53 tenaga kesehatan positif COVID-19 di Jember dinyatakan sembuh
10 November 2020 22:34 WIB
Rapat dengar pendapat Komisi D DPRD Jember dengan Dinas Kesehatan dan tiga RSD untuk membahas tentang COVID-19 di ruangan Komisi D DPRD Jember, Selasa (10/11/2020). (ANTARA/ Zumrotun Solichah)
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Jember Diah Kusworini mengatakan sebanyak 53 tenaga kesehatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur yang terkonfirmasi positif COVID-19 selama beberapa pekan terakhir dinyatakan sudah sembuh dan sudah bekerja menangani pasien terinfeksi virus corona.
"Semua tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif baik yang bertugas di puskesmas maupun rumah sakit sudah sembuh," katanya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi D DPRD Jember dan tiga Direktur RSD di DPRD Jember, Selasa.
Menurut dia pihak RS maupun puskesmas yang tenaga kesehatannya terpapar virus corona akan ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur dan menjalani tes usap COVID-19.
"Mereka yang kontak erat dengan petugas kesehatan yang terkonfirmasi positif akan dilakukan pelacakan dan jalani swab, kemudian harus melakukan isolasi mandiri untuk cegah penularan virus corona," tuturnya.
Baca juga: 105 jenazah di wilayah timur Jatim dimakaman sesuai protokol COVID-19
Baca juga: PMI Jember bagikan masker kepada nelayan Puger
Ia menjelaskan tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 akan berdampak pada tidak optimalnya pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun swasta karena berkurangnya tenaga kesehatan yang bekerja akibat isolasi mandiri.
Sementara Direktur RSD dr Soebandi Jember dr Hendro Soelistijono mengatakan jumlah tenaga kesehatan yang terpapar virus Corona di rumah sakit setempat sebanyak 24 perawat dan empat orang dokter.
"Semuanya sudah sembuh dan kini kembali bekerja melayani pasien, namun kami lebih memperketat protokol kesehatan di rumah sakit, agar tidak ada lagi tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19," katanya.
Meski sejumlah tenaga kesehatan dan dokter terinfeksi virus corona, lanjut dia, RSD dr Soebandi tidak pernah menutup pelayanan secara total karena hanya ruangan tempat bekerja tenaga kesehatan yang positif COVID-19 yang ditutup.
"Karyawan kami lebih dari 1.000 orang, sehingga ketika ada satu tenaga kesehatan terpapar virus corona maka tenaga lainnya yang akan menggantikan," ujarnya.
Hendro menjelaskan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD dr Soebandi Jember selama beberapa bulan terakhir ini mencapai 963 orang dan 96 orang meninggal dunia karena kondisinya sudah menurun dan memiliki komorbid.
Baca juga: Peneliti paparkan kearifan lokal masyarakat adat tangani COVID-19
Baca juga: Ponpes IBU jadi percontohan pesantren tangguh COVID-19 di Jember
"Semua tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif baik yang bertugas di puskesmas maupun rumah sakit sudah sembuh," katanya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi D DPRD Jember dan tiga Direktur RSD di DPRD Jember, Selasa.
Menurut dia pihak RS maupun puskesmas yang tenaga kesehatannya terpapar virus corona akan ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur dan menjalani tes usap COVID-19.
"Mereka yang kontak erat dengan petugas kesehatan yang terkonfirmasi positif akan dilakukan pelacakan dan jalani swab, kemudian harus melakukan isolasi mandiri untuk cegah penularan virus corona," tuturnya.
Baca juga: 105 jenazah di wilayah timur Jatim dimakaman sesuai protokol COVID-19
Baca juga: PMI Jember bagikan masker kepada nelayan Puger
Ia menjelaskan tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 akan berdampak pada tidak optimalnya pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun swasta karena berkurangnya tenaga kesehatan yang bekerja akibat isolasi mandiri.
Sementara Direktur RSD dr Soebandi Jember dr Hendro Soelistijono mengatakan jumlah tenaga kesehatan yang terpapar virus Corona di rumah sakit setempat sebanyak 24 perawat dan empat orang dokter.
"Semuanya sudah sembuh dan kini kembali bekerja melayani pasien, namun kami lebih memperketat protokol kesehatan di rumah sakit, agar tidak ada lagi tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19," katanya.
Meski sejumlah tenaga kesehatan dan dokter terinfeksi virus corona, lanjut dia, RSD dr Soebandi tidak pernah menutup pelayanan secara total karena hanya ruangan tempat bekerja tenaga kesehatan yang positif COVID-19 yang ditutup.
"Karyawan kami lebih dari 1.000 orang, sehingga ketika ada satu tenaga kesehatan terpapar virus corona maka tenaga lainnya yang akan menggantikan," ujarnya.
Hendro menjelaskan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD dr Soebandi Jember selama beberapa bulan terakhir ini mencapai 963 orang dan 96 orang meninggal dunia karena kondisinya sudah menurun dan memiliki komorbid.
Baca juga: Peneliti paparkan kearifan lokal masyarakat adat tangani COVID-19
Baca juga: Ponpes IBU jadi percontohan pesantren tangguh COVID-19 di Jember
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: