Kemenkop-UKM mulai digitalisasi pasar
10 November 2020 20:27 WIB
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bantul Agus Sulistiyana, Co-Founder & CEO Titipku Henri Suhardja, Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DIY Wiryana dalam digitalisasi pasar di Pasar Piyungan, Yogyakarta, 9 November 2020. (ANTARA/HO)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM) memulai program “Pengembangan Pasar Rakyat” yang berfokus pada proses digitalisasi pasar dengan mendorong koperasi dan pedagang di pasar tradisional untuk merambah pangsa pasar online.
Program tersebut dimulai di dua pasar di Yogyakarta, yakni Pasar Ngoto dan Pasar Piyungan, yang akan berlangsung mulai tanggal 9 November hingga 31 Desember 2020.
"Ke depan diharapkan digitalisasi koperasi dan pasar rakyat juga akan dilakukan di pasar-pasar yang telah kami revitalisasi sejak tahun 2003 sampai dengan 2019 di seluruh Indonesia,” kata Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop-UKM, Victoria Simanungkalit, dalam pernyataan resmi, dikutip Selasa.
Baca juga: Tips bagi UKM Indonesia bertransformasi digital dengan aman
Baca juga: Pemerintah dorong percepatan digitalisasi "100 UKM Juwara"
Harapannya, kata Victoria, pelaku usaha di dalamnya dapat menuai manfaat yang lebih baik dari perkembangan pasar internet dan meningkatkan kesejahteraan pada pedagang dan anggota koperasi.
Program ini didukung oleh Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, terlebih salah satu pasar rakyat yang pada tahun 2006 mendapatkan revitalisasi ini dikelola oleh koperasi.
Peningkatan terus dilakukan, tidak hanya dari sisi sarana dan prasarana pasar dalam bentuk bangunan, tapi juga kapasitas pelaku yang terlibat di pasar rakyat itu sendiri.
Dukungan Asosiasi Pengelola Pasar Seluruh Indonesia juga tak kalah dominan dalam penguatan program koperasi pasar dan transformasi digital yang mulai dan akan terus digalakkan.
Program “Pengembangan Pasar Rakyat” merupakan respons atas fenomena banyak pasar tradisional di Indonesia yang tutup. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyebutkan bahwa jumlah pasar tradisional turun drastis dari 13.540 menjadi 9.950 pasar dalam kurun waktu 2007 hingga 2011.
Tidak dipungkiri, kehadiran lokapasar online turut menggeser kebiasaan masyarakat yang sebelumnya berbelanja langsung di pasar. Oleh karena itu, Kemenkop-UKM berusaha mempertahankan eksistensi pasar tradisional dengan memberikan ruang digital bagi pedagang pasar tradisional melalui program ini.
Dalam proses digitalisasi pasar ini, Kemenkop-UKM dibantu oleh perusahaan rintisan lokal Titipku. Melalui Titipku, Kemenkop-UKM nantinya akan memandu pedagang di kedua pasar di Yogyakarta tersebut untuk memulai berjualan secara online.
Aplikasi Titipku memungkinkan pedagang kecil di pasar tradisional untuk menjajakan produknya melalui kanal online, sehingga dapat menjamah pangsa pasar yang lebih luas. Konsep aplikasinya juga memungkinkan pengguna membantu pedagang memasukkan daftar produknya ke dalam aplikasi. Fitur ini penting karena tidak semua pelaku UMKM memiliki pemahaman digital atau internet yang baik.
Kemenkop-UKM berharap adanya program ini akan membangun sebuah ekosistem digital di mana masyarakat di sekitar pasar juga dapat saling mendukung perekonomian hingga pada akhirnya dapat menguatkan koperasi pasar.
Peran koperasi pasar sendiri juga diharapkan akan makin optimal dengan proses digitalisasi ini, sehingga koperasi pasar dapat menjadi lokomotif atau tulang punggung kesiapan pasar rakyat menuju era baru dalam perdagangan.
CEO Titipku, Henri Suhardja, mengatakan bahwa UMKM adalah masa depan Indonesia. “Kita mempercepat perkembangan usaha dengan go digital. Adanya kolaborasi antara KemenkopUKM, Dinas Koperasi, pengurus koperasi pasar, dan semua pedagang adalah solusi untuk kemajuan bersama.”
Baca juga: Tips komunikasi dan promosi UKM lewat WhatsApp
Baca juga: Kemenkop terapkan strategi khusus dongkrak perusahaan rintisan digital
Baca juga: UMKM andalkan platform digital untuk bertahan di saat pandemi
Program tersebut dimulai di dua pasar di Yogyakarta, yakni Pasar Ngoto dan Pasar Piyungan, yang akan berlangsung mulai tanggal 9 November hingga 31 Desember 2020.
"Ke depan diharapkan digitalisasi koperasi dan pasar rakyat juga akan dilakukan di pasar-pasar yang telah kami revitalisasi sejak tahun 2003 sampai dengan 2019 di seluruh Indonesia,” kata Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop-UKM, Victoria Simanungkalit, dalam pernyataan resmi, dikutip Selasa.
Baca juga: Tips bagi UKM Indonesia bertransformasi digital dengan aman
Baca juga: Pemerintah dorong percepatan digitalisasi "100 UKM Juwara"
Harapannya, kata Victoria, pelaku usaha di dalamnya dapat menuai manfaat yang lebih baik dari perkembangan pasar internet dan meningkatkan kesejahteraan pada pedagang dan anggota koperasi.
Program ini didukung oleh Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, terlebih salah satu pasar rakyat yang pada tahun 2006 mendapatkan revitalisasi ini dikelola oleh koperasi.
Peningkatan terus dilakukan, tidak hanya dari sisi sarana dan prasarana pasar dalam bentuk bangunan, tapi juga kapasitas pelaku yang terlibat di pasar rakyat itu sendiri.
Dukungan Asosiasi Pengelola Pasar Seluruh Indonesia juga tak kalah dominan dalam penguatan program koperasi pasar dan transformasi digital yang mulai dan akan terus digalakkan.
Program “Pengembangan Pasar Rakyat” merupakan respons atas fenomena banyak pasar tradisional di Indonesia yang tutup. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyebutkan bahwa jumlah pasar tradisional turun drastis dari 13.540 menjadi 9.950 pasar dalam kurun waktu 2007 hingga 2011.
Tidak dipungkiri, kehadiran lokapasar online turut menggeser kebiasaan masyarakat yang sebelumnya berbelanja langsung di pasar. Oleh karena itu, Kemenkop-UKM berusaha mempertahankan eksistensi pasar tradisional dengan memberikan ruang digital bagi pedagang pasar tradisional melalui program ini.
Dalam proses digitalisasi pasar ini, Kemenkop-UKM dibantu oleh perusahaan rintisan lokal Titipku. Melalui Titipku, Kemenkop-UKM nantinya akan memandu pedagang di kedua pasar di Yogyakarta tersebut untuk memulai berjualan secara online.
Aplikasi Titipku memungkinkan pedagang kecil di pasar tradisional untuk menjajakan produknya melalui kanal online, sehingga dapat menjamah pangsa pasar yang lebih luas. Konsep aplikasinya juga memungkinkan pengguna membantu pedagang memasukkan daftar produknya ke dalam aplikasi. Fitur ini penting karena tidak semua pelaku UMKM memiliki pemahaman digital atau internet yang baik.
Kemenkop-UKM berharap adanya program ini akan membangun sebuah ekosistem digital di mana masyarakat di sekitar pasar juga dapat saling mendukung perekonomian hingga pada akhirnya dapat menguatkan koperasi pasar.
Peran koperasi pasar sendiri juga diharapkan akan makin optimal dengan proses digitalisasi ini, sehingga koperasi pasar dapat menjadi lokomotif atau tulang punggung kesiapan pasar rakyat menuju era baru dalam perdagangan.
CEO Titipku, Henri Suhardja, mengatakan bahwa UMKM adalah masa depan Indonesia. “Kita mempercepat perkembangan usaha dengan go digital. Adanya kolaborasi antara KemenkopUKM, Dinas Koperasi, pengurus koperasi pasar, dan semua pedagang adalah solusi untuk kemajuan bersama.”
Baca juga: Tips komunikasi dan promosi UKM lewat WhatsApp
Baca juga: Kemenkop terapkan strategi khusus dongkrak perusahaan rintisan digital
Baca juga: UMKM andalkan platform digital untuk bertahan di saat pandemi
Pewarta: Suryanto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
Tags: