Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto memastikan Indonesia tidak mengalami banjir impor setelah Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang ditandatangani 15 negara akan dilakukan pada pekan ketiga November 2020.

"Impor tidak mungkin akan banjir karena kita semua sepakat dan negara ASEAN untuk melindungi supaya ada keseimbangan dari impor khususnya trade balance," kata Agus Suparmanto dalam jumpa pers virtual usai ASEAN Summit 2020 di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, ada 152 pos tarif terkait barang konsumsi atau essential goods yang disepakati dan dipastikan berdampak positif bagi perdagangan Indonesia.

Baca juga: Kemenperin minta industri bersiap rebut peluang dari implementasi RCEP

Rencananya, RCEP akan ditandatangani sepuluh negara di ASEAN dan lima negara Asia Pasifik lain yakni China, Korea Selatan, Jepang, Australia dan Selandia Baru.

"Ini akan memberikan sinyal positif bagi peningkatan perdagangan di ASEAN plus negara yang menandatangani RCEP itu," imbuhnya.

Meski begitu, Agus menambahkan setelah ditandatangani RCEP tidak akan langsung berlaku, namun melalui proses ratifikasi seluruh negara terlebih dulu.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kesempatan yang sama mengatakan RCEP merupakan kemitraan perdagangan besar mewakili 29 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.

Baca juga: Mendag sebut perjanjian RCEP bakal ditandatangani November 2020

"RCEP ini penting terutama dalam situasi tahun depan terkait pemulihan. Berbagai negara diprediksi tumbuh positif dengan penanganan pandemi COVID terutama dengan adanya vaksin, memunculkan optimisme," katanya

Apabila dibandingkan Kemitraan Trans Pasifik (TPP), lanjut dia, nilai perdagangan dari RCEP diperkirakan mencapai 10,5 triliun dolar AS, sedangkan TPP mencapai 5,8 triliun dolar AS.

"Diharapkan tambahan ASEAN plus negara lain ini bisa membantu membuka akses pasar dan ini bisa memulihkan perekonomian regional," katanya.

Baca juga: Menko Airlangga: ASEAN sepakat untuk selesaikan perundingan RCEP

Baca juga: Indonesia harap RCEP segera rampung agar tak kehilangan momentum