Mulai pulih, volume penjualan Indocement meningkat 43,4 persen
10 November 2020 19:54 WIB
Dirut Indocement Christian Kartawijaya (tengah) didampingi Direktur SDM dan CSR Antonius Marcos (kiri), Selasa (10/11/2020) petang dalam webinar Paparan Publik 2020 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk secara virtual. (FOTO ANTARA/HO-Humas Indocement)
Citeureup, Bogor (ANTARA) - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencatat kenaikan volume penjualan sebanyak 43,4 persen pada periode triwulan ketiga tahun 2020, dibandingkan periode sebelumnya.
"Indocement mencatat pemulihan yang signifikan, sehingga marjin laba kotor atas pendapatan termasuk EBITDA (penghasilan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) ikut meningkat," kata Direktur Indocement Antonius Marcos dalam webinar Paparan Publik 2020 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk secara virtual yang dipantau Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/11) petang.
Dalam webinar bersama Direktur Utara (Dirut) Indocement Christian Kartawijaya, ia menjelaskan pangsa pasar Indocement pada triwulan ketiga meningkat jadi 26 persen, dibanding periode sebelumnya yang hanya 25,7 persen.
Pertumbuhan tersebut didukung pangsa pasar di Jawa yang meningkat 0,6 persen dan luar Jawa meningkat 0,8 persen.
Selain itu, kata dia, pada tahun 2020 ini pabrik Indocemenet yang di Tarjun, Kabupaten Kotabari, Kalimantan Selatan telah pulih dan beroperasi normal di triwulan ketiga, dibandingkan tahun 2019 di mana perusahaan harus menghentikan operasional selama tiga hingga empat bulan disebabkan ada perbaikan pembangkit tenaga listrik.
Dikemukakannya bahwa pendapatan bersih Indocement pada periode ini turun 10,6 persen menjadi Rp10,149 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019, yakni Rp11,347 miliar, disebabkan oleh kombinasi volume penjualan dan harga jual rata-rata yang lebih rendah.
Ia menyebutkan beban pokok pendapatan pada periode ini juga menurun 12,5 persen dari Rp7,670 miliar menjadi Rp6,712 miliar, dampak dari penurunan volume penjualan dan penurunan harga batu bara.
"Termasuk upaya penghematan yang berkelanjutan pada biaya produksi seperti peningkatan penggunaan batu bara bernilai kalori rendah (LCV) dan bahan bakar alternatif," katanya.
Kemudian, laba bersih pada periode ini turun 5 persen menjadi Rp1,116 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,175 miliar. Menurutnya, persentase penurunan ini lebih rendah dari penurunan total pendapatan karena penghematan biaya dan upaya efisiensi, demikian Antonius Marcos.
Baca juga: Semester pertama 2020, Indocement jual 7,3 juta ton semen
Baca juga: Indocement catat laba bersih Rp1,8 triliun selama 2019
Baca juga: Cegah COVID-19, Indocement bantu desa binaan dengan disinfektan
Baca juga: Indocement sumbangkan disinfektan untuk desa-desa di Bogor
"Indocement mencatat pemulihan yang signifikan, sehingga marjin laba kotor atas pendapatan termasuk EBITDA (penghasilan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) ikut meningkat," kata Direktur Indocement Antonius Marcos dalam webinar Paparan Publik 2020 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk secara virtual yang dipantau Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/11) petang.
Dalam webinar bersama Direktur Utara (Dirut) Indocement Christian Kartawijaya, ia menjelaskan pangsa pasar Indocement pada triwulan ketiga meningkat jadi 26 persen, dibanding periode sebelumnya yang hanya 25,7 persen.
Pertumbuhan tersebut didukung pangsa pasar di Jawa yang meningkat 0,6 persen dan luar Jawa meningkat 0,8 persen.
Selain itu, kata dia, pada tahun 2020 ini pabrik Indocemenet yang di Tarjun, Kabupaten Kotabari, Kalimantan Selatan telah pulih dan beroperasi normal di triwulan ketiga, dibandingkan tahun 2019 di mana perusahaan harus menghentikan operasional selama tiga hingga empat bulan disebabkan ada perbaikan pembangkit tenaga listrik.
Dikemukakannya bahwa pendapatan bersih Indocement pada periode ini turun 10,6 persen menjadi Rp10,149 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019, yakni Rp11,347 miliar, disebabkan oleh kombinasi volume penjualan dan harga jual rata-rata yang lebih rendah.
Ia menyebutkan beban pokok pendapatan pada periode ini juga menurun 12,5 persen dari Rp7,670 miliar menjadi Rp6,712 miliar, dampak dari penurunan volume penjualan dan penurunan harga batu bara.
"Termasuk upaya penghematan yang berkelanjutan pada biaya produksi seperti peningkatan penggunaan batu bara bernilai kalori rendah (LCV) dan bahan bakar alternatif," katanya.
Kemudian, laba bersih pada periode ini turun 5 persen menjadi Rp1,116 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,175 miliar. Menurutnya, persentase penurunan ini lebih rendah dari penurunan total pendapatan karena penghematan biaya dan upaya efisiensi, demikian Antonius Marcos.
Baca juga: Semester pertama 2020, Indocement jual 7,3 juta ton semen
Baca juga: Indocement catat laba bersih Rp1,8 triliun selama 2019
Baca juga: Cegah COVID-19, Indocement bantu desa binaan dengan disinfektan
Baca juga: Indocement sumbangkan disinfektan untuk desa-desa di Bogor
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: