mampu mengurangi risiko rawat inap dan ruang gawat darurat.
AS membeli 300.000 dosis obat tahun ini dan mempunyai opsi untuk membeli 650.000 dosis tambahan tahun depan.
Distributor Obat AmerisourceBergen Corp mulanya akan mengirim obat bioteknologi tersebut ke rumah sakit, namun tujuannya untuk memperluas distribusi bagi pasien rawat jalan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Khawatir lonjakan rawat inap COVID-19, AS perketat pembatasan
Baca juga: Jelang musim dingin, korban tewas COVID-19 Eropa capai 300.000
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020
Tags: